English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Jumat, Desember 31, 2010

SABDOPALON DI BESAKIH

i-om
Acara tutup tahun 2010 di Besakih, Suasana Pura Ibu majapahit Jimbaran 31/12 sangat ramai, sejak 30/12 Perbaikan dilakukan dan Suasana yang tiap hari Hujan terhenti,Puncak Gedong Pratima di Keramik agar air tidak mrembes masuk Ruko {Rumah Toko} di Puri Gabing Jimbaran Tempat Pratima Para leluhur Majapahit ini, Juga Ibu Ibu sibuk bikin Sesaji dan Tumpeng dibawa ke Besakih yang selalu Upacarai sejak 1000 tahun tanpa henti dan pada tahun 1343 di Besakih juga dibangun Pura janggala, Meru Brahmaraja dan Permaisurinya Ratu Mas Magelung / Dewi Kwan Im Manivestasi Putri Yulan putri Raja Miao Li dari China yang ternyata Beliau keturunan satu dari empat Wanita Tercantik di China yaitu Putri Si Xi [baca Shi She] Suami Putri ini Cung Li tinggal di Gunung Li San Ibu Kota China 3000 tahun yang lalu Kota Su Cow, Kemudian menurunkan Raja Miao Li yang di Era Singhasari Putrinya Yulan diperistri Brahmaraja Jayasabha yang Putranya Kerta Wardhana mengawini Ratu III Majapahit Tribhuwana Tunggadewi,

Hingga Brahmaraja Jayasabha mendapat Gelar Sri Wilatikta Brahmaraja Sebagai bhatara Ring jenggala yang masih Keturunan Airlangga meneruskan Kerajaan kahuripan yang disebut Jenggala oleh Mpu Bharadah yang memecah 2 Kahuripan dan yang satu Kadhiri dengan Rajanya Jayabaya, Karena Ibunda Airlangga Dewi Mahendradata yang Suaminya Raja Bali Udayana, maka hubungan dengan Bali tak terpisahkan hingga Pura jenggala yang Rajanya Brahmaraja ada di Besaklih berikut Candi / Meru Brahamraja dan permaisurinya..Juga Pura Mahendradata di Blahbatuh masih Lestari sejak 1000 tahun hingga kini dan Mahendradata di Manivestasikan Durga mahisa wardhini atau dewi Tangan seribu yang di China disebut Dewi Kawan Im Jien So Jien Yen yang kini juga berada di Pura Ibu Majapahit jimbaran yang malam tahun baru ini akan Upacara di Besakih. Dewi Mahendradata adalah Putri Mpu Sindog seorang Brahmanaraja yang Menjadi Raja kahuripan yang hingga kini menjadi Jenggala dan Rajanya Trah Barhmaraja hingga ke XVII dan dari Era majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja Keturunan ke XI yang berdarah Brahmana dan Satriya sejak Kerta Wardhana menikahi Ratu majapahit III Tribhuwana Putri Jaya Wijaya Trah Ken Arok Bhatara Siwa.

Tepat jam 17 Wita Rombongan dengan beberapa mobil berangkat, Tiap mobil membawa Pratima, seperti Semar, Sabdopalon Kadhiri yang dikenal Mpu Daha, Sabdopalon Versi China, Ratu Mas magelung atau dewi Kwan Im yang Punya Pelinggih di Besakih dan Pusaka Pusaka majapahit, dan Tepat jam 19.oo Rombongan tiba di Besakih, Pratima leluhur dengan disambut Para mahasiswa Universitas marhaen yang mengundang, Putra Putri Kampus, Teruna Teruni Bali, Para Siswa dan Siswi Bali diiring kemudian di linggihkan di Candi / Meru Tumpang III Ratu Mas magelung. Dan diadakan Do'a bersama.

Jam 23.30 Datang Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan langsung menuju Candi / Meru Tumpang XI Brahmaraja dan duduk di Meru didampingi Mariko Takaki Pelajar Jepang yang membawakan Pusaka keris naga Raja, Tak lama datang raja majapahit bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I yang langsung medatangi Brahmaraja XI untuk melakukan Sungkem memegang kaki Turunan ke XI Brahmaraja ini dan mengusapkan ke Kepalanya, dan Brahmaraja membalas menumpangkan Keris naga raja ke Kepala Raja Majapahit bali yang juga Rektor Universitas marhaen yang didirikan bung karno 1963 di Bali. Tepat jam 24.oo Wita Sri Wilatikta Tegeh Kori berdo'a didepan Pratima majapahit yang di jejerkan didepan Meru Ratu Mas, diikuti Para mahasiswa dan pengunjung, diteruskan kembali ke Meru Brahmaraja mengucapkan selamat tahun Baru kepada Brahmaraja XI. Foto atas Brahmaraja menumpangkan Keris naga Raja ke Kepala Raja Bali agar diberi Kecerdasan dalam mengendalikan Universitas Mahendradata, World HinduYouth Organization, The Sukarno Center dan 800 Organisasi tingkat Dunia yang diembannya.

Tepat jam 24.oo WIB [Waktu Trowulan] Brahmaraja XI berdoa didepan meru Ratu mas Leuhurnya, Selesai berdo'a lalu mengucapkan selamat Tahun baru 2011 kepada yang hadir, diteruskan sedikit Darma wacana, bahwa Air adalah dewa Wisnu, Tanah adalah Dewi Sri Permaisurinya, Sedang Putranya Boma yang selalu dipasang diatas Pintu Candi adalah Dewa tumbuh tumbuhan, dan Wisnu berkenan turun yang saat itu Hujan Gerimis rintik rintik. Dan Sabdopalon adalah Pamomong Raja dan Raja adalah Titisan wisnu, jadi sudah benar Air turun sebagai Tanda Dewa Wisnu Turun, juga sesuai Pitaka sabdopalon tentang Alun Minggah Ing Daratan, Banjir bandang dan Gunung Gunung Meletus, Angin Besar menerjang dan ini sedang terjadi seperti di TV Gunung Krakatau juga lagi meletus, Situbondo dilanda banjir serta berbagai kota Hancur diterjang Angin Puting Beliung dan di Probolinggo Gedung Sekolah Ambruk tak kuat menhan Abu Gunung Bromo.

Setelah berdo'a dan memberi Darma Wacana singkat Brahmaraja XI meninggalkan tempat Upacara, Kembali merayakan Malam tahun baru dibeberapa tempat di Bali, Suasana langit dipenuhi Bunga Bunga kembang api / Mercon buatan China yang banyak dijual dari harga 2000 hingga 50 juta rupiah atau lebih yang bisa dibeli sesuai kemampuan, Juga suara Terompet Hingar bingar, diselingi Musik, Benar benar Ramai Masyarakat Bali merayakan menyambut Tahun Baru 2011 ini, Sepanjang jalan Masyarakat berkumpul bergembira sambil menari, Juga Para Touris Lokal dan mancanegara ikut memenuhi Bali hingga Hotel Hotel pada Penuh sesak, juga Kafe, Restoran, Bar dan tempat hiburan lainnya berlomba membuat Acara Tahun baru dengan Tiket 10.000 hingga puluhan juta dengan hadiah beragam agar membuat Senang pengunjungnya.

Tahun tetap berjalan tidak bisa mundur, Jadi Perubahan tetap Abadi biarpun banyak Orang berusaha menghentikan Perubahan tapi ini akan sia sia, Semua mengharapkan lebih baik nasibnya ditahun yang baru, Justru TV menyiarkan Kemewahan dan Korupsi Bank Century diselingi Rakyat yang makan nasi Aking sebuah Perbedaan yang menyolok, Kilas balik 2010 disiarkan yang isinya hanya Kasus Matinya Hukum, Korupsi dan tidak ada yang baik, 2010 penuh kesedihan dan bencana, Hanya terhibur ketika Persepak Bolaan Indonesia yang mengalami Kemajuan, disisi lain susi Susanti pahlawan Bulu Tangkis juga ikut di tampilkan di TV secara menyedihkan dimana Para Pahlawan Olah Raga sangatlah Kurang Penghargaannya, Mereka berjuang tapi "Habis Manis Sepah dibuang" jadi Pahlawan Olah raga yang mati matian membela Bangsa dan Budaya ini selalu dilupakan dan tidak menentu nasibnya.

Demikianlah Acara tahun Baru 2011 diwarnai Bencana Alam yang memilukan, disisi ada yang bisa merayakan, disisi lain ada yang menderita Rumahnya hancur diterpa angin dan kebanjiran sesuai Pitaka sabdopalon, bahkan meneteskan air mata karena kelaparan didepan gedung yang mengadakan Pesta Pora, dan inilah Alam Demokrasi, berbeda dengan Perayaan di China yang dituduh Komunis, Kembang Api senilai Trilyunan menari nari di langit [TV] Banyak Bangsa yang mengaku paling beragama ini malah Studi Banding dan memuji China yang sangat maju dan makmur Sejahtra rakyatnya yang jumlahnya 1,2 Milyard  Dan media mengatakan Indonesia ketinggalan 200 tahun dengan China, Karena bukan memikirkan kemajuan rakyatnya tapi malah berkutat pada anti Komunis dan Anggota DPR Pusat Fraksi PDIP yang ingin Rekonsiliasi bersatu dengan Masyarakat yang tersisihkan dengan mengadakan Pengobatan Gratis, Malah di Usir dari Banyuwangi dengan tuduhan membangkitkan Komunis, padahal Komunis sudah bersatu kembali dengan kita sesuai NASAKOM yang dicanangkan Bung karno untuk kesatuan. Dengan bukti Pesawat Shukoi dan Tank Ampibi Rusia serta Jembatan Madura bantuan China serta barang murah buatan Negara Komunis yang Candi Patung dan klentengnya utuh dan tetap di Puja bahkan menjadi Parawisata Dunia mengalahkan Borobudur yang juga keajaiban Dunia tapi dibom oleh bangsa ini yang mengaku kelompok islam itu.

Demikianlah Acara Tahun Baru 2011 sampai sabdopalon diundang ke Bali karena Pitaka nya yang sedang berjalan biarpun banyak yang tidak mengakui karena memuja Pitaka Negeri Orang, Tapi ini tidak menyurutkan keinginan Intelektual Muda calon Pemimpin Bangsa masa depan seperti Mahasiswa Universitas marhaen dan masyarakat yang percaya Pitaka leluhur nya dengan mengadakan malam Tahun Baru di Pura Besakih tanpa berhura hura mengupacarai leluhur Sabdopalon. Semoga Tahun yang baru ini menambah Kesadaran karena Hantaman bencana yang di Tulis leluhur Sabdopalon yang bisa dirasakan Buktinya dan sedang berjalan biarpun dibantah para keturunannya yang sudah berhianat mengagungkan kitab dari luar yang belum tentu terbukti di Negeri ini. Semoga bangsa ini Sadar dan mau bertobat kepada Para leluhur dan Pahlawan yang selama ini disingkirkan dan lebih memuja Pahlawan negri Orang yang Buku nya bahkan di Agungkan mengalahkan Buku Pitaka leluhur sendiri, SEMOGA.

Malam ini 1-1-2011 diadakan Tumpengan di Pura Ibu menyambut Tahun Baru, Tepat jam 20.oo Para pandita Siwa Budha yang malamnya ke Besakih kembali mengadakan Do'a bersama dan Tumpengan, Suasana Tidak hujan, tapi berita TV menyatakan Gunung Bromo agak menurun kegiatannya hari ini, hanya angin besar masih menerjang dibebrapa daerah juga Nelayan belum bisa melaut karena ombak besar dan angin kencang juga banjir bandang masih bergerak karena hujan belum reda, ini sesuai Tulisan Pitaka sabdopalon. Dan sejak tanggal 1 Januari Kembang Wijaya kusuma di Puri Surya berkembang dan Mekar sebuah tanggal 2 Mekar 9 buah tepat jam 24.00 Mekar Total dan 3/1 Malam bertepatan Hari Siwa latri Bunga Dewa Wisnu ini mekar 11 buah dimana banyak Orang berkumpul jam 24.oo Mekar Penuh dan mereka pulang pagi, Bunga Wijaya Kusuma terkenal Bunga Bhatara Wisnu yang bisa menghidupkan Orang mati, Dimana Pandawa tewas Keracunan oleh Bhtara Krisna dihidupkan lagi Dengan Bunga Wijaya kusuma, Dan memang sulit Bunga ini Mekar karena jodoh jodohan dan anehnya ketika Sabdopalon datang Pohon Langka ini berbunga Kuncup Wijaya kusuma dan mekar pada malam yang dikehendaki Sang Bunga. Dimana banyak Orang mekemit menyaksikan mekarnya Bunga sakral ini antara lain Mr. Lakon Kerabat Bendesa Adat jimbaran, Mr. Ming Kiong, Kadek Komang, Lelong Dll, juga puluhan Mobil dari Surabaya yang masih suasana liburan pada datang Berdo'a dan ngobrol dengan Pandita Pura GRP. Prawira hingga larut malam bertukar pikiran tentang Pawisik Leluhur Majapahit Sabdopalon yang kini lagi terlaksana. Dan membahas tentang kesadaran akan melaksanakan Pitaka Sabdopalon agar tidak terkena Bencana.

[Team Reporter The Sukarno Center, The Majapahit Center dan Independent]



Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom