Ketika akan berangkat Upacara Waisak di Candi Boyolangu Tulung Agung, terjadi Keajaiban, Rombongan sudah siap berangkat, ratusan mobil , Truk pengangkut Gamelan dll menunggu komando pembrangkatan, Hyang Suryo dengan memakai Baju Hitam, Udeng Blirik, saput hitam dan membawa Bajra / Genta sambil dibunyikan Klinting...Klinting berjalan keluar dari Puri Surya Majapahit Trowulan disaksikan Ratusan pasang mata menuju mobil paling depan memimpin Rombongan, Pintu mobil di bukakan oleh AA Ngurah Dharma Putra SH, Hyang Suryo sambil tetap memegang Bajra yang konon Peninggalan Mpu Baradah Zaman Prabu Airlangga Kadiri, masuk mobil dan duduk di bangku mobil sendirian, Sopir dan AA Ngurah Dharma Putra SH duduk didepan, Ketika sampai di Maja Agung 15 Km dari Trowulan Bajra menghilang dari pegangan Hyang Suryo, kontan suasana Panik Mobil di kirikan dan berhenti, Truk dan rombongan pengikut sebagian disuru duluan, Jok / bangku Mobil dibongkar untuk mencari Bajra tapi tidak ditemukan, Pik Siu Kakak Biku Acun dari Surabaya yang ikut turun berkata " Tadi kan dibawa masuk mobil Klinting klinting saya lihat sendiri, kok sekarang tidak ada?" akhirnya diputuskan kembali ke Trowulan untuk dicari, Ternyata sudah kembali ke Plangkiran tempat nya semula, Akhirnya Ngurah Dharma Putra yang Orang Bali membacakan Mantra Mendak Bhatara / Nurunkan Bhatara Lalu Bajra dibawa lagi berikut Plangkirannya, Akhirnya tiba di Candi Bayalangu terakhir malah disambut Gamelan, Bajra ini hanya simbulis Muput saja, karena tidak ada Pedanda yang ikut, hanya Mangku Tanpa Bajra. Dengan demikian diputuskan Bajra dibawa untuk Simbolis saja mewakili Ida Pedanda Sri Maha Mpu Bharadah dimana Bajra ini adalah satu Paket dengan Pratima Prabu AirLangga Raja Kadiri yang Terkenal Pandita Kerajaan adalah Mpu Bharadah yang diyakini pemilik Bajra Sakral Pura Majapahit ini, Waktu akan upacara Sakral dimulai suasana habis hujan langit gelap "Tenang sebentar lagi bulan menampakkan diri" Sabda Hyang Suryo yang ber Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI sambil memegang Bajra, dalam hitungan detik langit terbuka dan Bulan Purnama menampakkan diri dengan cemerlang "Purnama Kasidhi", Bahkan ketika upacara ada Sinar turun dan membuat Orang Keraohan, Sinar turun warna Putih kebiruan dan semua menyaksikan {Berita Waisak di Blog lain juga menulis sinar ini majalah Pamor JG}inilah Peristiwa Aneh disaksikan Ratusan Orang dan Kebetulan Acara Waisak di Candi Asli Tempat Sri Rajapatni / Ibu yang didalam. kitab Negarakertagama {dibawa Mangku noko awal 2009}Baru diperintahkan membuat Candi tersebut oleh Prabu Hayam Wuruk Penulis AA Ngurah Dharma Putra SH {Melihat dengan Mata Kepala Sendiri dan satu Mobil dengan Bajra}Tambahan : Karena sibuk dan panik Waktu itu bajra di sander / sambar tanpa Canang dan Dupa seperti di Bali, Karena ada Orang Balinya termasuk Mangku yang menyaksikan dan diam saja, menganggap di Jawa lebih luwes daripada di Bali yang banyak aturannya, bila membawa Pratima / Bajra, Akhirnya Ida Bhatara menunjukkan bahwa Beliau masih ada dalam Pratima biarpun 500 tahun sudah tidak di Upacarai. Untuk GWK Mangku Beji GWK diberi Hak memakai, Waktu pertama tidak kuat mengangkat, karena lengannya memang sakit menahun, Akhirnya Sang Mangku latihan membunyikan dan tiap Membunyikan Keraohan, akhirnya Mangku sembuh dari sakitnya dan tiap Upacara Bajra ini di bunyikan hanya oleh Mangku Beji GWK yang sampai sekarang masih ada dan tiap Odalan ikut Muput, bajra ini ikut karena Pratima Prabu Airlangga di GWK saksi saya Komang Artanegara, melihat dengan mata kepala sendiri sejak Awal di bunyikan Mangku Beji GWK dan sempat tersungkur jatuh pingsan pertama memegang, tiap latihan saya menyaksikan dibelakang Mangku bila Keraohan dan Megeledak / Terjengkang saya yang nahan agar kepala Mangku tidak terbentur lantai, karena Kantor saya depan Ruko tempat Nyejer Pusaka Majapahit dan saya tiap hari berada di Pura karena waktu itu di kantor tidak ada kegiatan, karena sepi, dan yang buka cuma Pura dan Bank Sinar jadi hanya 3 Ruko yang buka sore Bank tutup, juga ada pernah Ida Pedanda dari Wanasari memakai Muput Bajra Terjatuh Ida Pedanda Menari Keraohan ada Dokumennya, Foto Bajra jatuh hingga Beliau Menari ada sampai sekarang di Album kan , juga saya sering memegangi Pengunjung yang Keraohan bersama Satpam GWK Suwada {Saya yang mendokumen dengan Kamera Drs. Komang Artanegara Pegawai GWK, Bendahara Pura Majapahit Pusat GWK}nanti Odalan 2-11-2009,- Tulisan ini bukan me ngada ngada tapi Menjunjung Leluhur kita agar tidak selalu di lecehkan orang ****