LINDU PING PITU SEDINA, KARYA SISAHING SUJANMI, SITINIPUN SAMIYA NELA, BREKASAKAN KANG NGELESI, ANYERET SAGUNG JANMI, MANUNGSA PATING GALURUH, KATHAH KANG NANDHANG ROGA, WARNA WARNA INGKANG SAKIT, AWIS WARAS AKEH KANG PRAPTENG PRALAYA,- Baik kitab kutib terjemahan Babad Kadhiri : Sunan Giri menyarankan: "Agar Sang Prabu Brawijaya beserta Putranya seyogyanya di BUNUH saja secara HALUS karena tidak ada DOSA nya MEMBUNUH orang KAFIR atau BUDHA, Sunan Bonang danPrabu Jimbun setuju dengan usulan Sunan Giri" ........Adipati Terung kemudian Masuk kedalam Pura dan membakar kitab kitab BUDHA beserta kitab Tata Negara Majapahit, semua dibakar habis, Prajurit yang berjaga di Pura semuanya bubar karena karena benteng dan Bangsal sdah dikuasai Adipati Terung, Orang Orang Majapahit yang tidak mau takluk mengungsi ke hutan hutan dan ke gunung gunung, dan kemana saja agar jauh dan tidak tertangkap orang orag islam..... Masa kini ditemukan Di Gunung Bromo masih ada Sisa sisa Majapahit Karena tidak ada Pendeta maka upacaranya se adanya kalah dengan Bali yang utuh tidak pernah dijajah islam. Yang mengagumkan mereka masih percaya Karmapala dan jujur jujur mudah ditipu, jadi terbukti di Pedasaan Bali juga Orangnya Jujur lugu Rumah dibuka tidak ada Pencuri dan Bali sampai detik ini masih Melestarikan Adat Majapahit, dimana Odalan dan Caru masih dilestarikan, dilihat dari kacamata islam memang boros biaya untuk Odalan dan Caru Besar, Tapi mereka tidak berpikir kalau biaya itu dimakan Bangsa sendiri bahan bahan Odalan tidak import beli di Pasar dinikmati orang sendiri, kalau naik hajai hilang ke Arab, padahal Orang Arab di Jawa jarang naik Haji, di Jawa banyak orang susah sampai makan nasi jemur / aking disisi lain Haji di kuota / dibatasi malah marah, Odalan caru dilarang, seperti Pura Majapahit Trowulan dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun, padahal tidak merugikan orang islam, malahan Penduduk banyak buka warung, souvenir dll bila Tamu Pura Majapahit berdatangan Yu Sita Ibunya Erna di Putri Cempa sampai rela tengah malam pun suru membangunkan kalau ada Tamu dan dimasak kan Nasi, Pura Majapahit Jembrana pernah datang 64 Bis semua Warung ludes, Jakarta 77 Bis belum Solo, jogja, Kediri dan lain lain,
Belakangan 3 bulan yang lalu ada 3 Bis dari Sukawati sempat nelpon Hyang Suryo di Pura Ibu, tapi dilarang masuk oleh Beno yang mengaku Mangku Majapahit, jadi demikianlah situasi Trowulan yang tidak bersahabat pada Pengunjung Pura Majapahit Trowulan, padahal kini tamu belum tentu Sembahyang, karena buka Informasi Majapahit, Imam / Takmir Karyono selalu ngontrol Mata nya jelalat jelalat kalau menoleh ke Pura .Mengenakan Songkok Haji dan kain sejadah arab diselempangkan pundak bak pemilik Negri ini, warung tutup "Ben ne aku gak bukak Warung" jawab nya. Demikianlah Bencana kita tumggu saja ":Takdir Allah" katanya. Tulisan Sabdopalon dianggap Takdir bukan Warning yang harus dicegah dengan Odalan dan Caru. untuk menghibur Leluhur nanti 2 November akan diadakan ODALAN di Pura Majapahit GWK 1 November jam 16.00 Ngiring Pratima Prabu Airlangga Kawitan Jawa Bali {Gusti Heker cs}