Jam menunjukkan 18.45 WITA / 17.45 WIB suara Musik Barongsai menghentak hentak dikesunyian Senja di Areal Pura Besakih Kaki Gunung Agung Bali pada Tanggal 31-12-2009 Untuk Adat Jawa Bila Matahari Tenggelam berarti Tahun Baru 1-1-2010,
Kala itu Matahari dan Bulan Tertutup Awan Gelap Hujan baru saja Reda, Suasana Komplek Pura Brahmaraja sangat Tenang Meru Tumpang XI berdiri Tegak tak Tergoyahkan bagai Pohon Terang Natal Kelahiran Jesus sejak 1343 yang dibuat Kerabat Majapahit dibawah pimpinan Arya damar dan Gajah Mada, nun disebelah kirinya Berdiri pula Pelinggih Meru Tumpang III Ida Bhatari Ratu Mas Magelung yang di China di Kenal sebagai Dewi Kwan Im Sang Penari, Sebelumnya memang Suasana Hujan Tapi Tepat Pukul 18.00 Saat Kedatangan Brahmaraja XI dan Rombongan yang dari Pura Brahma Terlihat masih seperti Barisan Semut menuju keatas Hujan berhenti seketika, Kemudian Tepat 18.45
Dengan mengenakan Busana Adat Majapahit Merah Brahma Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI memasuki Areal Pura Brahma, Tampak Pria berambut Panjang sebahu ini berhenti sejenak di Undak-undakan Pura kemudian menggoreskan Keris yang di Pegangnya ke tanah, Kemudian mengarahkan Pusaka Andalan Majapahit itu ke Langit, Sungguh diluar dugaan Matahari Bersinar Merah menyorot Menerangi Areal Pura dari arah Barat, sedang diufuk Timur Bulan Purnama pun Bersinar Emas menyoroti Areal Pura Jadi Sinar Merah dan Emas Menyatu menyinari Sang Raja yang Genarasi ke XI Brahmaraja dan Ratu Mas sesuai Sinar Matahari Sore yang Merah Brahma dan Bulan Purnama yang Keemasan dari Arah barat Merahnya dan Timur Emas nya, Suasana Mencekam dan Sakral hanya Musik Barongsai Grombyangan memecah Kesunyian Areal Sakral Tempat Leluhur Majapahit sejak 1343 itu,
Sang Brahma Masa Kini langsung Naik ke Pelinggih Ratu Mas dan mengambil Pratima Ratu Mas dari Kepala Mahasiswi Cantik dan meletakkan perlahan lahan di Gedong Kecil Pelinggih waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA sedang di Jawa masih jam18 .00 WIB, Langit membiru dan Awan Gelap entah kemana Perginya menambah Syahdu suasana, Bintang ber Kerlip Kerlip menghias Langit yang masih membiru Redup menjelang gelap tertutup Bayangan Bumi seolah Alam Bergembira menyambut Kedatangan Pratima Dewi Yulan / Dara Jingga / Indreswari dan setelah Upacara SRADA menjadi Ratu Mas Magelung Terbuat dari Batu Pualam Putih Yang Sangat Cantik Menawan dan Baru Pertama kalinya melinggih di Pelinggihnya Sendiri [1-1-2009 Yang di Linggihkan Pratima Idreswari]
Pratima ini adalah Wajah Asli Dewi Yulan atau Wulan dari Trowulan berbentuk setengah Badan dengan Pahatan seorang Seniman Maha Reshi Zaman Majapahit yang sangat Maha Sempurna Pahatannya, Hingga Guratan Mata yang Lentik khas China Tapi ber Perhiasan khas Putri Majapahit, Suatu Hasil Karya yang tak bisa diurai Kata karena Maha Sempurnanya Pratima / Foto Dewi Permaisuri Brahmaraja ini, Hingga Karena Keindahan Sidhi nya sampai Matahari Sore Bersinar Merah Brahma Sinar Sang Suami menyinari Wajah Sang Dewi Pujaan, Sang Dewi pun tidak mau Kalah dan Sinar Bulan Purnama baru Terbit berwarna Emas juga memancar mengimbangi Sinar Merah Suami tercinta, Begitu Dua Sinar Sidhi Dewa dan Dewi ini bertemu, Para Siswi dan Mahasiswi Serentak Menari Bersama secara Trans, Pemandangan Berubah seolah olah Berada di Alam Kadewatan dimana Para Bidadari sedang Menari dihalaman Istana Bhatara Indra, dan dalam Foto pun sangat berubah Gambarnya bahkan Barang Aneh pun bermunculan karena Lensa Kaca tidak bisa Tertipu seperti Mata yang penuh Dosa, Apapun Benda yang tidak bisa dipandang Mata bermunculan Terekam Camera yang jujur [di Tampilkan]
Demikianlah Acara Puja dan Doa dilantunkan Para Biku dan Bikuni Buda juga Para Pemangku Lanang dan Putri Hindu dan Para Gadis Gadis SARA [Suku, Ras dan Agama] bersatu Menari Nari mengikuti Kehendak Gerak Sang Penari Kahyangan yang meminjam Raga agar dapat di Tonton Manusia yang bukan Dewa atau Dewi.
Kala itu Matahari dan Bulan Tertutup Awan Gelap Hujan baru saja Reda, Suasana Komplek Pura Brahmaraja sangat Tenang Meru Tumpang XI berdiri Tegak tak Tergoyahkan bagai Pohon Terang Natal Kelahiran Jesus sejak 1343 yang dibuat Kerabat Majapahit dibawah pimpinan Arya damar dan Gajah Mada, nun disebelah kirinya Berdiri pula Pelinggih Meru Tumpang III Ida Bhatari Ratu Mas Magelung yang di China di Kenal sebagai Dewi Kwan Im Sang Penari, Sebelumnya memang Suasana Hujan Tapi Tepat Pukul 18.00 Saat Kedatangan Brahmaraja XI dan Rombongan yang dari Pura Brahma Terlihat masih seperti Barisan Semut menuju keatas Hujan berhenti seketika, Kemudian Tepat 18.45
Dengan mengenakan Busana Adat Majapahit Merah Brahma Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI memasuki Areal Pura Brahma, Tampak Pria berambut Panjang sebahu ini berhenti sejenak di Undak-undakan Pura kemudian menggoreskan Keris yang di Pegangnya ke tanah, Kemudian mengarahkan Pusaka Andalan Majapahit itu ke Langit, Sungguh diluar dugaan Matahari Bersinar Merah menyorot Menerangi Areal Pura dari arah Barat, sedang diufuk Timur Bulan Purnama pun Bersinar Emas menyoroti Areal Pura Jadi Sinar Merah dan Emas Menyatu menyinari Sang Raja yang Genarasi ke XI Brahmaraja dan Ratu Mas sesuai Sinar Matahari Sore yang Merah Brahma dan Bulan Purnama yang Keemasan dari Arah barat Merahnya dan Timur Emas nya, Suasana Mencekam dan Sakral hanya Musik Barongsai Grombyangan memecah Kesunyian Areal Sakral Tempat Leluhur Majapahit sejak 1343 itu,
Sang Brahma Masa Kini langsung Naik ke Pelinggih Ratu Mas dan mengambil Pratima Ratu Mas dari Kepala Mahasiswi Cantik dan meletakkan perlahan lahan di Gedong Kecil Pelinggih waktu menunjukkan pukul 19.00 WITA sedang di Jawa masih jam18 .00 WIB, Langit membiru dan Awan Gelap entah kemana Perginya menambah Syahdu suasana, Bintang ber Kerlip Kerlip menghias Langit yang masih membiru Redup menjelang gelap tertutup Bayangan Bumi seolah Alam Bergembira menyambut Kedatangan Pratima Dewi Yulan / Dara Jingga / Indreswari dan setelah Upacara SRADA menjadi Ratu Mas Magelung Terbuat dari Batu Pualam Putih Yang Sangat Cantik Menawan dan Baru Pertama kalinya melinggih di Pelinggihnya Sendiri [1-1-2009 Yang di Linggihkan Pratima Idreswari]
Pratima ini adalah Wajah Asli Dewi Yulan atau Wulan dari Trowulan berbentuk setengah Badan dengan Pahatan seorang Seniman Maha Reshi Zaman Majapahit yang sangat Maha Sempurna Pahatannya, Hingga Guratan Mata yang Lentik khas China Tapi ber Perhiasan khas Putri Majapahit, Suatu Hasil Karya yang tak bisa diurai Kata karena Maha Sempurnanya Pratima / Foto Dewi Permaisuri Brahmaraja ini, Hingga Karena Keindahan Sidhi nya sampai Matahari Sore Bersinar Merah Brahma Sinar Sang Suami menyinari Wajah Sang Dewi Pujaan, Sang Dewi pun tidak mau Kalah dan Sinar Bulan Purnama baru Terbit berwarna Emas juga memancar mengimbangi Sinar Merah Suami tercinta, Begitu Dua Sinar Sidhi Dewa dan Dewi ini bertemu, Para Siswi dan Mahasiswi Serentak Menari Bersama secara Trans, Pemandangan Berubah seolah olah Berada di Alam Kadewatan dimana Para Bidadari sedang Menari dihalaman Istana Bhatara Indra, dan dalam Foto pun sangat berubah Gambarnya bahkan Barang Aneh pun bermunculan karena Lensa Kaca tidak bisa Tertipu seperti Mata yang penuh Dosa, Apapun Benda yang tidak bisa dipandang Mata bermunculan Terekam Camera yang jujur [di Tampilkan]
Demikianlah Acara Puja dan Doa dilantunkan Para Biku dan Bikuni Buda juga Para Pemangku Lanang dan Putri Hindu dan Para Gadis Gadis SARA [Suku, Ras dan Agama] bersatu Menari Nari mengikuti Kehendak Gerak Sang Penari Kahyangan yang meminjam Raga agar dapat di Tonton Manusia yang bukan Dewa atau Dewi.
Dilanjutkan Brahmaraja XI kemudian dengan di iringi Gamelan Pimpinan Komang Subagia dari Desa Tegak Kelungkung menuju Pelinggih Meru Tumpang XI Brahmaraja Leluhurnya dan Bermeditasi didepan Pintu Meru dan yang mengejutkan Arca Barongsai Kuna terbuat dari batu hitam yang menjaga kiri kanan Pintu sudah Raib entah kemana padahal tahun Baru 1-1-2009 masih ada, Untung sesuai Pawisik Pratima Sepasang Barongsai Posisi Tidur kecil terbuat dari Emas dan bermata Mirah Delima dan Mirip Arca yang Hilang diikut sertakan dan diletakkan dalam Pelangkiran Berukir jadi seolah menggantikan yang Arca Barongsai Besar yang hilang, agar tetap ada Barongsai nya yang di Percaya Sebagai Penolak Bala, Menyusul Dua Gadis membawakan Tikar dan Sesaji Tumpeng Besar untuk Bhatara Brahma disusul Pemberian Hormat kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI oleh Para mahasiswa, Mahasiswi, Siswa, Siswi, Teruna Teruni Bali dan Pengunjung dengan bersalaman juga ada yang menyentuh Kaki Sang Brahma bahkan ketika Gusti Ayu Rukmini SH menyalami terjadi keanehan Wanita itu menangis Trans dan jongkok akhirnya oleh Para Mahasiswi dibawa ke Pelinggih Ratu Mas dan Ternyata Istri Jero Gede Susila ini langsung Menari secara Trans, dan Turunan ke XI Brahmaraja yang telah di Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI pada 1963 bertepatan Pula di Besakih ada Upacara Eka Dasa Ludra yang hanya diadakan 100 tahun 1 X. Menurut Cerita AA Ngurah Darmaputra SH yang datang pada malam 6-1-2010 di Pura Ibu Majapahit Beliau sering mendampingi Hyang Suryo Raja Mapahit bila Meditasi di Pura Besakih sejak 1968 bila Generasi XI Brahma ini datang dari Jawa, bahkan Kepada Lakon, Wisnu, Rupa, Biokong Edi dll di Pura Ibu malam itu Sarjana Hukum dari Puri Ukiran ini mengaku pernah dilantik Brahmaraja XI pada tahun 1970 an juga didepan Pelinggih Ratu Mas sebagai Pendeta Majapahit, karena seringnya mengawal Brahmaraja XI, bahkan dengan mata kepala sendiri menyaksikan ada Uang China Kuna sebesar Piring pernah Jatuh di Tempat Ratu Mas ketika ada Mangku menunjukkan Kalung Uang China Kuna kecil "Kalau Orang Majapahit mesti punya ini....." kata Mangku sambil menunjukkan Uang China Kepeng di Lehernya, belum selesai berkata tiba tiba "KLONTENG" ada benda jatuh setelah dilihat ternyata Uang China Kuno sebesar Piring Jatuh, Kontan sang Mangku Percaya kalau Hyang Suryo Orang Majapahit bahkan raja karena Uangnya Besar tidak umum, lalu Kopi dan Jajan disuguhkan Demikian Cerita Pria Paruh baya yang kerja di LIBI Belanda ini dengan serius dan masih banyak lagi Cerita Pengalaman nya Mengawal Sang Raja yang cukup mengherankan dan Dekatnya Turunan ke XI Dewa Brahma ini dengan Alam Leluhur, Juga Waisak tahun 2000 di Candi Bayalangu Tulung Agung Darmaputra bercerita Bulan Muncul setelah Sang Brahma berkata "Sebentar lagi Bulan akan kelihatan.." benar juga kondisi Langit Gelap dan baru Hujan langsung Bulan muncul bersinar Terang menyingkirkan awan Tebal dan Gelap "Jadi saya tidak heran mendengar Cerita di Pura Besakih kemarin" kata Pria yang dipanggil Rah Tut ini sambil selalu mengangkat HP nya yang selalu berbunyi dan akhirnya pukul 21.00 pamitan karena di Telpon Ngurah Harta ahli Ilmu Raja Leak katanya.Setelah menghaturkan Pejati Ketua Bidang Hukum Pura Majapahit ini ngeloyor pergi meninggalkan Pura Ibu Majapahit Jimbaran.
Demikianlah suasana akhirnya hiruk pikuk pada Menari sesuai Kepercayaan China Bahwa Ratu Mas atau Dewi Kwan Im adalah SANG PENARI maka terbuktilah Bahwa Dewi Kwan Im atau Ratu Mas Hadir bersama Pengawal Pengawalnya lalu Menari. sambil meminjam Raga Orang yang hadir dan disebut Kapeselang / Kerauhan Leluhur, Demikianlah Acara Malam Tahun Baru 2010 yang sangat Aneh dan Mengherankan dengan Awal Kedatangan Brahmaraja XI di Besakih yang kondisi Hujan Lebat langsung reda ketika Raja majapahit Masa Kini turun dari Mobil dan menghunus Keris lalu mengarahkan ke langit di teruskan berjalan sejauh 1 Km menuju Pura Brahmaraja diiringi Pasukan Membawa Tombak Kembar berbaris kiri dan kanan, diiringi Putra Putri Kampus, Truna Truni Bali, Siswa Siswi Hindu, Para Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Mahendradata, Para Utusan World Hindu Youth Organization, Forum Intelektual Muda, Masyarakat berbagai SARA [Suku, Ras dan Agama] bahkan ada Ustad bercelana Panjang dan untungnya segera diberi Sabuk Kain berwarna Kuning seperti Jago Karate memakai Sabuk / Ban Kuning karena masuk Pura adat Bali harus pakai Ubet kalau tidak berpakaian Adat semuanya naik keatas Pura Besakih mengiring Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Majapahit Masa Kini.
[Pandangan mata]