Sejak pukul 13.00 wita, Orang sudah berkumpul di Pura Ibu Majapahit Jimbaran, pukul 16.00 Barongsai sudah menari nari didepan Ruko Puri Gading A-1 depan Pura Ibu untuk bersiap Mengiring Pratima Prabu Airlangga dan Buda menuju Pura Majapahit GWK, menyusul Bale Ganjur Ungasan juga tiba akan ikut Ngiring, Mahasiswa / Siswi Mahendradata pun dengan seragam Baju Batik ada yang membawa Pratima Kampus, Gebokan, Sesaji, Tedung dll, juga Umat Bersegam Baju Adat Bali, Yang dari Jawa berbaju Kaos Pura Majapahit dan ada juga yang berpakaian bebas dari Etnis China bersatupadu mengikuti Doa MENDAK dipimpin Mangku Beji GWK, juga Biksu dan Biksuni, Kemudian Barongsai dan Bendera , Umbul Umbul, Pusaka Pusaka Majapahit terdepan, di susul Pratima Prabu Airlangga dan Budha di Gayot dengan Payung Payung Kebesaran Bhatara Wisnu dibelakangnya Bale Ganjur dan Umat Majapahit berbaris menuju Pura Majapahit GWK Barisan ini cukup minggir memberi jalan mobil dan motor untuk mendahului ke GWK, Sampai di GWK diadakan Penyambutan dengan Banten dan di Linggihkanlah Pratima Bhatara Wisnu Pemelihara Alam, dan Di susul beberapa jam kemudian Hujan Lebat sampai menjelang pagi, padahal sebelumnya udara sangat panas, hanya Pagi sekitar pukul 5-6 Pura Ibu juga diguyur Hujan hingga 3 jam, Ini Menandakan Bhatara Wisnu yang di Simbolkan AIR berkenan TURUN menyirami Tanah Permaisuri Beliau yang disebut DEWI SRI, hujan juga menyirami Sang BOMA putra WISNU yang berupa Dewa Tumbuh tumbuhan agar menghijau sehat setelah dihantam kekeringan, Sebuah Odalan simbul Adat Bali yang sudah lestari Sejak Zaman Majapahit.
Dalam Acara ini juga terbukti Bhatara Tedun dengan Banyaknya Mahasiswi yang Karauhan / Kapeselang Ida Bhatara yang merasa Gembira bahwa Para Keturunan Beliau masih ingat dan mau mengupacarai, bahkan dari Jawa pun ikut hadir, dikarenakan di Jawa Pura Majapahit Trowulan ditutup tidak boleh Odalan "Dilarang Ritual dan Kegiatan Dalam Bentuk Apapun" sejak 16 Vov 2001 oleh Camat Trowulan Almarhum yang tunduk dengan Imam / Takmir Karyono untuk memuja adat Arab yang tidak mengenal Upacara Odalan, dan memang Adat Majapahit sudah ditumpas 500 tahun yang lalu yang ditulis di Babad Kadhiri yang sudah bisa diterbitkan lagi awal 2009 sebelumnya dilarang sejak 1966 karena melecehkan islam yang datang damai katanya, disusul di Tumpas nya Bung Karno Penggali Pancasila dan Pendiri RI, dimana Pancasila adalah diambil dari buku KAFIR Majapahit Sutasoma yang sangat bertentangan dengan Quran dari Arab yang mengharamkan Acara Acara Musrik mulai 1965 sampai Punden, Berhala, Acara Musrik , adat China termasuk Buku Tan Khoen Swie / Babad Kadhri, Buku buku Bung Karno pun dilarang, Barulah diera Gus Dur Adat China dibebaskan, Tapi Acara Adat Musrik mungkin masih dilarang kecuali Bali, Jadi dengan ditutupnya Pura Majapahit Trowulan maka yang kaya bisa ke Bali ikut Odalan, yang miskin ya Odalan kecil kecilan / Tumpengan saja di Jawa sambil melihat TV bencana kemarahan Alam Nusantara yang dilarang Adat nya, dan harus tunduk Adat Arab negri Padang Pasir yang hanya punya Kurma.
Puncak Acara hari ini hingga tengah malam nanti, dan Bhatara Wisnu Nyejer 3 Hari di Pura GWK dan tanggal 5-11 akan diiring Pulang ke Ruko Puri Gading. Dipuri Gading juga pagi ini diadakan Pembahasan Uang Kepeng / China mengapa dipakai Odalan, Dimana ditemukan bahwa Uang Kepeng sangat Istimewa bagi Balian Bali, Karena sarana Uang Kepeng ini bisa menjelaskan secara Kerauhan tentang sebuah Keluarga Besar apa dan bagaimana Kekurangan, maupun kesalahan dalam melaksanakan Upacara, Juga Tulisan 4 Huruf China ini sangat Luas Artinya, Contoh Sebuah Pratima ada Uang Kepeng nya, Maka Pratima ini bisa diketahui masa Pembuatannya, Zaman Raja siapa yang berkuasa di China hingga tahun dan Dinasty nya bisa jelas terbaca, Jadi Hanya Bali yang bila Upacara masih menggunakan Uang Kepeng / China ini untuk Sesari, bahkan ditanam untuk Pedagingan Pura, Juga ikut di bakar waktu Ngaben untuk sangu ke Alam Kadewatan / Budhaloka, inilah berita acara Odalan di Pura Majapahit GWK yang jatuh Purnama Kelima, sampai tulisan ini ditulis masih banyak Orang datang bawa Keben Banten yang datang Maturan, terus juga ke Pura Ibu di Jimbaran, dengan Pakaian Adat warga Bali tak putus putus nya datang untuk Sang Kawitan Bhatara Wisnu Prabu Airlangga ini, Yang dari Jawa menginap nya di Pura Ibu Jimbaran, karena di GWK tidak ada tempat padahal Ruko nya banyak dan Kosong semua yang kini milik Investor Baru, dimana dulu Prabu Airlangga, dan Para Leluhur Majapahit berada di Ruko yang dulunya ada Pelinggih PENARI kemudian ditempati Leluhur Majapahit, Kemudian digusur pindah oleh investor Baru, dan Leluhur pindah Ruko Puri Gading, dimana umat lalu Maturan tanah di belakang Ruko hingga terwujut Pura Ibu Majapahit Jimbaran yang terdiri 3 Candi, 1 Gedong Klenteng, 1 Meru Tumpang sebelas cor tertinggi di Indonesia [Bali Pos versi] ,
Kuri Agung Candi Bentar, Pendapa Agung dan Bale kukul, dimana Odalannya Buda Kliwon Gumbreg Enyitan dan sudah 5 X Odalan karena Odalannya 6 bulan sekali sesuai Adat Majapahit Bali, untuk GWK juga Odalan kali ini yang ke 5 X nya yaitu Purnama Kelima diadakan tiap tahun 1 X, yang jatuh hari ini 2 November 2009 hari ini Odalan Ketua panitia Gusti Kampial, Pelaksana Komang Artanegara yang dibantu semua Pengempon, Penyungsung, Semeton, Pendukung, Pencinta, Simpatisan Majapahit, Gamelan Gede Buleleng akan menyemarakkan Odalan ini, juga Tari Tarian termasuk Barongsai akan di tampilkan malam ini mulai jam 20.00 wita disamping menghibur Pengunjung juga Mengiringi Upacara Sakral untuk Para Leluhur Majapahit yang sulit diadakan di Trowulan akibat minimnya pengetahuan Budaya Majapahit karena sudah terbiasa Budaya Arab yang serakah tidak mau menerima budaya Kafir apalagi mendengar Hindu yang asiosiasinya Muja Setan karena Islam Muja Allah, dan Dewa dianggap setan dimana Orang Bali Hindu Kolonel AU Agung awal 2000 diserbu rumah, Pelinggih / Tempat sembahyang nya dihancurkan dan dibakar. Sang Kolonel Tewas dan dikubur di Bong China,
Hingga Acara di Trowulan Odalan Untuk Patung Dewa pun si Pura Hyang Suryo dianggap Muja Berhala / Setan, Bahkan Leluhur yang di Candikan sebelum Islam masuk pun dianggap Setan, hingga acara acara Pura Majapahit dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun oleh MUSPIKA dan tulisan ini ditempel didepan Rumah Hyang Suryo, pernah ada Rombongan Bali datang Mangkunya diseret seperti Anjing kepinggir jalan disuruh membaca Tulisan Larangan itu Oleh Imam Karyono disaksikan Kapolsek, Camat Ketua RT dan masyarakat Trowulan, sayang tulisannya sudah tak terbaca,jadi agak malu juga yang nyeret, akhirnya oleh KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB Anggota DPRD Mojokerto diganti baru Tulisan Computer di liminating agar mudah dibaca pengunjung Pura, kini Tulisan itu Hilang dibuang Orang tak dikenal yang mengganggap Tulisan Ilegal tanpa dasar Hukum Keputusan Pengadilan yang Sah bahkan Ada Mahasiswa teriak teriak marah atas penutupan tapi di tenangkan Hyang Suryo disuruh menghadap Takmir Karyono apa ke Camat menanyakan, juga banyak Tokoh dari luar daerah kekuasaan Imam Karyono marah marah tapi tidak bisa berbuat apa apa karena Kekuasaan Arab sangat Dominan, Contoh di TV ada Habib merusak kampus Achmadiah dan Nyomasi Pemerintah RI agar membubarkan Islam yang sejak 1925 di Indonesia bahkan Presiden RI Soekarno saja mengijinkan, SBY langsung rapat dengan Mentrinya ketakutan dan mengekuarkan SKB menghadapi Somasi 1 Habib Arab ini bukti betapa RI gemetar Presidennya di somasi 1 Habib ini belum 10 Habib, bahkan AL, AD, AU, POLRI pun diam dengan senjata lengkap menjaga rumah sang Habib pemilik RI ketika ada massa mau mendemo rumah Habib [Berita TV kelihatan Polisi senjata Lengkap menjaga kantor Habib yang papan namanya dirobohkan massa],.
Tapi karena Diundang ke Bali jadi Odalan di GWK, 2 Bulan lalu ada Rombongan Orang Bali dari Sukawati Gianyar, mau lihat lihat Pusat Informasi dirumah Hyang Suryo bekas rumah Lurah yang juga diserbu Karyono dan melarikan diri [Jawa Pos] karena Lurah nya lari tidak diketahui kemana dan rumah itu milik Hyang Suryo lalu dibuka Pusat Informasi Majapahit, inipun tidak boleh di kunjungi Pengunjung dari Sukawati Gianyar Bali tadi di USIR oleh Beno yang mengaku Mangku Majapahit, Raden Sisworo penjaga Pusat Informasi tidak bisa berbuat apa-apa, Padahal ada Caleg Jadi pernah ke Pusat Informasi mau kerjasama menarik Wisata, tapi Wisata datang malah di Usir Beno anak buah Takmir Karyono, "Nabok Nyilih Tangan" sekarang Karyono pakai Orang Ngusiri Tamu dari Bali memakai orang bernama Beno bahkan mengangkat diri Mangku Majapahit. Ada informasi juga dari penduduk bahwa Beno ini Informan Polisi jadi bisa bebas Ngusir Tamu Orang Bali, karena jelas karena Informan / Mata Mata Polisi jadi bebas di Pedesaan nginjak nginjak rakyat buta hukum, Terbukti Imam /Takmir Karyono pun tidak mengakui Hukum RI yang mengtrapkan adat Arab dan dibiarkan Aparat bahkan di dukung Camat nutup Pura Majapahit Trowulan.
