English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Jumat, Desember 11, 2009

AGEMAN SIWA BUDHA DAN AGAMA ISLAM

i-om
Ageman Siwa Budha adalah Isme adalah disebut Majapahitisme, Suatu Kepercayaan Pemujaan leluhur yang dimanifestasikan Dewa titisan bilamana yang bersangkutan Mokswa. Hal ini memang Unik dan tidak ada duanya di Dunia ini, Dimana kepercayaan Mokswa ke Alam Kadewatan dan Alam Budaloka sebab itu disebut Siwa Budha, dimana Siwa adalah simbol Bapak, Purusa, Lingga sedangkan Budha adalah simbol Ibu, Predana, Yoni dimana Siwa-Budha adalah satu kesatuan tak bisa dipisahkan karena Bapak dan Ibu kita bila dinaikkan terlalu banyak sebutan jadi cukup Lingga dan Yoni [stilah Prof DR Subagiasta M Si dari PHDI], dari awal bapak dan Ibu, Embah [Lanang dan Putri], Buyut, Sanggah, Sanggah Wareng, Udeg Udeg, Gantung Siwur, Sawo Gletak, Kropak Sentre, Dadung Kawuk dan Dahyang [istilah Prof DR RM Wisnuwardhana dari UGM] untuk itu Meru Leluhur Tumpang sebelas sedangkan Dahyang adalah Pencipta jadi tidak termasuk Leluhur atau disebut Sang Hyang Tunggal, Jadi untuk mencapai Dahyang ada 11 tingkatan Leluhur yang tidak boleh dilewatkan atau salah susunan, Inilah Rahasia Ilmu Sangkan Paraning Dumadi, Dimana Orang harus tahu betul Urutan Leluhurnya sampai Sebelas tingkatan ini, Sebelas adalah Ibu sedangkan Bapak Sembilan disebut Babakan nutup Nawa Sanga Mandeng Gunung Indrakila, Jadi sangat Omong Kosong Orang Bisa Ngilmu ini sampai Sempurna kalau tidak tahu Urutan dari 11 Leluhurnya atau Lingga Yoni nya yang diwujutkan Meru Tumpang IX dan XI dan karena Leluhur sudah Menjadi Dewa dan Dewi mengenai keterbalikan Meru untuk Leluhur Sama biarpun ada yang mengatakan Ibu Tumpang XI atau Tumpang IX kerena tergantung Adatnya bila Pemuja Purusa tentunya diutamakan Lingga yang tumpang XI atau sebaliknya kan Leluhur satu kesatuan hanya untuk membedakan Purusa dan Predana ada Dua Meru tumpang XI dan IX. Sejak Keruntuhan majapahit 500 tahun yang lalu dan Sulitnya menuliskan karena akan diketahui Lawan, disebutlah "Sastra Jendra Hayu Ningrat Pangruwating Jiu" atau Tulis Tanpo Papan jadi ada Tulisan tapi tidak bisa dibaca atau tidak ada Lontarnya [wejangan: RM Tjokrohadiningrat]. Ilmu ini Tahap Akhirnya adalah Wahyu Leluhur [pengalaman Brahmaraja XI], jadi tidak semudah itu mendapatkan kalau dapat pun sayang nya tidak bisa diwariskan karena kan enak kalau bisa diwariskan si Pewaris tanpa berjuang dan Ngelakoni langsung bisa Ngilmu jadi bila dapat Wahyu ini baik Ibu, Istri teman tidur yang disebut Musuh dalam Selimut seperti Samson kena Delilah Ilmunya habis, dan Orang dekat tidak boleh diberi tahu contoh Prabu Angling Darma tidak bisa memberitahu Istrinya itu bahasa Cecak dan Buaya yang dimiliki Sang Prabu, Untuk mendapat Ilmu SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT harus tahu urutan Leluhur XI tadi dan harus bertahap dari bawah dikenalkan keatas dan tidak boleh dilompati atau jalan Tol, ini mirip Pemerintahan bikin KTP ya RT, RW, Lurah dan Camat ya ada Fasilitas tapi khusus sekali dan tidak bisa dibeli dengan uang masak Leluhur disuap ? Sekali lagi Ilmu ini adalah khusus Pemuja Leluhur yang rumit Tata Caranya baik Sesaji dan Sarananya yang harus dijalani serta Pertapaannya contoh Brahmaraja XI sejak kecil harus di Bali sebelumnya 1955 Pamitan di Candi Ibu Bayalangu agar Upacara Sesaji dan Adat nya Sempurna karena hanya di Bali Upacara Adat Majapahit Lestari inipun tidak sembarangan mesti di Puri atau Pura Tempat Leluhur Majapahit yang waktu itu masih banyak Mangku Saktinya 1956 bahkan Kerauhan Ratu Mas di Besakih dan Goa Lawa bisa Terbang Gadis Kecil yang Kerauhan dan dari mulutnya menetes Api, Latihan dengan Wong Samar ke Gunung Agung yang sekarang Halte Wong Samar sudah hilang jadi Pertokoan dan Mall dan ikut Ekadasa Ludra upacara 100 tahun sekali jadi harus ikut Upacara terkecil dan terbesar Kalau Orang sekarang Sombong tidak mau upacara kecil bahkan Puri Kecilpun dihina Padahal itu Puri Anom Tabanan biarpun kecil terlengkap terasli di Dunia karena tidak dibangun Hotel serta tidak berubah bangunannya termasuk Balai Kembarnya, baru ke Jawa lagi menemi Para Pertapa Gunung Semeru, Lawu dan Tempat tempat Keramat Candi Candi Majapahit dan Sebelumnya 1966 dll ke Tempat Asli Leluhur bahkan ke Negeri China [juga Nabi Muhammad menyuruh Nuntut Ilmu di China] tempat Leluhur Ibu Putri China untuk menyempurnakan Ilmu Budha, Tao dan Konghucu yang menyatu di China, Orang sekarang mana bisa ? paling paling ber Wisata doang ke China karena punya Uang alias jalan jalan seperti naik Haji dengan membayar Haji Plus melihat lihat Arab melaksanakan rukun V bukan Ngelmu Sangkan Paraning Dumadi sebab Ajaran Arab Mati menunggu di Alam Kubur sampai kiamat bukan Ilmu Leluhur yang mokswa seperti Buda Sakyamuni China  jadi Islam langsung Tol ke Allah, Coba lihat  itulah Hukum Tuhan / Allah ke V di Kitab Taurat Perjamjian Lama disebutkan Harus menghormati Orang Tua agar mendapat SURGA dan USIA PANJANG [wahyu Allah] malah tidak dilaksanakan karena tidak boleh mengkultuskan Orang dan Muhammad pun tidak boleh di kultuskan rumahnya malah dihancurkan untuk Mall kalau Bali Sawah / Carik tenget untuk Mall, Dan sesuai kutipan Negarakertagama dimana Ibu Paramita bisa memberi Kejayaan pada Narendra Utama selama bulan dan Surya bersinar jadi Ibu punya peranan Penting, Upacara SRADA dalam kitab Negarakertagama adalah Upacara untuk Leluhur IBU [Nabi Muhammad pun menyebut 3 X UMI, UMI, UMI, atau Ibu yang harus dihormati juga Orang Katolik pun memuja Ibu / Bunda Maria yang melahirkan Jesus] Ilmu Sangkan Paraning Dumadi ini Oleh Para Empu sebenarnya sudah ditulis dalam Cerita tapi membutuhkan Pengertian yang sangat Dalam, sebab bila tingkatan Ilmunya tidak memadai tetap tidak akan mengerti [Nyambung] karena belum mengenal XI tingkatan leluhurnya, ambil contoh " Ketika Prabu Niwatakawaca tertawa terbahak bahak maka Arjuna mengarahkan Panah PASUPATI nya kearah sang Parabu yang tidak bisa dikalahkan para Dewa dan ketika Panah mengenai Mulut Niwatakawaca menembus Langit Langit dan Otak nya maka Tewaslah Musuh Para Dewa ini" Kenapa Arjuna yang diutus Para Dewa ? Karena Prabu Niwatakawaca tidak mungkin membuka mulutnya dihadapan Para Dewa karena Sang Prabu mengetahui kalau Para Dewa mengetahui kelemahannya, Arjuna Pemuda Ganteng mirip Wanita ini justru diremehkan Sang Raja Denawa yang mempunyai Ilmu sangkan Paraning Dumadi dan dianggap Arjuna tidak mengetahui Kelemahan dirinya. Dan Arjuna [tulisannya Harjuna] kemudian mendapat hadiah Bidadari Supraba yang Tercantik di antara Bidadari karena bisa membunuh Raja Denawa Yang Ilmu Sangkan Paraning Dumadi nya Sempurna. Juga dalam kitab Wajang Poerwa diceritakan Bhagawan Wisrawa mewejang Ilmu Sangkan Paraning Dumadi kepada Dewi Sukaesih tapi terjadi Kecelakaan Hubungan Lingga Yoni hingga Lahirlah Anak [Rahwana, Sarpakaneka, Kumbakarna dan Wibisana] ini sebenarnya satu Manusia Dulur Papat Lima Pancer hanya dibesarkan seolah Manusia 4 Orang, kalau dikecilkan ya satu Orang dengan Tambahan 4 Roh yang harus bersama yaitu Mokswa Bareng asal usule saking Alam Dewa alam Ibu dibuahi Bopo dan Alam Dunia contoh Wisnu dari Alam Kadewatan bisa Nitis dan Lahir dari Bopo lan Ibu yang mengandung 9 bulan dan Wisnu mencari jodohnya Dewi Sri yang juga lahir ke Dunia melalui Bopo lan Ibu lagi ini didalam Kitab Wajang Poerwa '"Arjuna Sasrabahu"', Makanya disebutlah Siwa-Buda kesatuan, Ilmu ini memang tidak bisa lepas dari Lingga dan Yoni [Bapa dan Ibu] yang juga kesatuan yang tidak bisa dipisahkan seperti Kitab Sutasoma mengatakan Siwa tidak mengakui Buda bukan Siwa, Buda tidak mengakui Siwa bukan Buda, Siwa-Buda adalah satu kesatuan, kalau dikecilkan Manusia punya Banyak Ilmu tapi dalam tubuh yang satu, juga dibesarkan tingkat Negara Berbeda beda tapi satu juga tidak ada mendua [Empu Tan Tu Lar]. atau Buwana Alit dan Buwana Ageng. Untuk Para Pertapa yang mengalami Zaman Majapahit dimana Upacara nya Lengkap seperti Bali sekarang lalu bagi Para Empu Pertapa tadi di Jawa Ilmu ini biasa saja tidak mengherankan dan Banyak Orang yang mokswa contoh Empu DAHA dan Empu DAKA juga Prabu Jayabaya dan Raja Raja serta Para Empu nya, Empu Daha dan Empu Daka yang menjadi Penasihat Prabu Jayabaya dan keturunannya Trah Kadhiri hingga kini masih bisa menjumpai Keturunannya yang benar benar menjalani Ilmu Mokswa bukan Ilmu Arab nunggu di Alam Kubur contoh Hyang Suryo pernah bertemu Empu Daha atau Buta locaya dan diberi Tulisan agar ada buktinya kalau bertemu Beliau Karena Hyang Suryo sebelumnya sudah mendapat Cakra dan Keris Naga yang belum dihunus di Foto sudah keluar Naganya karena Lensa Kaca / Beling tidak bisa direkayasa seperti Mata. Mungkin diluar Negri Timur Tengah ada Jesus Pernah ber Tapa 40 hari 40 Malam digoda Iblis 3 X Habis di Salib dia hari ketiga bangkit dan bisa menampakkan Dirinya pada murid muridnya hari ke 7 dan Naik ke Surga hari ke 40 hingga Orang Islam pun di Jawa bila mati niru Jesus "Nyatu Ngono" {Bali "Mula Ketho"} diupacarai 3 harinya, 7 harinya, 40 harinya, 100 hari Jesus di Surga  sampai 1000 harinya dst, ini adalah Ilmu Mokswa Jesus tidak menikah dan Usia 35 tahun Suka Bertapa dipuncak Gunung bisa ketemu Iblis dan mokswa mirip Buda Gautama yang di China disebut SAKYAMUNI usia sama dengan Jesus 35 tahun Mokswa dan dalam kitab Negarakertagama juga ada sebutan Sakyamuni membuktikan Majapahit dan China sama Ilmunya Siwa Buda dengan Bukti Bali kalau upacara masih memakai Uang China Kuna, serta Dewi Kwan IM Miao San usia 17 tahun Mokswa juga tidak menikah ini yang dipublikasikan sedangkan Para Empu dan Raja di Jawa banyak sekali yang Mokswa tapi kurang di Publikasikan tingkat Dunia sebab catatan Majapahit dibakar dan dimusnahkan Islam diganti kitab Quran dan Hadist agar Orang Jawa Tolol dan buta Ilmunya dan jadi Bangsa Budak dan makan nasi Aking bahkan sangat Goblog tidak punya Jati Diri dompleng Budaya Bangsa Arab yang Ilmunya senang Numpas Kafir yang juga malah Numpas Ilmunya sendiri  Kejawen serta siap Mati untuk Jihad Arab melawan Israel dan Bangsa Sendiri yang dicap Komunis tidak ber Tuhan / Awllaoh nya Arab. oh ya dalam Islam Arab ada Nabi Kidir di Jawa juga sering bisa ditemui karena Mokswa. dan sekarang ke Agama Islam ini Ilmunya anti Mokswa dimana Manusia Langsung Tol pada Allah tanpa melalui Leluhur, dan Orang mati menunggu di Alam kubur sampai Kiamat dan baru di Bangkitkan, setelah masuknya Agama Islam Sebelum Majapahit dan Zaman Majapahit 500 tahun yang lalu berhasil Menumpas Majapahit dan membakar / memusnahkan semua Buku Pelajaran Buda dan Ilmu apapun tentang majapahit, Hingga Orang majapahit lari ke Pegunungan dan Bali, Sisa Sisa Majaphit masih ada di Bromo dimana Wilayah itu Gemah Ripah Loh Jinawi Aman Tentrem Kertaraharja, tidak ada Pencuri dan Orangnya jujur jujur mudah ditipu Orang Islam yang tidak percaya Karma termasuk Bali yang jujur mudah ditipu Mobil Sewaannya dibawa lari ke Jawa dan Komang Edi malah nebus Mobilnya 40 Juta, sayang karena Pelarian Majapahit ke Bromo dan Adatnya kurang Lengkap, Dahulu pernah punya Lontar Pelantikan Para Mangku tapi sayangnya Hilang hingga sekarang cukup dipimpin Dukun, Yang Lengkap justru Bali karena belum pernah dijajah Islam yang Ajarannya bertentangan dengan Majapahit dimana Pemujaan Leluhur diharamkan, Patung Patung Dewa pun diharamkan banyak yang dihancurkan disebut Berhala Kafir, Inilah perbedaan Siwa Buda dengan Agama Islam, Memang awalnya Orang tidak mengerti dan menganggap Islam Agama Simpel memuja Allah satu, sedang majapahit memuja banyak Leluhur atau Dewa Dewi dan banyak Upacara nya seperti Odalan, Caru, Ngenteg Linggih dll yang membuang biaya besar, Tapi sekaranglah baru bisa dilihat Hasilnya dimana Bangsa kita Susah dan terpuruk padahal Tanah kita subur makmur kayu ditancap jadi tanaman, ini akibat meninggalkan Adat Budaya sendiri, Tanah Subur Makmur hasilnya dipersembahkan pada Dewa Dewi Pelindung sesuai Bidangnya, Hasil Buah buahan disajikan berupa Gebokan, Sesaji Sesaji yang sesuai Adat dan sudah ditulis di Lontar Lontar oleh Para Empu Ahlinya sebelum ada Islam masuk,  dan yang masuk Islam pelit tidak mau Nyuguh Leluhur malah naik Haji melupakan Tanah nya yang menghidupi, dan untung kini hanya Bali yang melestarikan ini biarpun Oleh Cokorda  Kertayasa {Cok Ibah} bisa diperkecil seperti Tumpeng nya 9 bisa diperkecil tapi jumlahnya tetap 9 Pidatonya di Pesamuan Agung Siswa Siswi Hidu se Bali yang diadakan Forum Intelektual Muda Hindu Dharma [ Independent Youth Hindu Intelectual Forum] 14 Otober 2007 yang juga dihadiri Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI. yang juga menjelaskan tentang Majapahit, Di Bali satu satunya di Dunia yang bisa Me Mokswakan Orang yaitu Upacara Ngaben atau Palebon hingga Memukur dan Melinggihkan Roh di Pelinggih Mrajan, Jadi karena Zamannya Maju dan Orang sudah tidak bisa me Mokswa kan Dirinya lalu Orang lain / Keluarganya memokswakan dengan Upacara tadi, dan ini memang satu satunya Upacara di dunia yang bila ada Upacara Ngaben ini banyak Touris datang ingin tahu, bahkan banyak Orang manca yang tertarik dan mengikuti Adat Bali yang unik ini seperti Upacara Perkawinan yang banyak diminati Touris asing, mereka Upacara Kawin dengan Adat bali bahkan Amerika pun mau upacara caru Adat Bali Majapahit.  Kembali ke Islam justru anehnya malah memusuhi Adat Negri ini bahkan kalau bisa menumpas total Acara Acara Adat dan membuat Bangsa ini melupakan Adat Budaya nya termasuk Cinta Tanah Air,


 Seperti Bung Karno yang mengajarkan Nasionalisme dan berusaha menyatukan Negara Asia Afrika dan Amerika dengan NASAKOM [Nasional,Agama dan Komunis] malah ditumpas Total bersama pengikutnya 1965-1966 bahkan Ajarannya pun dilarang [Sukarnoisme] yang banyak Nasionalisme nya atau cinta tanah air sendiri bukan arab, Islam juga menumpas Ilmu Jawa sampai detik ini biarpun SBY sebelum terpilih lagi sempat Pidato Undang Undang Minoritas dimana semua sama dan Minoritas harus di Lindungi tapi di Pemerintahan bawah yang takut  Islam tentu tidak mau melaksanakan, Penumpasan malah menjadi jadi Saptodarmo dihancurkan, dan banyak Lebel Sesat terhadap minoritas mangkin mengganas, Bahkan Pidato Perlindungan Minoritas itu seperti tidak pernah ada malah mumpung lemah numpasnya gampang daripada kalau kuat nanti seperti numpas pengikut Soekarno pun kan belum siap tidak tahu apa apa culik dan bunuh. Demikian keanehan Agama Islam yang tidak bisa rukun dan mengadopsi Adat Majapahit karena memang bertolak belakang Ajarannya dan ini membuktikan Baik dan Buruk, Siang Malam, Laki dan Wanita, Kiri dan Kanan. Tapi rasanya Orang akan mengerti dan bisa membedakan Baik dan Buruk seperti ngaku Agama paling benar tapi suka menghancurkan Warung pada bulan puasa, minta dihormati, Mengkafirkan Orang, Mau menang sendiri lama lama rakyat akan muak melihatnya, saat ini dimana Kemarahan Alam sudah tak terbendung, Adat Alam disini sudah tidak dipakai lagi, Tanah yang subur makmur pun Murka, TV tadi pagi Berita Susah Air ini sebetulnya patut disyukuri karena Cintanya sama Negara Arab maka Air susah seperti di Arab, Lumpur Lapindo pun patut disyukuri karena Kelak akan jadi Padang Pasir seperti di Arab, sawah Sawah kering juga patut disyukuri karena masih untung ada rumputnya kan karena cintanya sama Arab maka akan jadi Arab tanah ini, Sekolah Sekolah rubuh kena angin karena tidak mengajarkan cinta tanah air tapi cinta Arab, sebab 500 tahun berdoa pada Allah nya Arab sampai busanapun pakai Arab busana sendiri diharamkan katanya menunjukkan aurat untuk menumpas Adat dan Busana sendiri dibuat Undang Undang Porno biar Relief Candi Wanita tanpa baju bisa dihancurkan lagi padahal sudah hancur malah di Aceh wanita pakai Jin ketat dilarang karena menunjukkan lekuk tubuh, dan meninggalkan Adat Budaya Tanah yang gemah Ripah Loh Jinawi ini,Untung Sabdopalon berkata 500 tahun akan mengembalikan Buda lagi jadi masih ada harapan, biarpun Manusianya sudah sulit disadarkan karena Cintanya sama Arab, Inilah sekedar Ngawedar Ilmu Sendiri dengan Ilmu Arab yang disebut Islam dan menang menangan menumpas Adat Budaya kita yang Adiluhung dan untung masih punya Bali biarpun Orang Bali melaksanakan Adat "Mula Ketho" atau memang begitu sejak Dahulu dan akan tetap begitu sampai kapanpun, marilah kita merenungkan Adat Majapahit tidak pernah membenarkan Diri Sabar dan Jujur serta Menerima apa adanya tapi malah disalahkan terus Oleh Islam seperti Pura Majapahit Trowulan yang terkenal bisa menyatukan Umat SARA, malah di tutup, Islam selalu membenarkan Diri dan menyalahkan Orang lain, dan Tentu ada Akhirnya bukan ? Semua mesti akan berakhir [The End] ini sudah masanya 500 tahun Wolak Walik'e Zaman, kita harus bangun dari Tidur berkepanjangan dan Alam akan mendukung kita yang Cinta dan melaksanakan Adat Tanah Air inilah kutiban Lagu Indonesia Raya 3 stansa : Indonesia Tanah yang Suci, Tanah Kita Yang Sakti, Disanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati, Indonesia Tanah Berseri, Tanah Yang Aku Sayangi, Marilah Kita Berjanji, Indonesia Abadi, Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya, Majulah Negrinya, Majulah Pandunya, Untuk Indonesia raya.*** Ini tidak dinyanyikan karena ada istilah Tanah Yang Suci jadi menyaingi Arab yang dipercaya Tanah Suci jadi coba dari dulu dinyanyikan tentunya sedikit menolong Orang Sadar akan tanah yang subur makmur ini memang SUCI sampai Orang Jawa dianggap Binatang tidak boleh menerima Wahyu selain Nabi Muhammad yang Orang Arab, itu Sadek terima Wahtu ditangkap dan dihukum 4 tahun Pertapaannya di Gunung Salak Jawa Barat dihancurkan Habib dan Pasukannya, Lia Eden juga diatangkap melecehkan Islam padahal Kristen yang percaya Jibril / Jibrail tidak marah ada Orang Terima Wahyu dari Jibril malah itu Orang makai nama Jibril dibiarkan kan lebih melecehkan? Orang nya yang makai nama Jibril ditangkap Densus 88 terlibat Teroris jadi mau dikemanakan Bangsa ini oleh Islam ? kalau Ageman Siwa Buda jelas mngarahkan melaksanakan Adat Budaya sendiri yang bisa membuat Persatuan, Kerukunan SARA tapi malah dilarang ya Aneh tapi Nyata***

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom