English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Senin, Januari 11, 2010

CANDI BUDHA MAJAPAHIT SELESAI DIBANGUN

i-om
Kayangan Jagad Majapahit di Desa Situs Budha abad IV Kali buk buk Lovina Singaraja Sudah selesai Candi Budha nya, Candi berbentuk Stupa dari Bata merah Pilihan yang ciri Khas majapahit telah selesai di Bangun lengkap dengan Candi Bentar nya, Untuk di Semayamkannya Pratima Budha Milik Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit dari Trowulan,

Tanah seluas 200 Hektar Sumbangan Gusti Arya Sentanu Raja kali Buk Buk yang menjemput Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI beberapa waktu yang lalu di iringi musik Bale Ganjur di Bandara Ngurah Rai dan mengalungkan Bunga kepada Pria yang sederhana yang dikenal Hyang Suryo ini ketika Menyerahkan tanah untuk Kayangan Jagad Majapahit beserta Gambar Kayangan Jagad untuk di Acc Sang Raja [Blog lain] Tanpa Sang Raja yang dikenal dengan Panggilan Hyang Surya ini mengeluarkan biaya 1 Sen pun, di Pura Ibu Majapahit Jimbaran dan menyatakan akan Membangun Kayangan jagad majapahit di tanahnya di desa kali Buk buk Buleleng Bali dan Surat Pernyataan Penyerahan Tanah kepada Hyang Suryo pun diterima disaksikan Banyak Orang Para Penyungsung Pura Ibu Majapahit, dimana diatas Tanah kerajaan bali Utara ini telah ditemukan Situs Budha abad IV yaitu Situs Budha Tertua di Indonesia, Kemudian Pratima Budha Zaman Airlangga Cucu Empu Sindok ini yang dahulunya Bersetana di Pura Majapahit Trowulan sebagai Kawitan Kerajaan majapahit [kalau Hyang Suryo Brahmaraja ber Kawitan majapahit, Majapahit Brahmaraja Kawitannya Kadhiri Prabu Airlangga Dinasty Sindok yang Brahmana / Empu] yang dipindahkan dari Kadhiri ke Puro Trowulan 1997 Memang ada 2 Buah Kembar, mirip Pusaka Pusaka Majapahit Milik Sri Wilatikta Brahmaraja dari Kadhiri yang memang Sepasang kini Sebagian sudah di Jajar di Musium Pura Ibu Puri Gading jimbaran sejak 1-1-2010,

Pratima Budha Yang satu Ber Stana di Puri Surya majapahit Bantang banua Sukasada Buleleng yang sebelumnya Nyejer di Musium Buleleng di Undang Kepala Dinas Parawisata Buleleng Ida Bagus Puja Erawan SH hingga Perpanjangan 2 X Tanpa Batas dimana Bupati Buleleng berjanji Akan membuatkan Pralingga Jagad, Akhirnya juga dibuatkan Candi Megah Model majapahit oleh Gusti Latria dan Sudah diresmikan Tahun lalu 2009 yang dihadiri Pemerintah, PHDI dan Masyarakat Buleleng dimana PHDI Buleleng dalam Pidatonya Juga menyebut Sebagai kayangan Jagad Siwa Budha [Bali Post] gambar samping Pratima Budha kembar ketika masih di Pura Trowulan sempat di Cuci AA Ngurah Mayun Samirana Rombongan Group AA Ngurah Manik Danendra SH yang diajak AA Ngurah Rai dari Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal hingga menjadi Pura majapahit Puri Tegal dan AA Ngurah Rai Sukses Usahanya setelah Nyungsung  Pratima Ratu Mas dari Hyang Surya lalu 2001 menyumbang Pelinggih ke Pura Majapahit Trowulan membawa AA Ngurah Widura Bapak nya AA Ngurah Manik danendra SH mengaku juga dari Puri Tegal dan mengkalim nama Puro Majapahit miliknya [Bali Post 7-1-2010] yang akhirnya mau menguasai Pura Trowulan dengan Paksa awal 2002 Ketika Hyang Suryo menghadapi Serbuan , Pem Boman dan Akhirnya di Tutup MUSPIKA Trowulan Nov. 2001 dan hal ini di Rahasikan Hyang Suryo karena sangat Memalukan Orang Hindu di Bali hingga AA Ngurah Manik danendra SH membuka sendiri Peristiwa itu di Bali Post 7-1-2010 [dijawab di Blog lain], Hingga 2003 Hyang Suryo di Undang ke Bali dan diberi Tanah dan bangunan Puri Surya majapahit Buleleng 2005 Sumbangan Gusti Latria Adik kandung Pahlawan Bali Let Kol Wisnu yang Juga namanya dipakai lapangan terbang di Grogak Singaraja yang kini jadi Kahyangan Jagad Majapahit Siwa Budha, Asalnya Rumah Hyang Suryo selama 9 Bulan di Singaraja menunggu Terwujut nya Patung ganesa Tertinggi di Dunia yang sudah Terwujut 2006 dan di Resmikan Sendiri oleh Raja Abhiseka majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI mewakili Majapahit Kingdom dan Ibu Sukmawati Sukarnoputri sebagai Wakil Pendiri Republik Indonesia Bung Karno, Selanjutnya Para Wakil dari World Hindu Youth Organizaton dari 128 Negara ikut meresmikan Juga dihadiri Pemuda Hindu Nusantara antara lain Dayak kaharingan, Hindu Tengger, Maluku dll [Ada VCD nya] juga semua Agama Tanpa memandang SARA [Suku, Ras dan Agama] ikut Meresmikan Simbul Bung Karno yaitu Dewa Tersakti dan Terpandai Ganesa milik Dunia yang membuat kemajuan Singaraja khususnya Pantai Lovina hingga kini banyak Kapal Layar dari Penjuru Dunia ke Lovina untuk Wisata Ibadah Ganesa Tertinggi di Dunia dan Hotel Hotelpun mengeliat Hidup yang sebelumnya Singaraja kota Sepi kalah dengan Denpasar, Kini Bangunan Stupa Budha Mirip Asli nya di China, Siam, Borobudur  dan Thailand dan di Garap Tukang Ahli secara Sempurna Sekala dan Nisakala yang bisa dikatagorikan ter INDAH di Dunia karena Satu satu nya Stupa dari bata merah  Brahmaraja Khas Era majapahit [Lihat Gambar di Atas], sedang Pada Umumnya Stupa dari batu Hitam [Warna Dewa Wisnu Awatara Budha].

Dewi Mahendradata bergelar Gunapriyadharmapatni Putri Sindok [China Sien deok] Yang ber Ageman Budha Mahayana sangat berpengaruh di Bali daripada Suaminya Prabu udayana, dan Putranya Prabu Airlangga menjadi Raja Kadhiri yang juga membawahi Bali yang menurunkan Prabu Jayasabha Raja Jenggala dimana Prabu Jayasabha III Wisnu Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja dan mempunyai Istri Li Yu Lan atau kecilnya bernama Dara Jingga [punya Pelinggih di Besakih Bali] Putri Raja Miao Li dari China Selatan hingga Putranya Sri Kerta Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta barahmaraja II mengawini Ratu Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Ketika Majapahit Trowulan Runtuh 1478 Sri Wilatikta Barahmaraja VI masih Eksis Raja Daha-Jenggala-Kadhri {Triloka Pura} hingga 1527 selanjutnya dengan Armada Perahu Layar [Jung] ke China dan di terima karena Dinasty Sien Deok [Sindok] sebuah Kerajaan di China yang menemukan Kalender dan bisa menghitung Musim serta Gerhana yang kini dipakai, juga ke Bali Yang masih Majapahit dan di Terima hingga kini bahkan masuk Ujung Galuh Kembali sebagai China dan keluarganya menetap sebagai China Pemuja leluhur di Klenteng karena bikin Candi menyalahi Islam yang berkuasa sejak 1478 setelah menumpas Brawijaya dan membakar Kitab Kitab Budha diganti Kitab Arab, Keluarga Besar majapahit China yang diterima Penduduk setianya yang Kafir menyembah Leluhur / Pik Kong di Gedong Klenteng dan Punden yang masih percaya bahwa Raja titisan Manivestasi Dewa Dewi Seperti Film Biksu Tong ada Dewi Kwan Im nya yang harus diberantas di Tumpas karena Tidak masuk Akal dan Sesat menurut Kitab Ilmu Arab yang Islam dan tidak Boleh memuja Brahmaraja Leluhur Lokal selain Muhammad Leluhur Arab dan Tulisan China pun dilarang juga Budayanya oleh Bangsa kita yang Islam Dajjal Arab sejak 1965 hingga Presiden Gus Dur.1999 yang memberi Kebebasan Adat China Mancupaik / Majapahit, Pratima Prabu Airlangga yang menjadi Simbol Universitas Airlangga di Surabaya Jawa Timur [UNAIR] kini di Linggihkan di Garuda Wisnu Kencana [GWK] sejak 2004 dimana ditempat ini Sedang dibangun Patung Airlangga Tertinggi di Dunia, dan beberapa Anggota DPRD PROV Bali yang merasa Trah Kadhiri seperti Budi Hartawan SH dari Komisi IV dan  Komang Janggol Wakil Ketua sedang mengusahakan Legalnya candi Prabu Airlangga yang sudah ada di GWK dan disungsung Umat Nusantara dan Dunia sebagai Bhatara Wisnu mengendarai Garuda dan dipercaya sebagai PEMELIHARA ALAM SEMESTA sayangnya sebagian Bangsa sendiri malah tidak percaya Dewa Wisnu tapi lebih percaya Allah nya Islam dari Arab Tanah Suci yang katanya Agama Terakhir  Paling Sempurna yang memang benar dan paling benar karena selain Islam adalah Kafir termasuk Kristen Jesus yang lebih Tua 600 tahun hingga Tempat Setana Prabu Airlangga di Puro Mojopahit Trowulan di Tutup 2001 dan diundang ke Bali, Dimana sebelumnya di Puri Anom Tabanan 2003 Pratima Prabu Airlangga di Undang ke GWK 2004 dan telah Punya Pelinggih biarpun masih Sederhana dan Odalan Tetap tiap Purnama V sejak 2004 Odalan Pertama di Puput Ida Pedanda Bang Buruan Manuaba sampai 4 X Odalan Tetap di Puput Beliau, dimana beberapa Anggota Dewan Rerwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Provinsi Bali sempat berkunjung 11-1-2010 diantaranya Budi Hartawan SH sempat Terenyuh mendengar nasib Pratima Prabu Airlangga yang di Patungkan tapi sempat mau di Gusur oleh AA Rai Dalem Pengurus [GM] Baru GWK  dimana Pelinggihnya yang sangat Sederhana Tapi bukan Sumbangan Tapi ketulusan Umat yang melarat hanya seharga Rp. 200.000,-itu Pelinggih Prabu Airlangga , sebab Hyang Suryo Trauma nanti di Sumbang Pelinggih Bagus malah mau di Ambil Alih Paksa seperti Pengalaman AA Ngurah Manik danendra SH yang menyumbang Pelinggih lalu memaksa Hyang Suryo menanda Tangani Surat penyerahan Pura berikut Rumah Hyang Suryo di Garnisun Militer, Biarpun Pelinggih Sederhana Tapi Odalan nya dan Ngenteg Linggih nya  Besar Pakai Wayang Lemah dan Peteng, Barong Ket, Barongsai Tanah Kilap, Tari Tarian Keraton, Joget Bumbung  dan Topeng Sida Karya [ada VCD nya] Juga Raja Tebet Hadir [Radar Bali] Sumbangan Puri Kanginan Karang Asem Gusti Susilo Jelantik dan Ibu yang membawa Foto SBY di Taruh di Pelangkiran Prabu Airlangga agar menang Pemilu 2004 dan Ternyata Menang dan datang GWK berjanji GWK akan selesai 100 tahun Kebangkitan Nasional yang jatuh 2008 tapi gagal, Tapi berkat Janjinya pada Dewa Wisnu Manivestasi Prabu Airlangga bahkan terpilih lagi 2009, juga Odalan GWK didatangi dari Puri Buleleng Tisna SH dan Rombongan Pengacara Surabaya, Ubud [nyoting VCD], Negara dan Mengui [Nyoting VCD] dannyumbang Banten yang Mendak Pratima di Gilimanuk, Hotel Wina Gamelan Gede juga Banten, Penyungsung Jawa, Mr. Cong Kelenteng Majasari [mendokumentasi Foto dan VCD], juga KPU ikut Hadir termasuk Misno Ketua nya [Radar Bali], Dan Kini Para Anggota DPRD Bali [Ada yang menyumbangkan Gaji nya]  Budi dan Komang dan Para Tokoh Masyrakat ini Berjanji akan memperjuangkan melalui DPRD agar  Tetap bisa Ber Setana di Tempat nya tanpa di gusur lagi karena mepet dengan Rurung Agung dan Tidak menggangu Pembangunan Apapun yang bersifat Komersial, Juga Ibundanya Prabu Airlagga adalah Manivestasi Durga Mahisa Nandini Yang Pratimanya bertangan Seribu juga sudah ber Stana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran hanya 1800 Meter dari Pelinggih Prabu Airlangga di GWK, Jadi Dewi Durga lain yang betangan dua, Empat, delapan dst tidak masalah Pelinggihnya Berdekatan dengan Rurung Agung GWK Jadi Airlangga Putra Dewi Mahendradata yang Manivestasi Durga Penguasa Pura dalem Prajapati jadi tidak ada masalah dengan Rurung Agung yang pernah ditentang Kelian Dinas adanya Rurung Agung tidak baik untuk Pelinggih Sang Kelian yang masih Muda, Juga Ketua PHDI Kuta Selatan Nyoman Amplik yang nuduh tidak pakai adat Hindu dan Ilmu Hindu nya Mula Keto tidak Tahu kalau Ibunda Airlangga adalah Manivestasi Dewi Durga Penguasa Prajapati Rurung Agung, Juga Putra Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PANGAB] Jendral Panggabean sudah Meninjau Pura GWK dan berminat menjadi Infestor melalui Ir Tedi dan Ir Asep dan Rombongan dari Jakarta yang juga ke Pura Ibu Majapahit Jimbaran bahkan Menyumbang Bangunan Ruangan Tempat menginap Tamu lengkap Ac agar Tamu Tamu Pandita Suci Mancanegara bisa menginap tanpa harus di Hotel yang menyulitkan Keuangan Umat Pura Ibu, serta membantu Pura Majapahit GWK Tempat Prabu Airlangga Kawitan jawa bali ini.

Cuplikan GEGURITAN MAJAPAHIT  yang ada di Bali :

"....Nguni duk pamadegan Sri Gunapriyadharmapatni Udayana Warmadewa, Hana pasamuan Agung Siwa Budha kalawan Bali Aga, Ya hetunya hana desa pakraman mwang Kahyangan Tiga maka kraman ikang  desa para desa Bali Aga"

Artinya : " Dahulu kala pada saat Bertahtanya Sri Gunapriyadharmapatni dan Suaminya Udayana Warmadewa, ada Musyawarah Besar Siwa Budha dan Bali Aga disitulah asal mulanya ada desa Pakraman dan Kahyangan Tiga sebagai Tatanan kehidupan dan masing masing desa Bali Aga.

"...Ndan len kita Budha rupa Siwa pati urip ikang Tri Mandala, Sang Sangkan paraning sarat ganal alit kita ala ayu kojaring Aji, Upetti Stitti lilaning dadi kita Katramanani paramarta Sogata."

Artinya : " Tidak lain Engkau Budha yang berupa Siwa , Berkuasa Menghidup-Matikan sekalian mahluk penghuni tiga alam semesta dan Engkaulah yang menjadi pokok asal sekalian kehidupan besar kecil di Dunia, serta yang menciptakan adanya baik dan buruk, demikian ajaran Ageman yang berasaskan nilai-nilai kelahiran dan kematian yang diciptakan tiada lain oleh Engkau Siwa Budha"

Nama Agama Siwa Budha dijadikan dasar Falsafah ke Agamaan di Bali sama dengan di Kadhri hingga Majapahit Jawa Tempo dulu, Juga disebutkan  Sang Hyang Kamahayanikan merupakan inti ajaran Siwa Budha yang diterapkan dan sejak itu sampai sekarang menjadi Dasar Peri Kehidupan dan sayang di Jawa sudah tidak dipakai dan Lontar Lontar dibakar karena kitab Kafir dan tidak boleh dipelajari karena berganti Agama Suci dari Arab yang kitab nya paling sempurna yaitu Quran yang mengajarkan Kafir harus di Tumpas dan Sukses 1965-1966 menumpas Kafir selain Islam dan masih ada saksi saksi Hidup Sedang Saksi Zaman majapahit 1478 hanya berupa Tulisan, Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar memuja satu Tuhan yaitu Allah dan tidak boleh memuja Patung hingga Candi Candi dihancurkan di tuduh Tempat Setan Berhala terbukti Patung Patung Budha di Candi pada hilang kepalanya dan tidak utuh lagi di Kepruk i sampai Hancur Seperti Candi Gayatri Boyolangu Kepalanya hancur dan hilang, Tribhuwana Tungga Dewi Trowulan tinggal Sandarannya [PRABHA] saja Wujut nya Hancur Luluh tak berbentuk hanya sebuah Daun Teratai yang sangat Halus dan Indah luput penghancuran membuktikan betapa Indah dan Halus Buatannya bila masih utuh, untung Ajaran Siwa Budha ini lestari di Bali hingga kini terbukti Pura Durga Kutri Mahendradata selama 1000 tahun tetap Upacarai dan di Sungsung Desa Adat Blahbatuh Gianyar yang belum kemasukan Islam yang anti Patung Berhala hingga Patung Durga Mahisa nandini setinggi 3 Meter mirip Tribhuwana Tungga Dewi masih Utuh Sempurna sedang Patung Tribuawana Tungga Dewi di Trowulan Hancur Rebah tinggal sebuah Daun Teratai sangat Halus dan Sempurna lainnya hancur di cukili Linggis dan pokoknya tidak bisa dilihat karena patung Berhala dalam Ajaran Islam harus di hancurkan karena dianggap Menyekutukan dengan Allah yang sangat dilarang dan disebut SIRIK / MUSRIK oleh Majelis Ulama Indonesia dalam Rubrik Halal Haram di setasiun TV Tiap Minggu sore, jadi Bangsa  Indonesia pun sebagian besar ikut Arab anti Budaya sendiri yang di Haramkan secara Resmi MUI yang kaki tangan Departemen Agama untuk menyesat kan Aliran selain Islam dan di Hancurkan bila MUI teriak SESAAAT, seperti Patung Budha Terbesar di Dunia di afgannistan juga di Tanami Bom dan di Hancurkan bahkan diberondong Mitraliur 12,7 MM, hingga musnah tak berbekas lagi.[Film Dokumenter di TV Dunia] Tanpa memperdulikan Teriakan Para Arkeolog Seluruh Dunia yang memohon agar jangan di HANCUR kan tapi dianggap Teriakan Para bangsat Kafir Pengikut Setan Padahal Umat Budha di Dunia jumlahnya 2 Millyard justru Islam Terbesar malah di Indonesia yang punya Candi Terdbesar Budha di Dunia Borobudur yang sampai Detik ini tidak boleh di Upacarai secara Budha tapi hanya untuk Parawisata di Karciskan, juga Candi Keajaiban Dunia Versi Dunia Kafir ini pernah di Bom 1983 oleh yang mengaku Islam Murni dan Konsekwen Asli Arab Pelaksana Quran dan Hadist Perintah Allah, inilah Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar yang kitabnya Quran dan Hadist.Kitab Tertinggi mengalah kan Kitab apapun bahkan Hukum di Republik ini hingga Adat di Puro Majapahit Trowulan pun di GEBUK kitab Arab ini hingga di Tutup dilarang Kegiatan dalam Bentuk Apapun Hebat kan ? ini Nyata bukan Dongeng Bobok Malam untuk Bayi. dan ini Tulisan ini bukan Versi Orang Majapahit [Tuduhan Komentar] tapi umum dan Nyata serta bukan Tendensius karena nyata dan Berita TV Dunia dan Lokal.

Demikianlah Singaraja Bali telah memiliki Candi Budha Termegah mudah mudahan di Dunia dan Satu Satunya Stupa terbuat dari Batu bata, Dengan Pratima Budha Peninggalan Kerajaan Kadhiri yang juga sudah sangat Keropos karena Tuanya 1000 tahun setua Pura Durga Kutri Mahendradata yang juga selama 1000 tahun lestari di Bali,  yang membikin Orang Kerauhan bila memandangnya yang diperkirakan sama Umurnya dengan Candi Borobudur abad 7 dan bila dibawa dari China oleh Jendral It Sing tentunya lebih Tua lagi karena China sudah Budha sejak 2500 tahun, Pratima Budha Sumbangan dari Raja Abheseka majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang sudah terbukti bisa mewujutkan Sinar Cemerlang di Singaraja yang simbulnya "Singa Bersayap" Kendaraan Budha juga yang Keris Singa Zaman Kadhiri yang Gandik Singa bersayapnya dari Emas Milik Brahmaraja XI berada dalam Lemari Kaca 5 MM mendampingi Keris Ganesa Tebu Wulung agar punya Teman di Musium Ganesa Tertinggi di Dunia di Lovina. Sedang Candi Siwa nya masih Tahap menyusul, Budi Hartawan SH anggota Komisi IV DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI  BALI menyerahkan Gaji nya secara utuh untuk Pembangunan Kahyangan Jagad majapahit juga sumbangan Tak mengikat, dan sangat selektif mengingat Kasus AA Ngura Manik Danendra SH yang menyumbang Pelinggih Kecil lalu memaksa Hyang Suryo sebagai Pemilik Pura Majapahit untuk menyerahkan  Tanah dan Rumahnya sekalian secara Paksa kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH padahal Orang Orang ini yang membawa ke Trowulan 2001 adalah AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal dan menjadi Pura majapahit yang nama Pura majapahit di Klaim milik AA Ngurah manik danendra SH [Bali Post 7-1-2010] padahal Puri Tegal setelah Nyungsung Ratu Mas nya Hyang Suryo menjadi punya Pura majapahit ini yang tidak diketahui Manik Danendra yang ikut Nyungsung Pura majapahit Puri Tegal belakangan dan diajak AA Ngurah Rai ke Puro Pusat Trowulan 2001 Pikir Hyang Suryo karena di Beri Pratima Ratu Mas dan Sukses Punya Pura majapahit dan Nyumbang Pelinggih lalu diberi kesempatan mencuci Pratima Budha Kembar Pura majapahit Trowulan berusia 1000 tahun yang kini melinggih di Buleleng satu di Kali Buk Buk [Yang di pegang AA Rai di Foto] satu di Sukasada [Yang dipegang AA Mayun samirana di Fota atas], Pengambil Alihan secara Paksa Pura Trowulan oleh AA Manik Danendra SH yang sungguh sangat memalukan Orang Hindu, Sedangkan Gusti Sentanu malah menyerahkan Tanahnya dan membangunkan Kayangan Jagad Pratima Budha Puri Surya majapahit buat Hyang Suryo bukan meminta tapi memberi Pada Raja majapahit mengingat di Trowulan Jawa dilarang berkegiatan dalam bentuk Apapaun oleh Camat dan Imam Islam Karyono, disisi lain juga Orang yang merasa Keturunan Majapahit Kadhiri berlomba Menyumbang majapahit nya Hyang Suryo yang berjuang Tanpa Pamrih sejak muda bahkan sampai kini masih Menyucikan diri dengan Melajang agar dekat dengan Leluhur nya agar bisa memberikan Keberhasilan, Kerahayuan dan Kerahajengan  Umat nya yang Percaya Leluhur nya, dan yang aneh Pria berambut Sebahu ini biarpun di Terpa Berbagai Musibah baik dari luar maupun Tikaman dari dalam atau "Musuh Dalam Selimut" seperti AA Ngurah Manik Danendra SH tapi tetap Tegar dan Tenang serta Sehat tidak pernah Sakit berkat Keyakinan dan Kesetiaan kepada Leluhur nya Yang Dewa Brahma Pencipta Alam semesta Nusantara" Saya ini belum sebrapa lihat Bung Karno sejak muda Keluar masuk Penjara, Jadi Presiden pun di Granat di bedil pokoknya begitu besar halangannya.. Bahkan Jesus pun di Salib Gandi pun ditembak sama dengan Presiden Amerika JF Kenedi juga Paus Roma  lalu kita pelajari Sejarah nya sesuai Pesan Bung Karno JASMERAH [Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah] lalu musibah ambil Hikmah nya Trowulan ditutup Lha di Undang ke Bali kita tunjukkan Karya nyata untuk Leluhur agar yang menutup dan menikam dari dalam terbuka mata nya", Bahkan Bali Post 7-1-2010 memuat Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH yang akan Menuntut Tanda Tangan Penyerahan ber Meterai lengkap yang dulu secara Paksa Hyang Suryo harus menanda Tangani Surat yang dipersiapkan sebelumnya oleh AA Ngurah Manik Danendra SH di Kantor Militer untuk menyerahkan Puro Mojopahit Trowulan Rumahnya Kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH Puri Satria Pasar Burung Denpasar dan Kasus ini sudah akan di Tangani Budi Hartawan SH yang juga bagian Kesejahtraan Masyarakat [KESRA] atau Komisi IV DPRD PROV BALI dan akan segera memanggil AA Ngurah Manik Danendra SH yang belum diketahui Alamatnya yang menurut Bali Post di Pura Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi sebagai Ketua Umum Pura, agar selesai masalahnya, Kasus AA Manik ini Yang membuat Sewot Para Pendukung nya Tapi Beliau Anehnya tetap Tenang bahkan Merahasiakan Ulah AA Ngr Manik Danendra selama 8 tahun akhirnya AA manik sendiri yang membongkar Ulah nya yang Bejat di Bali Post 7-1-2010 Tanda Tangan sudah di Cabut mau dihidupkan lagi melihat Hyang Suryo diam dan percaya Karmapala, Bukan main sangat sulit mencari Manusia berhati mulia dan Jujur-Sabar-Narimo seperti Hyang Suryo hingga disayang leluhur nya serta Alam seperti Malam Tahun Baru di Pura Besakih 2009 dan 2010 yang Tidak Hujan dengan Menudingkan Keris ke Langit dan menggoreskan ke Tanah [Bumi dan Langit], dan bisa Terbesar dan Terkecil dan Ngeluruk Tanpo Bolo hingga dianggap Sendirian dan Orang Tolol serta Dungu oleh AA Manik Danendra SH dan mudah di Tipu Tapi Beliau tetap merendah sesuai Adat Jawa Kuna yang di Anutnya atau Siwa Buda Majapahit Leluhurnya Brahmaraja dan Putri China yang Budha dimana Karmapalanya sangat Bagus dimana Orang pada membuatkan Kahyangan Jagad Terima jadi tanpa mesti Minta Tanda  Tangan Paksa untuk menyerahkan Tanah milik Hyang Suryo sepereti yang dilakukan AA Ngurah Manik Danendra SH. Malah Hyang Suryo dimintai Tanda Tangan Merestui Kahyangan Jagad nya dan Prasasti Prasasti Peresmian macam macam, Bukan Tanda Tangan dipaksa dan di bentak bentakseperti yang dilakukan  AA Ngurah Manik Danendra SH untuk mennyerahkan Tanah dan Rumah nya gara gara di Sumbang Pelinggih Kawitan oleh AA Ngurah Manik Danendra SH. yang tidak tahu siapa Hyang Suryo yang memang banyak Orang yang tidak tahu [POSMO]dan tidak mau tahu  "Kasus  Manik Saya ambil alih dan akan saya selesaikan, Saya Orang Bali sangat Malu atas kejadian ini" Ucap Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV BALI yang menyerahkan Gaji nya untuk Pura Kahyangan Jagad Majapahit.yang berhasil di Bangun seperti Gambar diatas bersama Gusti Sentanu yang menyumbang Tanah untuk Kahyangan Jagad yang menyatu dengan Puri Surya majapahit Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Brahmaraja XI

Hadiah Luar bisa setelah menghadapi Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH [Bali Post 7/1] yang akan menghidupkan Tanda Tangan Penyerahan Paksa Rumah dan Tanah Puro Mojopahit Trowulan dan sudah di Cabut Pengacara, Datang Team Pembangunan Kayangan Jagad majapahit Buleleng melaporkan dan menyerahkan bukti Foto Foto karena Hyang Suryo tidak mau melihat ke Singaraja kecuali Upacara Ngenteg Linggih " Saya kan bukan Mandor Proyek, masak Bangunan belum selesai di Kontrol ?" Ucap Raja Abhiseka majapahit Masa Kini ini sambil tersenyum, sudah Selesainya Candi Stupa Budha Termegah di Nusantara. Hari ini Beberapa Anggota DPRD Bali, Mangku Teratai bang, GRP Prawirodipoero, Biokong Edi menjemput Pratima Ratu Mas atau dikenal Dewi Kwan Im untuk Pelengkap Taksu dan di Setanakan di Candi Budha agar Lengkap ada leluhur Putri yang dari China dan Ber Ageman Budha sesuai Uang China Kuna / Kepeng yang selalu dipakai Upacara di Bali, Rombongan dengan Banten Pemendakan telah berangkat menuju Trowulan, dan Hari Prangbakat akan di Linggihkan di Buleleng Pratima Ratu Mas atau Dewi Kwan Im posisi duduk yang didepan Klenteng Trowulan dalam Rumah Kayu kini sudah memiliki Candi dan Gedong Megah di Bali yang Bekas situs Budha Tertua di nusantara yaitu Desa kali Buk Buk Lovina tak jauh dengan Patung Ganesa Tertinggi di Dunia yang juga di Resmikan Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang habis menyerahkan Gelar "Sri Wilatikta" di Pura Besakih depan Pelinggih Ratu Mas 1-1-2010 kepada Rektor Universitas mahendradata yang juga President World Hindu Youth Organization yang anggotanya 128 Negara di Dunia yang juga REKTOR dan DOKTOR Termuda di Dunia, yang pernah di Undang Raja Budha Thailand, dan Kiprahnya Tingkat Dunia bahkan sudah ada Tawaran dari PBB untuk Jabatan penting. Dengan Menyandang Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I tentunya menambah Wibawa di mata Dunia untuk berkiprah, agar Bangsa kita tidak di Lecehkan Dunia yang memang lagi Terpuruk dan jadi Peng Export Tenaga kerja Indonesia [Budak] yang banyak pulang Mati,

Dan Tipisnya Kecintaan Bangsa dengan Tanah Airnya hingga Tanah Air Murka  jadi Bencana seperti Tulisan sabdopalon 500 tahun kembalinya Budha Majapahit diawali Alun Minggah Ing Daratan, Angin Agung Anggergisi, Banjir Bandang Kiwo Tengen Samodra Bena, Lindu Ping Pitu Sedina, Pageblug Isuk Loro Bengi Mati Dll yang sudah terbukti karena Orang Lebih mencintai tanah Suci Arab dan mengabaikan tanah sendiri yang Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi Air Cukup dan segala bisa Tumbuh tidak Kering Krontang seperti Padang Pasir yang bisa tumbuh hanya Pohon Kurma dan binatang yang kuat tinggal di "Bumi Kepanasan" [Istilah Jayabaya] hanya Onta, Semoga Keterpurukan bisa ditutup Pemuda Pemuda kita yang Briliant sesuai Bidangnya. SEMOGA***



Ditulis : Team Sejarah Puri Surya majapahit dibantu Para Pelaku dan Saksi Utama Kejadian.
Budi Hartawan SH [Anggota DPRD Bali]
Gusti Tisna SH       [Puri Pide Buleleng]
Sudarsana SH        {Universitas 17-8-1945}
M Warka SH         [Universitas 17-8-194 ]
Darmaputra SH      {Puri Ukiran Pemeceutan]
DLL.

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom