English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Sabtu, Maret 27, 2010

BRAHMARAJA TERIMA DHARMA AWARD 2010

i-om
Bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi [STIE] AUB Surakarta Bertepatan  yaitu Tahun Baru Saka 1932 Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmarajaraja XI mendapat Penghargaan Dharma award 2010 dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi [PLKJ].Foto samping Hyang Bhatara Brahmaraja Raja Abhiseka majapahit didepan Kampus menjelang mendapat Penghargaan Dharma Award 2010.Berpakaian Adat China sesuai Keturunan Li Yu Lan ke XI

Sebelumnya untuk yang pertama kalinya Pratima Leluhur Manivestasi Brahmaraja  yang oleh China disebut SE MIEN FO yaitu Dewa berkepala 4 yang dipercaya Kesatuan Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa dibawa Matur Piuning ke Candi Dinasty Sindok di desa Ngetos Nganjuk [Anjuk Ladang] dan anehnya begitu Pratima tiba Penduduk setempat juga sedang mengadakan Tumpengan di Candi,

Jadi untuk pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pratima Brahmaraja mengunjungi Candi nya yang dibawa sendiri oleh Keturunan ke XVII Empu Sindok yang Bapak dari Mahendradata Permaisuri Prabu Udayana dan punya Putra Airlangga kemudia menurunkan Raja Jenggala Jayasabha atau Brahmaraja yang punya Istri Yulan dari China dan menurunkan Hyang Surya yang juga menyandang Gelar Brahmaraja XI atau Dinasti Sindog ke XVII juga dari China seperti foto samping ketika menerima Dharma Award 2010, dan Untuk Pertama kalinya pula Empu Pandita Agung Majapahit menyalakan Dupa untuk Tumpeng agar bisa diterima Leluhur, sebab biasanya acara Tumpengan tanpa asap Dupa karena dalam Agama Islam tidak diperkenankan membakar Dupa. Jadi ini suatu Keberuntungan Penduduk yang Tumpengan karena telah bertemu Pratima leluhur dan Pandita GRP [Gusti Raden Panji] Panca Nakha Prawira menyalakan Dupa untuk Tumpeng agar Doa bisa diterima Leluhur di saksikan juga Pangeran Buleleng Bali Gusti  Putu Surya Kencana dari  Puri Sudaji. yang juga masih Trah Majapahit dan berkawitan juga Empu Sindok.

Setelah Menerima Dharma Award Brahmaraja bersama Wisudawati STIE foto samping, merayakan Tahun Baru Saka di Candi Prambanan dimana Pandita Agung Majapahit pertama sejak 500 tahun yaitu GRP Nakha Prawiradipura yang juga menerima Bhakti Award 2010 dan menjadi Panitia Tawur Agung Hari raya Tahun baru Saka 1932 di Candi Prambanan bersama Dewa Putu dari Pura Kehen Gianyar yang juga Panitia disampaing GM Hotel Dhana milik Mangkunegaran Solo, sebelumnya Brahmaraja XI ke Candi Boko Membersihkan diri dengan Tirta Keraton Boko, dan ke Candi Plaosan dan dan mendapat Keris Pasupati dari Drs. Kanjeng Raden Tumenggung Ahli dan Penulis Sejarah Plaosan,

Juga Rombongan Raja Majapahit Sowan ke Candi Segawon/Asu/Kirik/Gana untuk Matur Piuning. Masih dihari Tahun Baru Saka 16-3-2010 diteruskan malamnya Upacara Tumpengan di Puri Surya Majapahit Trowulan, Dimana Bapak Andre Putra Mahkota Klenteng Tuban menyumbang Tumpeng Tahun Baru saka 1932 dan Tumpeng dibuat oleh Embah Tondonegoro dari Desa Beloh [Tan Bie Lauw] Leluhur Majapahit yang saudaranya Tan Wie Khang menjadi Raja Kaba-Kaba di Bali. dan disebut Arya Belog karena Kejujurannya,  Selanjutnya acara diteruskan meresmikan Pelinggih RATU MAS di Pusat Informasi Majapahit masa Kini Jalan Dara Jingga 15 Trowulan Pada Purnama Kedasa yang jatuh 29 Maret 2010, Brahmaraja XI yang sejak hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1932 Tanggal 16 Maret 2010 berada dirumahnya Pura/Puro Majapahit Trowulan Jl. Brawijaya mendapat Ucapan Selamat atas ditrimanya Dharma Award 2010 kepada Raja Abhiseka Majapahit dan diangkat menjadi Pamong Pembina Budaya oleh Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi [STIE] AUB Surakarta dan Peladen Bangsa Gusti Kanjeng Pangeran Sontodipuro HUMAS Keraton Mangkunegaran.Bahkan banyak Orang menyebut "Kok Jowomen Chino iku, pinter Boso lan oleh Penghargaan, lha akeh Wong Jowo malah enggak Jowo malah pinter ngomong Arab" jadi arti Jawa adalah Baik dalam tindak tanduk dan mengerti Budaya Jawa yang Adiluhung, lalu banyak orang mengatakan bahwa Hyang Brahmaraja yang turunan China sangat Jawa dan mendapat Penghargaan Budaya Jawa. Aneh tapi Nyata.

