English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Senin, Oktober 12, 2009

DAH HYANG KADIRI ADALAH EMPU DOHO / BUTA LOCAYA

i-om

Ketika  Hyang Bhatara Wisnu { Sri Aji Jayabaya } sedang di duduk di Dampar Kencana Kadiri, dihadapi Para Pejabat penting Kerajaan, Seorang Pemuda bertubuh Kekar Sakti Mandraguna dari Padepok'an Giri Wilis sedang bersimpuh tangan keduanya memegang Dengkul, wajah menunuduk tidak berani memandang Sang Hyang Bhatara Wisnu Raja Kadiri. " Ampun Hyang Bhatara, Hamba orang gunung yang bodoh, ada apa Hamba dipanggil ke Kahyangan Hyang Prabu Junjungan Alam Semesta?" Sembah Pemuda ini merendah, " Waduh, Waduh, Waduh Kawulaku, Biarpun Bodoh tapi justru Orang bodoh punya kelebihan, yaitu setelah saya perhatikan dengan Mata Batin, Engkau adalah Berjiwa Maha Pandita, Pengetahuan, Kejujuran Lakumu sangat di perlukan Kerajaan ini, Dari sekian banyak Orang, hanya Engkau yang bisa kelak Momong Anak Cucu Kadiri, Untuk itu Atas nama Bhatara Siwa Penguasa Alam Semesta Niskala kuangkat Dirimu dan Adikmu menjadi Sri Maha Empu Bhagawan DAHA, dan Adikmu Sri Maha Empu Bhagawan DAKA, dan Engkau akan Abadi kelak dialam Niskala bersamaku tapi Engkau berdua tetap di Alam Jagat Raya untuk Momong Keturunan Kadiri" Sabda Hyang Bhatara Wisnu yang langsung membuka Cupu Tirta KAHURIPAN dan memercikkan diatas Empu DAHA diteruskan Adiknya Empu DAKA yang merangkak dari belakang kumpulan para Bagawanta Kadiri. Singkat cerita Karena kedua Orang ini mendapat Percikan Tirta Kahuripan hidupnya Abadi di Alam Kamokswan, setelah Mencapai Mokswa Empu Daha bernama  BUTA LOCAYA dan Empu Daka bergelar TUNGGUL WULUNG dan dari Kerajaan CINA mendapat Gelar KIYAI  KIYA= JALAN  I= KEBENARAN  {Contoh: Kiya-Kiya = Jalan - Jalan Jl. Kembang Jepun kalau malam disebut Kiya Kiya, banyak orang jalan jalan cari makanan} jadi Kiyai Daha dan Kiyai Tunggul Wulung ke dua Orang ini diberi Hak jadi manusia biasa Momong Para Keturunan Raja Kadiri hingga kapanpun  asal yang Titisan Bhatara Wisnu. Inilah sedikit Penjelasan seorang Narendra Utama Kadiri, ini adalah milik Kerabat Kadiri untuk detail nya tentu tidak bisa diungkap begitu saja karena akan membuat "Mantra Wingit" terungkap oleh lawan, Ingat Trowulan Jatuh dijarah ruwah Pasukan Demak, Ingat Pula asal Trowulan Kadiri, Keraton Sri Rajapatni Daha waktu Trowulan Hancur, mengadakan persiapan jangan sampai Pusaka Pusaka jatuh ke Tangan pasukan Demak yang akhirnya di Jual karena dianggap Musrik, Jadi Pusaka akhirnya disembunyikan agar tidak dijarah, Waktu Pura Majapahit / Wilatikta Pura aman dan bisa Odalan, Pusaka Kerajaan Kadiri memang di Setanakan di Trowulan, jadi tidak benar Pusaka Kadiri diberitakan milik Trowulan dan di Pindah ke Bali sesuai Koran dan keterangan Pemerhati Majapahit, Pusaka Trowulan sudah di Jarah Pasukan Demak, Jadi Teowulan adalah Bekas / Petilasan Kerajaan Nusantara, Maksudnya akan kuat bila diisi Pusaka Pusaka Kadiri, dimana Prabu Hayam Wuruk demikian Hormat nya pada Sri Raja Patni yang berada di Daha / Jenggala , Sampai waktu Perang Tentara Majapahit dan Wirabumi , Keraton Sri Raja Patni tak seorangpun berani memasuki, bahkan seorang Putri Keraton keluar mengusir para Prajurit bersenjata terbungkuk bungkuk hormat tidak berani melawan, Demikian dihormatinya Keraton Raja Putri, kena Islam repot malah dihancurkan Perempuan kan cuma Harem pangkat nya....."Setelah Kerajaan Majapahit hancur Adipati Terung memerintahkan Prajuritnya masuk kedalam Keraton untuk merampas barang barang berharga, dan merampas para PUTRI RAJA",- ini di Trowulan, Mangkanya Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja Kadiri demikian marahnya sampai Terung dihancurkan rata tanah hingga sekarang di "Pecah Tondo" juga itu Bupati Trowulan ipar Raden Patah Nyo Lai Hwa terbunuh dalam serangan ini Adipati Terung tertangkap tapi Tewas ketika mencoba melarikan diri. Kemudia Kadiri bersiap siap jangan sampai Pusaka kelak dijarah Pasukan islam, "Sedia Payung Sebelum Hujan" jadi Pusaka Kerajaan Zaman Prabu Airlangga pun diselamatkan melihat pengalaman Trowulan, Trowulan itu Baru yang tua Justru Kadiri-Jenggala-Daha bukti nya Gajahmada kan Patih Daha? ini dulu sulit dijangkau Islam, Trowulan Hancur Kadiri belum, karena islam makin kuat, ya Tiarap dulu nunggu 500 tahun kembalinya Budha. Sumpah Sabdopalon yang kini berjalan.

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom