BADUNG, Nusa Bali :Senin 11 Mei 2009 : Pura Majapahit di areal Garuda Wisnu Kencana yang kini tengah menjadi polemik, Kemarin dihebohkan peristiwa Kerauhan masal yang dialami puluhan siswa yang sedang Tangkil di Pura itu,Kerauhan masal ini terjadi ketika 200 siswa gabungan dari seluruh Sekolah di Bali ini akan melakukan persembahyangan di Pura Majapahit GWK, namun tepat pukul 12.00 pada saat akan memuai persembahyangan tiba tiba puluhan siswa terjatuh sambil kejang kejang, selain itu para siswa ini juga berteriak dengan menggunakan berbagai macam bahasa. Setelah 1 jam berlalu akhirnya 57 orang siswa bisa disembuhkan setelah beberapa Mangku membantu menyembuhkan dengan memberi air Tirta, sedang ada 3 lainnya masih kesurupan dan minta dibawa ke Pura Ibu Majapahit yang ada di Puri Gading Ungasan. Oleh pangempon Pura akhirnya ketiga siswa inipun dibawa ke Pura Ibu Majapahit untuk disembuhkan. Sekitar 3 jam akhirnya ketiga siswa yang bernama Wira asl SMU I Jembrana, Eva asal SMU I Tabanan, dan Asteria asal SMU I Abian semal dapat disembuhkan oleh Mangku Jero Purnama dan Bikuni {Aneh nya mereka marah kepada nama Amplik dan Rai Dalem}, Menurut Pangempon Pura Majapahit, Goesti Raden Pandji Noko Prawiro, Kerauhan ini bentuk kemurkaan Prabu Airlangga terkait Penggusuran Pura Majapahit yang akan digusur pihak pengelola GWK, Dijelaskannya siswa-siswa ini berteriak dengan berbagai bahasa Bali, Jawa kuno dan China. "Intinya Roh yang memasuki mereka meminta jika Pura ini tidak dikehendaki lagi agar dikembalikan dengan baik baik" ujarnya. Noko juga mengungkapkan kejadian ini terkait dengan rencana penggusuran pura yang saat ini sedang panas karena pernyataan oknum PHDI kuta selatan beberapa waktu yang lalu.
Sementara terkait kisruh rencana penggusuran pura ini sendiri berbuntut panjang, Pernyataan Ketua PHDI Kuta Selatan I Nyoman Amplik beberapa waktu yang lalu yang menyatakan bahwa Pura Majapahit GWK bukan Pura pakem Hindu membuat Keluarga besar Pura Majapahit mendesak agar Amplig mundur dari jabatannya, selain itu mereka juga berencana menuntut Amplig atas pernyataan nya itu. Hal ini dijelaskan oleh salah satu keluarga besar Pura Majapahit AA Ngurah Dharma Putra SH, menurutnya pernyataan Amplig itu sangat melecehkan keluarga besar Pura Majapahit dan bisa memecah belah umat "Untuk itu kami akan mendesak PHDI agar mencopot Amplig dari jabatannya" ungkapnya kepada Nusa Bali kemarin [10/5], Sementara itu ketua PHDI Badung , Nyoman Sukada mengatakan hingga saat ini belum menerima secara resmi surat dari keluarga besar Pura Majapahit yang meminta ketua PHDI Kuta Selatan I Wayan Amplig untuk mundur dari jabatannya, "Hingga saat ini belum ada surat yang saya terima mengenai masalah ini" ungkapnya @ cr 35,- Ditambahkan oleh Komang Artanegara pihak Pura Majapahit GWK : Persoalan ini sudah selesai, sebab banyak Polisi meminta untuk meredam situasi, akhirnya Sri Wilatikta Brahmaraja XI turun tangan sendiri memberi kesejukan dengan senda gurou tapi ilmiah, akhirnya semua tenang tidak ada masalah lagi, dan nanti Purnama kelima 2-11-2009 Pura Majapahit tetap melaksanakan Odalan, Tgl. 1-11-2009 Pratima akan di Pendak dari Ruko Puri Gading untuk dibawa ke Pura Majapahit GWK Ketua Panitia Odalan Gusti Kampial, saya tetap Bendahara dan Panitia juga yang sebagai Pegawai GWK juga,- jadi berita ini dikutip ulang agar masyarakat tahu betapa Ida Bhatara Prabu Airlangga Memang sudah Malinggih, terbukti ada Karauhan, saya yang mendokumentasi / mengabadikan Kerauhan dengan Camera, Bahkan saya Anjurkan AA Ngurah Rai Dalem agar maturan Guru/Bendu Piduka ke Pura akibat Keraohan ini, tapi tidak ada Tanggapan, akhirnya AA Rai Dalem kena musibah Tabungannya dikuras Cewek Penipu kebetulan masuk media masa, dan saya berikan rekan- rekan di Pura Ibu agar mengetahui betapa Ida Bhatara Wisnu sudah memberi pelajaran pada GM Bapak Rai Dalem atas perbuatannya, gara-gara hemat Rp. 150.000,- untuk Guru Piduka, akhirnya 15.000.000,- melayang ini bukti nyata masuk koran {Drs. Komang Aetanegara penduduk Asli Ungasan / Pegawai GWK} semoga umat memetik pelajaran atas peristiwa ini. Janganlah Melecehkan Ida Bhatara Sungsungan kita Bersama apa lagi sedang di Patungkan yang sampai saat ini belum selesai, dan entah kapan selesainya. Dengan Odalan nanti semoga Bali selalu mendapat KERAHAYUAN, lihat diluar Bali Bencana Merajalela, marilah kita Hibur Leluhur kita bukan menggusur.