English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Jumat, November 27, 2009

KORBAN ADALAH CARU KALAU DI BALI

i-om

Dalam adat Majapahit yang lestari di Bali Korban adalah Caru, dimana Hewan dipotong dan dibuat Korban tapi lengkap di Upacarai sesuai Adat dan tidak lupa memakai Dupa yang menurut Injil agar bisa sampai itu Doa bersama asap Dupa ke Tuhan / Allah, Sedang Adat Arab Korban / Qurban adalah Memotong Kambing, Sapi dan dibagikan fakir miskin hingga rebutan makan Kurban, malah hari Kurban 27-11-2009 Angin Besar, Pohon ratusan tahun roboh menimpa mobil, Ombak besar kapal karam, Banjir Bandang, Tanah Longsor pokoknya Bencana menghiasi Berita TV disamping Hukum Orang ngambil buah Coklat, Kapuk, Semangka untuk makan Pemiliknya tidak mau berkorban sipengambil dihukum. Lalu untuk siapa Korban itu ? Orang membeli Kambing lalu di potong dan di Bagikan ditahun baru Haji yang suci ini, hingga rebutan karena Melaratnya Bangsa ini tidak pernah makan enak sampai segumpal daging Berebut Dorong Dorongan anak tergencet ada jatuh terinjak injak demikian berita TV, Kalau Adat Kuno dulu Korban ya di Larung seperti Telaga di Beri Korban yang di Tenggelamkan {Pakelem}, atau ditanam dalam tanah dengan Upacara agar Dewa Penunggu tidak marah, Caru / korban untuk Buta Kala agar tidak memakan manusia, Lha ini disebut Korban tapi bukan untuk Buta Kala tapi untuk Tahun Baru Haji di Arab, Sama halnya Membagi Daging untuk mesyarakat miskin sampai rebutan dan Korban tergencet dan Alam pun marah, Jadi sebutan Korban ini justru memicu Marahnya Bhatara Kala karena bukan untuk Beliau Korbannya bahkan selama 500 tahun Bhatara Kala tidak dapat Caru hingga sekarang cari Caru terus anak buahnya hingga itu banyak kecelakaan darah mengalir terus untuk Caru / Korban sedikit sedikit Kacelakaan yang menewaskan Orang [TV], Kalau Bali kan benar benar Upacara Caru / Korban untuk menghibur Bhatara kala agar tidak cari Korban seperti menanam caru dan Pakelem, Kalau di Arab kita tidak perlu ngurus adat Arab tatacara korbannya. Tapi marilah kita merenung kalau kita hidup di Tanah Jawa dan bali dulu yang adatnya sebelum Islam Arab masuk sama, terbukti Candi Candi di Jawa biarpun rusak dan hancur sama dengan Bali yang selama 1000 tahun tetap di Upacrai Odalan dan Caru / Korban seperti Potong Anjing Blang Bungkem, Kambing, bahkan Kerbau pun ada namanya caru Gede, Bukan motong motong dibagikan fakir miskin yang memang baik untuk Amal di Jawa yang karena melaratnya sampai rebutan pingin makan enak malah di TV ada Ibu yang sudah 1 tahun tidak pernah makan daging karena melarat nya sampai tidak kuat beli daging hanya nunggu kalau ada pembagian seperti saat Kurban ini, Yang Parah malah Umat Budha atau Pengikut Dewi Ibu Kwan Im malah jelas tidak mau rebutan daging karena Mereka Vegetarian alias tidak makan Daging atau barang bernyawa biarpun Melarat dan kaya. Adat Islam selalu menumpas adat Budha Majapahit seperti Pura Majapahit trowulan di serbu di bom bahkan ditutup tidak boleh kegiatan dan Ritual Caru / Korban ,lalu kita angkat Bicara karena sudah dimulai Islam yang memenangkan dan membenarkan  dan memang paling benar Adat Arab, selalu menyalahkan Adat Majapahit lokal yang kebetulan lestari di Bali dan menutup Pura Majapahit Trowulan sedang Islam bebas melakukan apapun termasuk Dakwah, bikin Musola dan Mesjit tanpa ijin padahal Agama lain harus ijin dan bila nekat dihancurkan alasan tidak punya ijin yang sengaja tidak diturunkan itu ijin dan Islam selalu memantau Orang bikin gereja dan