Umat Siwa Budha memberikan Ucapan Selamat dan Ingin juga bertatap muka dengan Rajanya setelah 9 tahun Pura/Puro/Keraton Brahmaraja Jalan Brawaijaya di Tutup Camat Trowulan yang sudah Tewas dengan tuduhan Meng HINDU kan Orang, dan kini dibuka Pusat Informasi Majapahit Masa Kini di Jalan Dara Jingga Utara Segaran dimana sebelumnya Pusat Informasi adalah Rumah Lurah Trowulan Sapuan yang diserbu dan Masjit LDII nya di desa Pakem pada tahun 2000 juga dihancurkan kelompok Khoirul Huda Guru Agama Islam SMP Trowulan yang anti Persatuan dan juga jadi Dalang Penutupan Puro Mojopahit Hyang Suryo Brahmaraja XI 2001 yang Komando Lapangan nya [KORLAP] Imam Karyono yang sempat Menyerbu dan Menyeret Pendeta Hindu Bali keluar dari rumah Hyang Suryo disaksikan KAPOLSEK dan Masyarakat Trowulan juga KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB dan Anggota DPRD Mojokerto ikut menyerbu Pura majapahit seiring Turunnya Gus Dur Bapak Prularisme dimana Kelompok Nurhadi ini sangat Anti Gus Dur yang menghargai Persatuan, Sapuan yang Lurah mau dibunuh dan melarikan diri 2008 [Jawa Pos] dan karena rumah milik Brahmarajaraja XI, karena kosong ditinggal Pak Lurah kini jadi Pusat Informasi Majapahit, dimana Purnama Kedasa 29 April 2010 diresmikan Pelinggih Leluhur Ratu Mas/Dara Jingga/Indreswari/Yulan/Dewi Wulan Permaisuri Brahmaraja Pertama/ Jayasabha/Bhatara Indra/Brahma Wisesa Raja Jenggala seperti Foto diatas Umat Siwa Budha bersatu membuat Do'a juga dihadiri Agama lain yang percaya leluhur. Masyarakat karena Rindunya sampai pada Telungkup [Jawa: Delosor] mencium Kaki Sang Raja yang erat dipanggil Hyang Suryo, Mulanya hanya Orang Tua, tapi yang mudapun ikut Mencium Kaki Keturunan Brahmaraja dan Dara Jingga XI ini, bahkan anak anak pun ikut pula mencium Kaki Sang Brahma meniru Orang Tuanya. Sedang Orang China juga pada PE KWI hormat sambil dahinya menyentuh tanah. Hal ini sangat bertentangan dengan Islam nya Karyono yang sesuai Quran dan Hadist dan dilarang mengkultuskan Orang selain Nabi Muhammad dari Arab yang kini di Puja sebagian besar Orang Jawa bahkan Tanah Arab yang Padang Pasir pun disebut Tanah Suci hingga Alam Nusantara yang Subur Makmur segala bisa Tumbuh marah karena di Anak Tiri sebagian besar Penghuninya, Mka Banjir Bandang, Angin Besar, Longsor dan bahkan Wereng menghancurkan Bumi Nusantara sesuai Sabdopalon..
    
Acara di Pusat Informasi Majapahit jalan Dara Jingga sangat Meriah, dihadiri Para Keturunan Majapahit dari Jakarta, Solo, Blitar, Surabaya  bahkan dari Bali membawa Sesaji di Pimpin Mangku Budhi, Biku Alung, dan Bikuni dari Jepang dll. Acara Peresmian Pelinggih Ratu Mas di Pusat Informasi Sukses Tanpa gangguan, Gambar samping Umbar, Hari, KH Khoirul dari Ngoro [ke 3] menjunjung Daksina Pelinggihan Leluhur Majapahit untuk di Linggihkan di Pelinggihnya,  Ketika Upacara berlangsung Brahmaraja XI malah duduk di teras Pusat Informasi dan tiap Orang lewat bahkan memberi Hormat ada yang mencium tangan, ada yang mencium kaki dan ada yang menyembahnya, hanya Supeno yang pernah mengusir Rombongan dari Bali Desember 2009 pun ikut Mondar Mandir ber Udeng ala Bali tapi tidak mengganggu jalannya Upacara padahal ini sangat melecehkan Umat Hindu Bali yang tidak ke Kuburan sedang Supeno dengan Busana bali keluar masuk Kuburan atau Makam, didepan Candi Bentar juga ditulis UU HAM, UU Minoritas dan UUD 1945 Tentang kebebasan melaksanakan Upacara sesuai Agama dan Kepercayaannya itu.

Habis Upacara Ibu Yeni yang juga ikut Upacara di Trowulan bahkan menyumbang Nasi bungkus sampai ribuan memberi makan Pengikut Upacara, tanggal 1 April 2010 berangkat  ke Singaraja untuk acara Riuni Mantan Alumni Sekolah China yang bisa dilihat di Foto samping para Mantan Alumni [Murid Sekolah China] nya, pada 3 April menelpon sambil menggigil Kedinginan Akibat Hujan Angin Kencang Pusat Informasi mengatakan bahwa Upacara Riuni Hujan Angin dan Laser tidak bisa mengatasi Hujan Angin dan Guntur, memohon Restu agar Hujan Angin Reda, Mendengar ini  Segera Mangku Prawirodipuro siijin Brahmaraja XI mengambil dan  mengarahkan Keris Naga LIONG KIAM kelangit disertai Dupa dan sesaji memohon agar Upacara Riuni Sekolah China di Lovina Singaraja yang juga leluhur Brahmaraja agar dilindungi dan dijauhkan dari Hujan Angin, Langsung belum Lima menit MR. WEWE meng SMS bahwa Hujan sudah Reda dan mengucapkan Terimakasih atas bantuannya, Sebelumnya MR. Pee Ing juga ikut menyuruh menelepon Pusat Informasi dan Coba Coba siapa tahu bisa membantu meredakan Hujan Angin yang bisa menggagalkan Upacara Reuni , dan ternyata berhasil dan Percaya dengan Leluhur Ratu Mas yang di China dikenal Dewi Kwan Im yang atau Dewi Elas Asih dan juga disebut Sang Penari maha Pengasih.Upacara Riuni Sekolah China di Singaraja ini akhirnya berakhir sukses hingga minggu 4 April tanpa diganggu Hujan sedang di TV Hujan angin Banjir, Longsor, Pembrangkatan Kapal Laut di Tunda, Ombak Laut mengganas akibat Kemarahan Sabdopalon. Keris Naga Liong dikeluarkan untuk Merestui Pelinggih Dewi Kwan Im yang disebut Ratu Mas dan baru di Uparai besar besaran pada Purnama Kedasa 29 Maret 2010 sejak di tutupnya Pura Majapahit 9 tahun yang lalu yaitu 11 November 2001, hingga Keris Kuat Kembali Taksunya dan bisa menolong Para Keturunan China menolak Hujan dan Angin serta Guntur yang mengganggu Upacara Riuni Sekolah China di Singaraja.

Demikianlah Tanggal 5 April Malam Brahmaraja kembali tiba di Keraton Ibu Majapahit Jimbaran Bali untuk menghadiri Odalan Budha Gumbrek Enyitan yang jatuh 7 April, Barong Sai dan Umat Siwa Budha kembali menyambut kedatangan Sang Brahma Raja Abhiseka Majapahit yang juga membawa Keris Liong Kiam nya yang habis Menolak Hujan di Singaraja pada Acara Riuni Alumni Sekolah China, untuk agar Keris Naga ini bisa ikut Odalan tanggal 7 April nanti karena habis di Hunus untuk menyilak, Hujan Angin dan Guntur, Keris Naga ini mulutnya Ngemut Batu Mirah Delima Menyala dan tangannya memegang Bola Api dan Keris ini baru pertama kalinya ke Bali untuk ikut Odalan, memang Aneh Keris tapi bergambar Naga China ini adalah Hadiah Brahmaraja kepada Istrinya Li Yu Lan putri Raja Miao Li dari China Selatan, yang mendapat Gelar Indreswari setelah Upacara Srada di Manivestasikan sebagai Ratu Mas Magelung atau Dewi Kwan Im, Keris ini Turun Temurun diwariskan dan kini jatuh ketangan Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI yang pada 1 Januari 2010 meng ABHISEKA Rektor Universitas Mahendradata sebagai Raja majapahit Bali [Kembali] DR. Gusti Arya Wedakarna menjadi SRI WILATIKTA TEGEH KORI KRESNA KEPAKISAN PERTAMA [I].berita di Blog terdahulu [GRP NOKO, GUSTI SURYA mengikuti dan melihat dengan mata kepala sendiri Perjalanan Brahmaraja] 

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom