Universitas Mahendradata dalam Acara DIES NATALIS ke 47, 17 Januari 1963 - 17 Januari 2010, menganugrahkan UNIVERSITAS MAHENDRADATA AWARD 2010 kepada Mantan Presiden Indonesia IV GUS DUR atau K.H Abdurrahman Wahid juga sekaligus Bapak Pluralisme Indonesia, sebelum acara Para Undangan menunggu diruangan VVIP Hotel Patra Jasa Bali Kuta Selatan.
Tampak Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI sedang ngobrol diapit 2 Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yaitu di sebelah kanan adalah Sukmawati Soekarnoputri dan sebelah kiri Nona [Belum Menikah] Miss.Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang akan Menerima Mahendradata Award 2010 mewakili Bapaknya.
Mereka asyik ngobrol dalam Bahasa Jawa Ngoko (Jawa Timuran pada umumnya), Sebelumnya Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Suryo lagi ngobrol berdua'an dengan Sukmawati tentang Bung Karno, di susul datang Inayah Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang masih Lajang belum menikah dan langsung duduk disebelah kiri Hyang Surya dari Trowulan yang masih Tetangganya dan Bapaknya Gus Dur memang sering ke Trowulan berdo'a untuk Leluhur nya.
Yang lucu mereka berbahasa Jawa Ngoko "Lho kapan Teko...ko Jombang ?" tanya Hyang Suryo kepada Wulandari Wahid yang dijawab "Tas Ae....." Pria berambut se Bahu yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI lalu berkata "Ooo, tak pikir wis wingi nginep nang mbali..." yang dijawab sambil senyum "Enggak.. enggak...Tas ae Teko..."
Demikianlah dialek Jawa Timuran antara keduanya diteruskan ngobrol ngalor ngidul juga dengan Sukmawati.
Beberapa saat kemudian Panitia Penjemputan tiba dan Undangan VIP dipersilahkan menuju tempat Acara Dies Natalis Universitas mahendradata yang berjarak 200 meter dari VIP room Patra Bali, Brahmaraja XI berdampingan berjalan dengan Wulandari Wahid diiringi Sukmawati Soekarnoputri dikawal Para Panitia Acara
Mereka asyik ngobrol dalam Bahasa Jawa Ngoko (Jawa Timuran pada umumnya), Sebelumnya Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Suryo lagi ngobrol berdua'an dengan Sukmawati tentang Bung Karno, di susul datang Inayah Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang masih Lajang belum menikah dan langsung duduk disebelah kiri Hyang Surya dari Trowulan yang masih Tetangganya dan Bapaknya Gus Dur memang sering ke Trowulan berdo'a untuk Leluhur nya.
Yang lucu mereka berbahasa Jawa Ngoko "Lho kapan Teko...ko Jombang ?" tanya Hyang Suryo kepada Wulandari Wahid yang dijawab "Tas Ae....." Pria berambut se Bahu yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI lalu berkata "Ooo, tak pikir wis wingi nginep nang mbali..." yang dijawab sambil senyum "Enggak.. enggak...Tas ae Teko..."
Demikianlah dialek Jawa Timuran antara keduanya diteruskan ngobrol ngalor ngidul juga dengan Sukmawati.
Beberapa saat kemudian Panitia Penjemputan tiba dan Undangan VIP dipersilahkan menuju tempat Acara Dies Natalis Universitas mahendradata yang berjarak 200 meter dari VIP room Patra Bali, Brahmaraja XI berdampingan berjalan dengan Wulandari Wahid diiringi Sukmawati Soekarnoputri dikawal Para Panitia Acara
Tiba di Ruang Acara semua duduk ditempat yang telah disediakan Panitia dan Acara dibuka Lagu Indonesia Raya 3 Stansa, Pembacaan Pancasila dasar negara diteruskan Pembukaan Undang Undang Dasar. 1945, diakhiri Mengheningkan Cipta untuk Para Pahlawan terutama Pendiri Republik Indonesia Bung Karno dipimpin Ibu Sukmawati Putri Pendiri RI sendiri. Dilanjutkan Peng Anugrahan Musium Record Indonesia [MURI] kepada DOKTOR Wanita Termuda di Indonesia [Dunia ?] Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi WS SE MM [27 tahun] yang Juga Adik Kandung Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali [Gelar ini di Abhiseka oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI 1-1-2010 di Pura Besakih Bali] yang Juga DOKTOR dan REKTOR termuda di Dunia, Jadi Adik dan kakak memang Menyandang gelar DOKTOR Termuda Ilmu Pemerintahan yang sama. Dan akan memajukan Universitas Mahendradata untuk lebih banyak kerja sama dengan Dunia dalam bidang Pendidikan untuk mencerdaskan Bangsa yang kini banyak masih dibawah Garis ke Tololan dan Kurang nya Cinta pada tanah Air dan Budaya nya, Dimana hanya Bali yang dikenal Dunia karena Rasa Cinta Tanah Air yang tinggi dengan Upacara Upacara Adat majapahit nya yang menarik perhatian Dunia. Serta mengembalikan Ajaran Sukarno yang selama kurun waktu 50 tahun dilupakan akibat dilarangnya Buku Buku Tentang Sukarnoisme yang banyak memberi pelajaran Tentang Nasionalisme atau Mencintai Tanah Air yang banyak dilupakan Akibat Dominasi Ajaran Islam Quran dan Hadist yang bertentangan dengan Adat Budaya pancasila Majapahit yang dianggap Kafir. Dimana Gus Dur yang membebaskan Adat Budaya China yang juga sempat dilarang sejak 1965, Tapi keburu di Turunkan dan mandeg lah cita cita Bapak Pluralisme ini bahkan Partai nya sempat terpecah belah. Hingga setelah Wafat nya Gus Dur Orang bagaikan Terbangun dari Tidur, Betapa Mulia nya Alamarhum yang mendukung Demokrasi dan Pluralisme nya Dimana Ketika Umat Konghucu tidak di beri Surat Kawin oleh Catatan Sipil karena bukan Agama atau dianggap tidak ber Agama, Gus Dur malah rela datang ke Pengadilan membela Umat yang di Diskriminasi oleh Departemen Agama yang tidak mengakui Konghucu sebagai Agama waktu itu Dan Kini Konghucu pun akhirnya diakui sebagai Agama Resmi.
Di Teruskan Acara pemotongan Tumpeng oleh Panitia dan diserahkan kepada Sukmawati mewakili Bung Karno, Wulandari Wahid mewakili Gus Dus serta Sri Wilatikta Brahmaraja XI mewakili Puri Surya majapahit Trowulan dan Jimbaran Bali, Diteruskan Peng Anugrahan Pin Emas Soekarno Oleh Sukmawati mewakili THE SUKARNO CENTER kepada Wulandari Wahid dan Brahmaraja XI , Gubernur Bali serta Tokoh Tokoh Universitas Mahendradata yang dahulu bernama "MARHAEN" Sukmawati Langsung menyematkan Sendiri Tanpa diwakilkan Pin Emas Simbul The Sukarno Center ke dada Sri Wilatikta Brahmaraja XI " Wah wah wah, tambah Gagah aku nggawe iki...eneeek ae..." ucap Brahmaraja yang disambut Sukma dengan Senyum khas nya " iyo iyo iki simbule Bapak lho...di Gawe...lho.." kemudian Acara Puncak yaitu Penyerahan " UNIVERSITAS MAHENDRADATA AWARD 2010 KEPADA GUS DUR" yang di Terima anak nya Inayah Wulandari Wahid dari Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali, Dalam sambutannya Wulandari mengatakan bahwa Penghargaan ini Gus Dur tidak bisa menyaksikan, Jadi Penghargaan ini untuk yang masih Hidup agar bisa meneruskan Perjuangan Gus Dur yang membuat Setara tiap Warga Negara Indonesia tanpa membedakan SARA [Suku, Ras dan Agama] yang disambut Tepuk tangan para Undangan, Selanjutnya Rektor dan DOKTOR termuda di Dunia Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kapakisan I Raja Majapahit Bali [ Majapahit Muncul Kembali sesuai Ramalan Sabdopalon] juga memberikan Sambutan dimana Prjuangan Bung Karno dan Gusdur adalah sama Pluralisme, Kesamaan dan kebebasan Warga Negara Indonesia ber Agama, dimana Bung Karno pun sudah menggariskan Pancasila sebagai dasar Negara yang belakangan di Hianati dan di Kup, Dimana Universitas Marhaen yang didirikan Bung karno dengan Todongan Senjata harus di rubah namanya, karena Apapun Nama yang berbau Bung Karno mau di Hapus dari sejarah, Tapi mana bisa ? akhirnya jadilah Mahendradata mengganti nama Marhaen yang di haramkan waktu itu karena berbau Ajaran Sukarno, Tanah Universitas yang luas disita dan Universitas di Kerdil kan, tapi kini Universitas Tertua di Nusa Tenggara ini tambah Eksis dan Men Dunia, dengan membuat The Sukarno Center, The majapahit Center dll, Demikian Pidato Sang Rektor dan Doktor Termuda di Dunia yang juga President World Hindu Youth Organization yang membuat Gemuruh Tepuk Tangan Pengunjung yang juga dihadiri Delegasi seluruh Dunia untuk menyaksikan Peristiwa Penting berkumpul nya 2 Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yang hampir sama misinya yaitu Persatuan dan Kebebasan Ber Agama sesuai Pancasila Majapahit yang di Gali dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang masih banyak yang belum bisa menerima seperti Golongan Islam yang ingin Merubah Pancasila dengan Syariat Islam yang memang bertolak belakang dengan Budaya Majapahit yang menghormati Leluhur sedang Islam malah anti Leluhur dimana dilarang Mengkultuskan Leluhur hingga Adat Budaya leluhur termasuk yang dari China pun di Haramkan sejak 1965 hingga datang Gus Dur membuka Belenggu Pengharaman Budaya Jawa dan China dan membebaskan nya kembali sejak menjadi Presiden 1999 tapi banyak yang masih menghambat Kebebasan itu lihat TV kini Keriting semir rambut pun di Haramkan Jadi Orang Perempuan mau dikerudungi hanya kelihatan Matanya saja seperti Istri Nurdin Top yang disambut tertawa Gemuruh Terpingkal pingkal para Undangan, imbuh Sang rektor sambil geleng geleng kepala.
[Laporan Pandangan Mata The Sukarno Center 17 Januari 2010]
[Laporan Pandangan Mata The Sukarno Center 17 Januari 2010]