Pura juga Sanggar  dibiarkan dulu kalau sudah selesai lha kerjasama dengan aparat Menghancurkan dengan dalih tidak punya ijin, sedang adat  Arab bebas tidak perlu ijin juga bahkan selalu menyalahkan Adat kita yang Kafir, jadi ada Hak kita memberi penjelasan Adat Korban / Caru versi lokal agar Orang Tahu Adat Majapahit yang juga dikenal Masyarakat di Jawa biarpun masuk Islam Kejawen yang dianggap Sesat oleh Islam Arab dan siap siap nunggu di bubarkan.. dengan alasan melecehkan Islam karena di Arab tidak ada ngarak Tumpeng jadi rebutan, Nyuguh Danyang Desa, Ruwatan, Upacara Leluhur Odalan dan Caru  ini namanya Musrik atau Kafir Muja Setan dan Berhala yang musuh Allah hingga Pura Majapahit Trowulan dilarang melaksanakan Upacara Caru / Korban / Ritual Majapahit, Jadi Korban / Caru adat kita yang dilarang islam adalah Menghormati Bhatara Kala agar tidak Marah, contoh acara Ruwatan yang disebut Murwat Kolo dan nanggap Wayang dengan Dalang Khusus Tukang NGERUWAT dengan Lakon Murwat Kolo dimana Bhatara Kala oleh Bhatara Wisnu yang nyamar jadi Dalang Kandha  Bhuwana Mengakali Bhatara Kala agar tidak ngawur cari Korban Lihat sekarang karena tidak pernah di Suguh Bhatara Kala marah bikin Bencana Banyak Orang mati untuk Korban / Tumbal tapi di sebut Takdir Allah dan masyarakat pun percaya karena 500 tahun tidak mengerti adat sendiri bahkan Bhatara Kala pun tidak dikenal tahunya hanya Allah, Di Bali ada Caru Tabuh Rah Adu Jago Darahnya untuk Caru / Korban / Tumbal pengganti Manusia, tiap hari selalu nyaji yang disebut "NGEJOT" jadi apapun yang kita makan diambil sedikit sedikit di sajikan ditiap sudut halaman rumah dan tempat tempat yang dianggap ada Penunggunya agar Bali aman tidak terkena Bencana, ini jaman Majapahit 500 tahun yang lalu di Jawa pun sama, Adat Majapahit Hilang seiring Hancurnya Majapahit Trowulan dengan sebutan "Sirna Ilang Kertaning Bumi" 1400 Saka / 1478 Masehi ketika diserang Raden Patah dan Adat Majapahit diganti Agama Rasul Islam yang langsung Allah tidak boleh nyembah selain Allah Kitab, Lontar, yang berbau Budha dibakar dan dilarang dibaca, Tapi Adat di Kadhiri yang belum kalah oleh Islam tetap ada seperti Bersih Desa, Ruwat Deso , Nyuguh Leluhur, dll upacara Musrik sampai sekarang bahkan 2003 Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta malah Meruwat Kota Kadhiri dengan tambahan Banten dari Bali, Beliau Keturunan Raja Kadhiri Terakhir Sri Wilatiktra Brahmaraja V dan berhasil mengalahkan dan membuka Pemblokiran Jalur Sungai Kadhiri dan Trowulan yang berhasil menewaskan Bupatinya Nyo Lai Hwa ipar Raden Patah 1486 hingga Perahu Perahu Pedagang China, Portugis, Belanda, Inggris bisa masuk Kadhiri lagi dari Ujung Galuh yang dikuasai Istri Sunan Ampel Almarhum yang tidak merestui Demak Kerajaan Islam pimpinan Patah hingga masuknya Belanda menguasai Ujung Galuh dan dirubah Soerabaja yang Orang China dahulunya sudah 3000 tahun mungkin lebih menyebut SE SWE / SU GALU Ujung Galuh kota Air sebutan ini berlaku sampai kini Jakarta disebut YEK JEN orang Jakarta kalau ke Surabaya menyebut SIANG SE SWE, dan Biarpun 1965-1966 Tempat Danyang / Kawitan / Bibit Kawit Desa banyak yang dihancurkan dan Acara Ruwat / Caru /Korban Desa di larang Seiring ditutupnya Klenteng China tempat Pemujaan Leluhur yang sama denga Punden Desa, Kitab Tan Khoen Swie, Bung Karno dan apapun yang berbau China baik Tulisan dan Sekolah nya juga dilarang dianggap  Komunis Tidak ber Tuhan,Tapi  Adat tetap dilestarikan dengan diam diam bahkan ada Kiyai yang menyimpan Buku