Demikianlah hidup di Pedesaan yang jauh dan memang tidak ada HAM nya, HAM hanya di Jakarta dan kita maklum. Kasihan Polisi di desa sedikit (11 orang), mereka takut di bunuh dan kantornya di Bakar Massa Karyono jadi harus mendukung dan mengorbankan minoritas demi Menggembirakan Arab Karyono Kecuali Densus 88 yang diusulkan Ustadz Ba`asir di Bubarkan malah tetap berani bahkan Ali Orang Arab pun ditangkap dan disiarkan Penyandang dana Teroris, Densus kan cuma di Jakarta? daerah belum punya ,Jadi Takmir Karyono Densus nya untuk membubarkan adat Jawa kafir Pura Majapahit, Hingga Odalan untuk Prabu Airlangga yang di Surabaya ada Universitas Airlangga nya malah Airlangga Odalan di Bali kebetulan Bali bikin Patung Airlangga [GWK] jadi Pratima Prabu Airlangga bisa Odalan di Komplek Patung Airlangga , Drs Komang artanegara S.E Panitia Odalan juga Pegawai GWK 2 November 2009,-
Dalam Acara ini juga terbukti Bhatara Tedun dengan Banyaknya Mahasiswi yang Karauhan / Kapeselang Ida Bhatara yang merasa Gembira bahwa Para Keturunan Beliau masih ingat dan mau mengupacarai, bahkan dari Jawa pun ikut hadir, dikarenakan di Jawa Pura Majapahit Trowulan ditutup tidak boleh Odalan "Dilarang Ritual dan Kegiatan Dalam Bentuk Apapun" sejak 16 Vov 2001 oleh Camat Trowulan Almarhum yang tunduk dengan Imam / Takmir Karyono untuk memuja adat Arab yang tidak mengenal Upacara Odalan, dan memang Adat Majapahit sudah ditumpas 500 tahun yang lalu yang ditulis di Babad Kadhiri yang sudah bisa diterbitkan lagi awal 2009 sebelumnya dilarang sejak 1966 karena melecehkan islam yang datang damai katanya, disusul di Tumpas nya Bung Karno Penggali Pancasila dan Pendiri RI, dimana Pancasila adalah diambil dari buku KAFIR Majapahit Sutasoma yang sangat bertentangan dengan Quran dari Arab yang mengharamkan Acara Acara Musrik mulai 1965 sampai Punden, Berhala, Acara Musrik , adat China termasuk Buku Tan Khoen Swie / Babad Kadhri, Buku buku Bung Karno pun dilarang, Barulah diera Gus Dur Adat China dibebaskan, Tapi Acara Adat Musrik mungkin masih dilarang kecuali Bali, Jadi dengan ditutupnya Pura Majapahit Trowulan maka yang kaya bisa ke Bali ikut Odalan, yang miskin ya Odalan kecil kecilan / Tumpengan saja di Jawa sambil melihat TV bencana kemarahan Alam Nusantara yang dilarang Adat nya, dan harus tunduk Adat Arab negri Padang Pasir yang hanya punya Kurma.
Puncak Acara hari ini hingga tengah malam nanti, dan Bhatara Wisnu Nyejer 3 Hari di Pura GWK dan tanggal 5-11 akan diiring Pulang ke Ruko Puri Gading. Dipuri Gading juga pagi ini diadakan Pembahasan Uang Kepeng / China mengapa dipakai Odalan, Dimana ditemukan bahwa Uang Kepeng sangat Istimewa bagi Balian Bali, Karena sarana Uang Kepeng ini bisa menjelaskan secara Kerauhan tentang sebuah Keluarga Besar apa dan bagaimana Kekurangan, maupun kesalahan dalam melaksanakan Upacara, Juga Tulisan 4 Huruf China ini sangat Luas Artinya, Contoh Sebuah Pratima ada Uang Kepeng nya, Maka Pratima ini bisa diketahui masa Pembuatannya, Zaman Raja siapa yang berkuasa di China hingga tahun dan Dinasty nya bisa jelas terbaca, Jadi Hanya Bali yang bila Upacara masih menggunakan Uang Kepeng / China ini untuk Sesari, bahkan ditanam untuk Pedagingan Pura, Juga ikut di bakar waktu Ngaben untuk sangu ke Alam Kadewatan / Budhaloka, inilah berita acara Odalan di Pura Majapahit GWK yang jatuh Purnama Kelima, sampai tulisan ini ditulis masih banyak Orang datang bawa Keben Banten yang datang Maturan, terus juga ke Pura Ibu di Jimbaran, dengan Pakaian Adat warga Bali tak putus putus nya datang untuk Sang Kawitan Bhatara Wisnu Prabu Airlangga ini, Yang dari Jawa menginap nya di Pura Ibu Jimbaran, karena di GWK tidak ada tempat padahal Ruko nya banyak dan Kosong semua yang kini milik Investor Baru, dimana dulu Prabu Airlangga, dan Para Leluhur Majapahit berada di Ruko yang dulunya ada Pelinggih PENARI kemudian ditempati Leluhur Majapahit, Kemudian digusur pindah oleh investor Baru, dan Leluhur pindah Ruko Puri Gading, dimana umat lalu Maturan tanah di belakang Ruko hingga terwujut Pura Ibu Majapahit Jimbaran yang terdiri 3 Candi, 1 Gedong Klenteng, 1 Meru Tumpang sebelas cor tertinggi di Indonesia [Bali Pos versi] ,
Kuri Agung Candi Bentar, Pendapa Agung dan Bale kukul, dimana Odalannya Buda Kliwon Gumbreg Enyitan dan sudah 5 X Odalan karena Odalannya 6 bulan sekali sesuai Adat Majapahit Bali, untuk GWK juga Odalan kali ini yang ke 5 X nya yaitu Purnama Kelima diadakan tiap tahun 1 X, yang jatuh hari ini 2 November 2009 hari ini Odalan Ketua panitia Gusti Kampial, Pelaksana Komang Artanegara yang dibantu semua Pengempon, Penyungsung, Semeton, Pendukung, Pencinta, Simpatisan Majapahit, Gamelan Gede Buleleng akan menyemarakkan Odalan ini, juga Tari Tarian termasuk Barongsai akan di tampilkan malam ini mulai jam 20.00 wita disamping menghibur Pengunjung juga Mengiringi Upacara Sakral untuk Para Leluhur Majapahit yang sulit diadakan di Trowulan akibat minimnya pengetahuan Budaya Majapahit karena sudah terbiasa Budaya Arab yang serakah tidak mau menerima budaya Kafir apalagi mendengar Hindu yang asiosiasinya Muja Setan karena Islam Muja Allah, dan Dewa dianggap setan dimana Orang Bali Hindu Kolonel AU Agung awal 2000 diserbu rumah, Pelinggih / Tempat sembahyang nya dihancurkan dan dibakar. Sang Kolonel Tewas dan dikubur di Bong China,
Hingga Acara di Trowulan Odalan Untuk Patung Dewa pun si Pura Hyang Suryo dianggap Muja Berhala / Setan, Bahkan Leluhur yang di Candikan sebelum Islam masuk pun dianggap Setan, hingga acara acara Pura Majapahit dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk apapun oleh MUSPIKA dan tulisan ini ditempel didepan Rumah Hyang Suryo, pernah ada Rombongan Bali datang Mangkunya diseret seperti Anjing kepinggir jalan disuruh membaca Tulisan Larangan itu Oleh Imam Karyono disaksikan Kapolsek, Camat Ketua RT dan masyarakat Trowulan, sayang tulisannya sudah tak terbaca,jadi agak malu juga yang nyeret, akhirnya oleh KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB Anggota DPRD Mojokerto diganti baru Tulisan Computer di liminating agar mudah dibaca pengunjung Pura, kini Tulisan itu Hilang dibuang Orang tak dikenal yang mengganggap Tulisan Ilegal tanpa dasar Hukum Keputusan Pengadilan yang Sah bahkan Ada Mahasiswa teriak teriak marah atas penutupan tapi di tenangkan Hyang Suryo disuruh menghadap Takmir Karyono apa ke Camat menanyakan, juga banyak Tokoh dari luar daerah kekuasaan Imam Karyono marah marah tapi tidak bisa berbuat apa apa karena Kekuasaan Arab sangat Dominan, Contoh di TV ada Habib merusak kampus Achmadiah dan Nyomasi Pemerintah RI agar membubarkan Islam yang sejak 1925 di Indonesia bahkan Presiden RI Soekarno saja mengijinkan, SBY langsung rapat dengan Mentrinya ketakutan dan mengekuarkan SKB menghadapi Somasi 1 Habib Arab ini bukti betapa RI gemetar Presidennya di somasi 1 Habib ini belum 10 Habib, bahkan AL, AD, AU, POLRI pun diam dengan senjata lengkap menjaga rumah sang Habib pemilik RI ketika ada massa mau mendemo rumah Habib [Berita TV kelihatan Polisi senjata Lengkap menjaga kantor Habib yang papan namanya dirobohkan massa],.
Tapi karena Diundang ke Bali jadi Odalan di GWK, 2 Bulan lalu ada Rombongan Orang Bali dari Sukawati Gianyar, mau lihat lihat Pusat Informasi dirumah Hyang Suryo bekas rumah Lurah yang juga diserbu Karyono dan melarikan diri [Jawa Pos] karena Lurah nya lari tidak diketahui kemana dan rumah itu milik Hyang Suryo lalu dibuka Pusat Informasi Majapahit, inipun tidak boleh di kunjungi Pengunjung dari Sukawati Gianyar Bali tadi di USIR oleh Beno yang mengaku Mangku Majapahit, Raden Sisworo penjaga Pusat Informasi tidak bisa berbuat apa-apa, Padahal ada Caleg Jadi pernah ke Pusat Informasi mau kerjasama menarik Wisata, tapi Wisata datang malah di Usir Beno anak buah Takmir Karyono, "Nabok Nyilih Tangan" sekarang Karyono pakai Orang Ngusiri Tamu dari Bali memakai orang bernama Beno bahkan mengangkat diri Mangku Majapahit. Ada informasi juga dari penduduk bahwa Beno ini Informan Polisi jadi bisa bebas Ngusir Tamu Orang Bali, karena jelas karena Informan / Mata Mata Polisi jadi bebas di Pedesaan nginjak nginjak rakyat buta hukum, Terbukti Imam /Takmir Karyono pun tidak mengakui Hukum RI yang mengtrapkan adat Arab dan dibiarkan Aparat bahkan di dukung Camat nutup Pura Majapahit Trowulan.
Demikianlah hidup di Pedesaan yang jauh dan memang tidak ada HAM nya, HAM hanya di Jakarta dan kita maklum. Kasihan Polisi di desa sedikit (11 orang), mereka takut di bunuh dan kantornya di Bakar Massa Karyono jadi harus mendukung dan mengorbankan minoritas demi Menggembirakan Arab Karyono Kecuali Densus 88 yang diusulkan Ustadz Ba`asir di Bubarkan malah tetap berani bahkan Ali Orang Arab pun ditangkap dan disiarkan Penyandang dana Teroris, Densus kan cuma di Jakarta? daerah belum punya ,Jadi Takmir Karyono Densus nya untuk membubarkan adat Jawa kafir Pura Majapahit, Hingga Odalan untuk Prabu Airlangga yang di Surabaya ada Universitas Airlangga nya malah Airlangga Odalan di Bali kebetulan Bali bikin Patung Airlangga [GWK] jadi Pratima Prabu Airlangga bisa Odalan di Komplek Patung Airlangga , Drs Komang artanegara S.E Panitia Odalan juga Pegawai GWK 2 November 2009,-