Tan Khoen Swie sayangnya bahasa Jawa jadi tetap tidak bisa dibaca karena yang bisa baca sudah mati tua dan butuh terjemahan Pakar Bahasa Jawa 2 X  Tulisan Jawa ke Tulisan Ejaan Baru terus Tulisan Ejaan yang masih bahasa Jawa diterjemahkan bahasa Indonesia Baru ,sekarang karena Orang hanya pandai Bahasa Arab dan sekarang kalau mau Belajar Bahasa Jawa kuliahnya di Leden Belanda baru nanti bisa membaca Tulisan Lontar Negarakertagama disini yang diutamakan bahasa Allah Arab jadi Orang Jawa tidak bisa baca Tulisan jawa tapi Tulisan Arab sangat ahli dan faseh untuk lomba MTQ [baca Quran] karena Lomba Bahasa Jawa tidak ada, dan Untung seiring jaman dan Revormasi 1998 kini awal 2009 Kitab Terjemahan Tan Khoen Swie boleh terbit ? ya memang Kitab sekarang seperti Majalah dan Koran / TV sudah Bebas bersuara ya bolehlah Terbit bukan untuk SARA tapi agar masyarakat tahu dan tidak SARA, untuk perbandingan dengan kitab Arab lalu diadu mana yang baik mana yang benar dan cocok budaya kita, Orang bisa berpikir bahwa Kitab Jawa belajar Mokswa jadi Dewa dan tinggal di Kadewatan sedang Quran belajar di Alam Kubur nunggu Bangkai busuk dan Kiamat nanti di Bangkitkan Allah tapi ada Film Kiamat 2012 malah marah dan di Haram kan itu Film oleh MUI Malang tidak boleh di tonton tapi sekarang MUI Jakarta sudah melunak tidak melarang menonton karena banyaknya yang nonton sampai antri karena malu ya lalu berkata bolehlah nonton katanya MUI sekarang hari ini [TV], Kembali ke Korban tadi yang tidak memakai adat Jawa tapi adat Arab, Justru Memicu Marah nya Bhatara Kala yang merasa di Lecehkan,  katanya Korban tapi bukan untuk Sang bhatara, Tapi hanya potong Hewan dibagikan, lha Rumah Jagal hewan juga tiap hari Potong Hewan untuk di jual kepasar, jadi 500 tahun tidak pernah ada Caru dan Untung Bali yang kecil tetap Mengadakan Caru bila Odalan tidak prenah putus selama 1000 tahun mungkin lebih, ini yang kita ambil Pura Durga Mahendradata yang 11-11-2009 mengadakan Upacara Peringatan Abhiseka Ratu Tri Bhuwana Tungga Dewi yang dihadiri Raja Majapahit Masa Kini Sri Wilatikta Brahmaraja XI Yang Pura / Puro / Griyo / Dalem nya di trowulan di Tutup dilarang Rutual [Odalan dan Caru / Korban cara Majapahit] dan Kegiatan dalam bentuk apapun Atas nama Islam oleh Imam  / Takmir Karyono yang MUSPIKA pun tunduk memasang Papan Penutupan Atas nama Islam karena Adat Majapahit bertentangan dengan Islam. Jadi adanya Korban jumat yang lalu tidak ada manfaatnya bagi Bhatara Kala yang Baurekso Tanah Jawa, Karena malah Bencana tetap merajalela, sebab korban hanya ikut ikutan Adat Arab yang tahun baru Haji yang harusnya dirayakan di Arab saja, dan lebih tepat Istilahnya untuk disini Show berkorban Motong Kambing dan Sapi untuk dibagikan Orang miskin serta mengungkap betapa melarat nya Bangsa ini untuk bisa makan daging enak sampai Rebutan dan disiarkan TV biar Dunia tahu betapa melarat nya Bangsa ini dan yang kaya Show naik Haji ber acara Qurban di Arab [juga disiarkan TV], Sedangkan Orang yang melaksanakan Korban dengan Benar sesuai adat Sendiri yaitu caru malah dilarang seperti di Pura Majapahit Trowulan, Lucu juga kalau Orang Islam bebas Upacara dengan nama Qurban sedang Pura Majapahit Trowulan juga Caru / korban tapi dilarang padahal ya sama Odalan Caru 1 tahun sekali tiap Purnama ketiga, Padahal ayo Lihat sejak Pura Majapahit Trowulan di tutup November 2001 Logis sejak 2002 Tidak ada Odalan dan Caru lagi, ya ada upacara Nyuguh kecil kecilan kalau hari baik seperti Tumpengan yang dilaksanakan Andri Putra Suhu Tjia Kiem Hien Klenteng Tuban juga pengurus Konghucu yang tinggal di Pusat Informasi Majapahit sambil usaha Menjunjung nama "'Sepatu Trowulan" yang sempat gencar di TV beberapa tahun yang lalu, biarpun Usaha sepatu banyak yang mati, Tapi Andri Pangeran Tuban yang percaya Leluhur tetap berusaha menunjukkan bahwa Sepatu trowulan masih jalan agar tidak memalukan dan sesuai Promosi di TV masa lalu. dan Sering Syukuran atau berkorban bikin Tumpeng setelah di Aturkan Leluhur tak lupa dibakari Dupa biar asapnya sampai ke Allah lalu dimakan / disurut bersama ternyata Sepatunya laris sampai dapat Order Kontan dari luar Pulau direstui Leluhur ciptaan Allah yang bikin Hukum nomer 5 "Hormatilah Orang Tuamu agar mendapat Surga dan usia panjang", Kembali ke Upacara Caru tadi, jadi Sejak 2002 Pura Leluhur Trowulan tidak Upacara lagi, Yang aneh Tulisan Sabdopalon Terwujut, Angin Besar sebelumnya tak pernah ada kini Malah Bisa menghancurkan Rumah Rumah di Jombang, Tulung Agung dll [TV pagi tadi] dan Menumbangkan Pohong Besar, Longsor, Banjir dll [TV] Banjir Bandang merajalela [TV] Air Laut Naik 2004 di Aceh, kalau didaerah ya Rop pantai tergerus[abrasi] bahkan di Semarang air laut kedaratan cukup jauh, Jakarta dan Pantai Utara Jawa Abrasi , Lumpur Lapindo keluar dan Pas Hari Korban 27-11-2009 membesar debit nya 500 X sampai Tanggul cincin setinggi 12 meter lenyap dan hilang [TV] Ini membuktikan Kurang nya Pengorbanan kita pada yang Baurekso Tanah Jawa ya Dahulu kan sudah di Bilang 500 tahun, Islam diberi kesempatan 500 tahun memegang ya Hasilnya tidak ada bukan Adil Makmur 75 tahun penumpasan menjadi jadi Buku buku Budha dibakar diganti hanya Quran dan Hadist, Penduduk yang bukan islam lari ke Gunung dan Bali, hingga Belanda datang dan berkuasa 350 tahun karena didukung Leluhur itu Candi Candi di Pugar dan di Lindungi Hukum bagi yang merusak, Buku Tan Khoen Swie dilindungi Hukum untuk Terbit, Sejak Pemerintahan Raden Patah dan wali songonya malah oleh Islam Orang Jawa dibutakan adat dan budaya nya Untung Sabdopalon tidak Curang bahkan dilebihkan dari 500 tahun agar Orang Sadar, Kalau Islam hanya diberi waktu 500 tahun mengenai tidak bisa mempertahankan dan diambil alih Belanda yang Kristen salahnya sendiri dan untung Belanda malah menyelamatkan Budaya, itu Hongkong yang disewa Inggris di Kembalikan ke China, Cuman karena Jujurnya Sabdopalon tidak perlu meminta tapi Jepang yang Budha kan berhasil memerdekakan Nusantara hingga Bung Karno jadi Presiden Pertama juga dituduh Kolaborasi dengan Jepang atau Boneka nya Jepang dan menerima Pampasan Perang dari Jepang untuk bikin Hotel Bali Beach di Bali dan Hotel Ambarukmo di Jogja, Jembatan Semanggi dll, tapi Negara ini 1965 direbut Islam lagi Bung Karno dan Pengikutnya berhasil di Tumpas dengan cap Komunis Tidak ber Tuhan, Tapi harusnya Orang kini diera Reformasi Sadar dengan mengembalikan Adat dan menghormati Beliau dengan mengembalikan tata Cara Majapahit seperti yang dilaksanakan Hyang suryo di Rumahnya Pura Majapahit Trowulan, ya memang dianggap Kecil memang berpenampilan Terkecil Tapi Gaung nya Terbesar, malah dilarang, Tapi ya biarlah Ajaran Islam memang bertentangan dan menang menangan dengan saudara nya Kristen saja perang terus sampai Kiamat  jadi maklumlah, ya kita lihat saja bagaimana nanti, Mengenai Upacara Odalan dan Caru ya Bisa di Bali karena Bali masih wilayah Nusantarara atau Indonesia juga yang bebas melaksanakan Adat Budaya Majapahit lainnya kan ikut Budaya Arab. Jadi mau minjam kata Kurban biarpun bukan Korban untuk Tanah jawa tapi Korban untuk tanah Arab ya biarlah sampai Pura Majapahit Trowulan dilarang Upacara ya biarlah juga Ngalah terus biar enggak SARA kata nya jadi kita di Injak injak terus dan harus ngalah terus ya bisanya nulis ini, Jadi mari kita lihat kalau Orang Jawa bilang Jadilah Orang "MENANGI'" bukan "MENANGAN" buktinya Camat yang Menangan nutup malah tidak Menangi Kehebatan Majapahit karena Tewas jadi Korban Islam Arab Perang Salib Karyono yang termasuk melarang Acara Korban / Caru di Pura majapahit sejak 2002, Padahal Korban / Caru nya sesuai Adat majapahit dan di Buat Ahli nya dari Bali Sisa Sisa Majapahit bahkan di Puput Ida Pedanda Made Gunung {habis Muput malah bisa bertemu George Bush Presiden Super Power / Polisi Dunia Amerika dan ini satu satu nya Pendeta Hindhu yang ditemui Pimpinan Tertinggi Negara Paman Sam}, Ida Pedanda Basuki dan Ida Pedanda Prof. DR Narendra Purnama ketiga 2 Oktober 2001 [ Belakangan Muput juga Ngenteg Linggih di Pura Ibu Jimbaran2008] Demikanlah Tentang Korban / Caru / Ruwat adat Majapahit dan Arab silahkan membandingkan sendiri Manfaatnya oh ya Aneh Puri Surya Majapahit Trowulan itu letaknya Jalan Brawijaya Dara Jingga tembus Jalan Sabdopalon ini nama nama Sakral Majapahit kok malah dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun, Mangkanya Camat yang nutup langsung Struk dan tambah kurang 3 tahun Tewas dikutuk Leluhur Sabdopalon yang tidak bisa dapat Suguhan Odalan dan Caru / Korban  lagi yang dikirim dari Bali, yang Nge Bom disambar Petir, ya kalau dianggap kecil tapi kalau dipikir kenapa Leluhur tinggal di Candi dan Meru di Jalan Dara Jingga / Ratu Mas / Yulan / Indreswari Permaisuri Sri Wilatikta Brahmaraja / Jayasabha / Bhatara Indra [yang juga punya Pelinggih di Besakih Bali dibuat 1443 oleh Arya Damar dan Gajah Mada] ini patut juga dipikirkan kok sesuai Nama Jalan juga Dara Jingga dan Sabdopalon nya Tempat Para Tamu menginap dahulu kalau Suroan Banyak Tokoh Kejawen antara lain DR Soemono Soemodisastro Ketua HPK belakangan jadi BKOK Jawa Timur, Romo Wisnu, RM Tjokrohadiningrat Putra Jendral RM Oerip somohardjo yang diabadikan nama Jalan di Surabaya,  Tamu Tamu Bali antara lain DR Suryawan dan Pakar Tao dari Jepang juga Touris yang menginap di Griyo Sabopalon Bahkan seorang Wanita spritualis Tingkat Dunia bersama Mr. Yongky dan rombongan Biksu China yang menginap berkata demikan Hebat nya Aura di Griya Sabdopalon yang mepet Segaran bagian Barat yang dijaga Gusti Raden Pandji Sisworo Gautomo ini karena benar benar Suci sampai merokok saja dilarang di Griya ini oleh Raden Gautama yang 50 tahun Vegetarian dan sangat  kukuh, Lurus dan kejam menjalankan Adat menyucikan Griya biarpun tempat menginap para Tamu Agung bahkan Jero Gede Dalem Tarukan Susila juga dimarahi karena merokok di Griya, menurut Suryohadi dan Kiyai Khoirul juga sering dimarahi Sisworo karena mengutak atik Daksina mereka yang juga tinggal di depan Griyo Sabdopalon juga di Jalan Sabdopalon tempat Usaha Sepatu yang dipimpin Mas Andri Pangeran Tuban untuk mendanai keperluan Upacara Tumpengan Pura Majapahit itu dengan usaha Sepatu Trowulan yang berkat Restu Leluhur banyak Ordernya padahal banyak pengusaha sepatu gulung tikar, Dan kebetulan Tulisan / Ramalan Sabdopalon sekarang lagi berjalan atau terbukti jalan [lihat TV] ANEH TAPI NYATA {Komang Soper baru dari Trowulan Nyoting Klip Lokasi, dan Gusti Heker membahas Korban / Caru serta Para Mangku Majapahit Center }

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom