English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Minggu, Mei 09, 2010

GALUNGAN PERTAMA SEJAK 500 TAHUN

i-om
Puri Surya Majapahit Trowulan yang ditutup 2001 oleh Camat Trowulan Almarhum Drs Efendi Setiono atas perintah Imam Karyono yang didukung Khoirul Huda Guru Agama Islam SMP [Sekolah Menengah Pertama] Trowulan yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor [GP ANSOR] Trowulan, juga KH Nurhadi Ketua Fraksi Partai Kebangkitan bangsa [PKB] anggota Dewan Perwakilan Daerah [DPRD] Mojokerto 1999-2004 dengan dasar Surat Keputusan Bersama Mentri Agama dan Mentri Dalam Negri [SKB] No.01/BERN/MGA/1969 dan di Pasang di depan Rumah / Puri / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo Brahmaraja XI pada 11 November 2001 seiring Turunnya Gus Dur yang Pluralisme dan memberi Kebebasan Budaya China untuk Tampil lagi seperti Barongsai yang tampil untuk Pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit 1478 di Pura Trowulan 14-7-2000 pada Ulang Tahun / She Jit Ratu Mas / Dewi Kwan Im hingga Penduduk ber duyun duyun melihat dari dekat Barongsai yang sjak 1967 tidak pernah terlihat karena dilarang dan dianggap Budaya Komunis China, dan kini Pusat Informasi Majapahit Brahmaraja yang baru dibuka 2008 di Jalan Dara Jingga bekas Rumah Lurah Sapuan yang melarikan diri akibat di Serbu Kelompok Khoirul Huda yang juga dalang Penutupan Pura majapahit Trowulan yang juga menurut Keterangan Lurah Sapuan Khoirul Huda pun Dalang Penghancuran Masjid Lembaga dakwah Islam Indonesia [LDII] di Desa Pakem milik Sang Lurah dan Embah Gembel bahkan menurut Mertua Lurah Sapuan Ibu Enik disuru mengungsi oleh Imam Karyono karena Rumah Hyang Suryo mau di Bom juga Ketua RT [Rukun Tangga] Bapak Soemono sebelah barat berdempetan Rumah / Puro Hyang Suryo juga di suru mengungsi juga karena Imam Karyono akan nge Bom Pura majapahit dan untung nya yang nge Bom di sambar Petir ini menurut Keterangan Bapak Djoko dari Kantor Parawisata dan kebudayaan [BUDPAR] Mojokerto dan 2 Orang pengebom Tewas disambar Petir/ Halilintar / Api Dari Langit aneh nya Bom tidak meledak, lalu diledakkan di Sawah Galengan dusun Bubat, Pada masa yang lalu bila mengadakan GALUNGAN dengan Bebanten / Sesaji Kiriman dari Bali dan Kini Bebanten / Sesaji yang dibuat sendiri di Trowulan oleh Sri Pandita Estri Lanang Dauh Indrakila untuk Pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit, Sebelum di Tutup 2001 Hari Raya Galungan, Nyepi dan hari Besar majapahit Bebanten / Sesaji selalu di Sumbang dan didatangkan dari Balkarena di Trowulan tak satupun Orang yang bisa bikin sesaji hari kemenangan karena justru kalah oleh Islam dan sesaji dianggap Musrik, seperti dari Pura Majapahit Banyu Biru rombongan 62 Bis kalau datang dibawah Pimpinan Magku Garba dll dan Pratima ratu Mas Majapahit Trowulan juga di Undang ikut Padudusan Agung di Pura majapahit Banyu Biru Negara bali 1998, Pura rambut Siwi juga Rombongan 64 Bis dibawah Pimpinan Mangku Wiradi dll, Pura Yeh Gangga dipimpin Ida Pedanda Estri Dalem Durga dll, dan biasanya datang menata Sesaji dan menunggu Upacara Bebanten sudah mengering, Kini Galungan 2010 sejak 10 Mei khusus didatangkan Ahli Sesaji Asli majapahit Jero Gede [Istri] Lanang Dauh dari Indrakila Bali untuk membuat Bebanten Galungan dan Ahli lainnya dibawah Pimpinan Pandita Agung Sheri Maha Empu Nakha Prawiradipura yang baru mendapat Penghargaan "Pembina Budaya" dari Pusat lembaga Kebudayaan Jawa di Surakarta Hadiningrat dibawah Pimpinan "Peladen Bangsa" Gusti kanjeng Pangeran Arya Widhiatmo Sontodpuro Sesepuh Yayasan "Sapto Dharmo Mangkunegaran", Jadi Sungguh Acara galungan di Pusat Pura Ibu [Ratu Mas] Majapahit Trowulan ini akan mendapat Sesaji Baru dan dibuat di Trowulan

Adapun Gunung Indrakila sebetulnya berada di Jawa Timur yaitu dikaki Gunung Arjuno masuk wilayah Malang dan Pasuruan Lemah Tulis tempat Padepok'an Empu Bharadah, Sekarang di sebut "Satria manggung" Tempat Pertapaan Arjuna ketika bertemu Bhatara Siwa dan membunuh "Celeng Srenggi" dan di Gunung Arjuna inilah Bhatara Siwa menghadiahkan "Pasupati" Panah yang kemudian digunakan Arjuna untuk membunuh Prabu Niwatakawaca yang tidak bisa dikalahkan Para Dewa di Kahyangan dan sempat mengobrak abrik Kayangan meminta Bidadari Supraba untuk di jadikan Istri nya dan Para Dewa pun kalang kabut menghadapi, Karena Perabu Raja Raksasa ini Punya Ilmu Sangkan Paraning Dumadi dan dia Tahu Para Dewa pun tahu kelemahan Dirinya hingga selalu menutup itu Kelemahan dari Serangan Para Dewa, Akhirnya Para Dewa meminta bantuan Harjuna untuk melawan Sang Raja Buto ini, Lha Harjuna Pemuda Ganteng ini diremehkan oleh Niwatakawaca hingga berani Tertawa terbahak bahak atau Ngakak kepada Harjuna dan Kesempatan ini di Gunakan Harjuna untuk memanah Kelemahan Sang Raja Denawa yaitu Langit Langit Mulut Sang Raksasa yang terbuka lebar dengan Panah Pasupati nya yang Hadiah Bhatara Siwa yang menyamar jadi Pemburu Binatang Babi Hutan / Celeng Srenggi, dan Sang Raja Denawa yang maha sakti inipun Tersungkur megeledag nyongsop atau Njungkel Ambrug Tengkurep dan Tewas seketika, Dan Harjuna mendapat Hadiah Bidadari Tercantik di Indraloka atau Istana Bhatara Indra yaitu Dewi Supraba [belakangan 2009 oleh Islam Cerita Bidadari inipun dipakai Teroris yang mengatakan Mati Ngebom Orang Kafir akan disambut Bidadari seperti Arjuna], Hingga keturunan Harjuna dan Bidadari Tercantik di Kahyangan Dewi Supraba pun bisa dan ber Hak memakai gelar Bhatara Indra contoh Brahmaraja juga bernama Bhatara Indra dan Permaisurinya dari China Li Yu Lan / Dara Jingga juga mendapat Gelar IDRESWARI pada Zaman majapahit dan Putranya pun Arya Cakra Jayasabha Wisnuwardhana atau ber Abhiseka Sri Brahmaraja Wilatikta II mengawini Ratu majapahit III Tri Bhuwana Tunggadewi yang dianggap Titisan Bidadari Supraba dari Indraloka Hingga Pelinggih Brahmaraja dan Permaisurinya di Pura Besakih Bali yang di buat Arya damar dan Gajah Mada 1343 juga disebut Meru Bhatara Indra dan Indreswari sesuai Lontar Besakih [Bhtara Indra Malinggih Ring Gunung Agung Para Arya Wilatikta Pang Pada Eling Kahyangan Bhatara Indra ring Basuki Arga Agung], Jadi Dunia Pewayangan memang ada di Jawa bukan di India yang tidak punya Gunung Harjuna bahkan disebutkan juga Rahwana adalah Putra Maya Denawa di Tapak Siring sekarang Tirta Empul Tampak Siring Bali yang terkenal jadi Rahwana ada di Bali hingga dalam Tulisan India disebutkan Sri Rama Raja Ayodya sekarang Yogjakarta mengutus Hanoman mencari Dewi Shinta dari  Swarna Dwipa atau  jawa ke Bali / Pali / Mali Dwipa kan aneh ? juga Prabu Judistira saudara Tertua Pandawa dalam Lontar Maajpahit dan Lestari sebagai wayang Bali adalah bernama Prabu Darma Wangsa yang tak lain adalah Empu Sindog yang juga dalam Prasasti dan Sejarah China disebut Darma [Budha] Wangsa [Dinasti] atau Dinasti Keturunan Budha hingga Empu Sindog pun memakai nama Miao sesuai Ibu Sang Budha gautama yang juga Putri Miao Ha wana [Wana bahasa china Penduduk Asli Pribum dari Kerajaan Sakya] Hingga Brahmaraja Zaman majapahit pun mengawini Putru Raja Miao Li yaitu Putri Yulan / Wulan / Dara Jingga / Indreswari/ Ratu mas Magelung, Candi Bima ada di Dieng, Juga candi Semar dll  Nama Tokoh Pewayangan. sedang Gunung Indrakila di bali adalah Duplikat yang di Jawa, terletak di Payangan [dulu Parahiayangan] Gianyar Bali dan di Payangan ada Tanah Runtuh beberapa Hektar turun 5 meter tempat Adu Panah antara Arjuna dan Bhatara Siwa untuk memanah Celeng Srenggi atau babi Hutan karena di Jawa sudah di Kuasai Islam dan tidak pernah Odalan dan Caru maka Arjuna dan Bhatara Siwa selalu ber Nostalgia di Parahiyangan atau payangan Bali dengan Adu Panah hingga Getaran nya menurunkan Tanah tempat mengadu kesaktian tempat ini juga disebut Indrakila dan ada Pura Tenget nya yang selalu Odalan dan caru selama 1000 tahun sejak Zaman Empu Sindog Darmawangsa yang selalu di Lakonkan di Wayang bali, Karena masih Keturunan Harjuna Wiwaha dan Dewi Supraba maka Jero Gede  [Istri] Langan dauh Indrakila juga masih ber Titel Goesti seperti hal nya Sheri Empu Pandita Agung Majapahit Pantja Nakha [Kuku nya Bima] Prawira juga masih bertitel Goesti Raden Pandji {GRP}jadi "Satrityo Pinandito" yaitu Satriya tapi bisa jadi Pendeta dalam Cerita Mahabarata Arjuna pun Pernah menyamar jadi Resi / Pandita dan Memakai Jubah Reshi / Empu memenamgkan Sayembara "Me Manah" merebut Dewi Drupadi, Seperti Empu Sindog yang Raja ber titel Empu jadi Keturunan Budha dari China yang juga bernama Miaoli Busan Punya anak Dewi Mahendradata di Kawin Raja Bali Prabu Udayana yang ber Putra Prabu Airlangga Raja Jawa bali, dan Pembauran Putri Budha dengan Raja Jawa yang Bhatara Siwa sudah sejak 1000 tahun yang lalu belakangan Trah Majapahit "Rajasa Bhatara Siwa" menyatu dengan Ibu yang Budha contoh Ken Arok Bhatara Rajasa Putra Bhatara Siwa punya Istri Ken Dedes Putri Bagawanta Budha Pada Zaman Islam Cerita Lontar / Buku agar boleh Terbit Ken Arok dibuat seperti Perampok dan Pemerkosa serta Bejat juga Penjudi agar Penguasa Islam senang dan Buku / Lontar boleh Terbit tapi Alur Cerita nya tetap dalam bahasa Jawa baru Zaman Islam bukan Jawa Kuna seperti Negarakertagama karangan Empu Pranpanca yang ditemukan Brandes di Lombok Barat Nar Mada tempat Gajah mada, Brahmaraja Jayasabha Wisnuwardhana kawin dengan Putri Miaoli dari China yang juga Budha anaknya Arya Cakra Wisnuwardhana Jayasbha Brahmaraja II juga kawin dengan Putri Rajasa Bhatara Siwa Sheri Rama Wijaya yaitu Tribhuwana Tunggadewi Ratu Majapahit III, Hingga memperoleh Keturunan hingga kini Trah Rajasa Bhatara Siwa Wijaya Raja Wilatikta Pertama / Pendiri Majapahit adalah Predana Sedangkan Purusa Tetap Brahmaraja, Jadi Purusa  dan Predana menjadi Brahmaraja Wilatikta hingga yang sekarang ini juga menjadi Brahmaraja Wilatikta XI Purusa-Predana sedang bisa juga disebut Sri Wilatikta Brahmaraja XI Predana-Purusa jadi bolak balik sama saja karena belakangan Purusa bisa Jadi Raja seperti Hayam Wuruk dan Predana Rani Suhita pun bisa jadi Raja juga..

Tapi nama "Wilatikta'' biarpun Predana atau Jalur Ibu toh Raja majapahit juga, hingga Prabu hayam Wuruk yang Priya anak Sang Brahmaraja II pun sudah Jadi raja Wilatikta IV, Rani Suhita yang Wanita pun juga Raja Wilatikta VI lagi dst. Hingga Pelantikan Abhiseka "Sri Wilatikta" oleh Shri Brahmaraja Wilatikta XI kepada Gusti Arya Wedakarna menjadi "Shri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I menjadi Raja majapahit bali pada 1-1-2010 di Besakih dan 7 April di Pura Ibu Majapahit adalah tidak menjadi Masalah karena Persatuan Trah Wilaikta dan Brahmaraja tadi bagi Keturunan masa kini. Kebetulan Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I disamping Rektor dan Doktor Termuda di Dunia juga President World Hindu Youth Organization yang sudah diundang dan di Akui thailand, Jepang, Rusia, India dll Dahulu Patih gajah Mada pun men Dunia sedang raja majapahit malah tidak pernah keliling Dunia, hingga sekarang pun kalau Dunia ber Pemilihan umum yang dicari adalah Gajah Mada atau perdana Mentri atau Patih nya yang canggih, Pintar serta Mumpuni  bukan Pemilu cari Raja, Raja hanyalah Simbol Pemersatu seperti Jepang, Inggris, Belanda, Thailand dll sedang Amerika juga sama ada Raja di Raja yaitu Presiden Obama yang membawahi Para Presiden / Raja negara negara bagian Amerika [Federal] Mirip Majapahit cuma beda istilah kalau Majapahit raja di Amerika Presiden yang sama saja. Dan Karena Indonesia bukan Negeri Pewayangan lagi dan ikut Arab Jahilliyah 1000 tahun yang lalu kini Anti Amerika seperti Obama mau ke Indonesia malah di Tolak dan di Demo Islam Indonesia, Padahal Negara Arab Sekarang tidak memusuhi Amerika yang memusuhi Amerika Pecahan Arab Dahulu kala bekas Wilayah Negara Kristen Jesus yaitu Iran, Iraq, Taliban dll jadi perlu di Mengerti Pikiran Islam Indonesia sangat membingungkan karena Islam yang mana? ini masih perlu di Kaji yang mendalam sampai Kiamat sebab Islam itu banyak lho. Muhammadiyah, Nahdatul Ulama [NU], Bantadiyah, Akhudiyah, Darul Arqam, Darul Islam, Darul Hadist, Achmadiyah, Lembaga dakwah Islam Indonesia [IDII] Islam Jamaah, Islam Wahabi, Islam Siah, Islam Sunny, Islam Karbala, Islam Waktu Telu di Lombok, Islam Kejawen yang mengapdosi Budaya jawa  suka nyuguh dan Selamatan leluhur dll dst dsb.Semuanya mengakui Quran dan Hadis tsebagai Kitab karena Syarat di Akui nya sebuah Agama di Indonesia harus punya Kitab dan Nabi ada yang menambahi Hadist Baru seperti Achmadiyah di TV kitab Qiros ada juga Kitab Kuning, Hijau, Kitab Tafsir dll.

Kembali ke Upacara Galungan yang kali ini di Pusat Informasi Majapahit Puri Surya Majapahit Trowulan diadakan dengan Pembuatan Banten Galungan di tempat jadi tidak mendatangkan lagi dari Bali, dan ini untuk Pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan majapahit 1478 M [1400 Saka] dimana Sabdopalon pun terbukti Tulisannya tentang Kembalinya Majapahit 500 tahun dan ada Gempa 7,2 SR di Aceh lagi sesuai kata Sabdopalon "Lindu Ping 7 [Pitu] sedino" Aneh tapi nyata begitu Pandita Agung GRP Pantja Nakha Prawira nelpon ke Candi Ibu Majapahit Jimbaran Bali mohon restu kepada Hyang Bhtara Agung Shri Wilatikta Brahmaraja XI untuk membuat Bebanten Galungan di tempat [Trowulan] juga minta ijin pakai Blarak dan Daun Pisang sebab Janur Busung langka di Trowulan dimakan Kwang Wung, Langsung ada Gempa di serambi mekah Aceh Meulaboh Daerah yang tidak pernah ada Odalan dan Caru selama 500 tahun juga sampai Tulisan ini dibuat Banjir Bandang masih melanda  Sulawesi, Jawa di wilayah Semarang malah Alun Minggah ing Daratan / Air laut naik ke Darat / Rob.di Jawa Timur Trenggalek dan Tulung Agung, serta Pasuruan banjir Bandang hingga Jembatan Putus dan memakan Korban Jiwa, Juga Sumatra masih di landa "Banjir Bandang Kayu Kayu gembeludug" ditambah Lindu / Gempa nya Sabdopalon hingga hari Tulisan ini dibuat dan cuaca pun masih Mendung dan Hujan sedang turun lebat disertai Angin Besar dan halilintar sampai banyak Orang mati disambar Petir / Halilintar / Api dari Langit ketika di Sawah [TV] menurut Badan Meterologi dan Geofisika [BMG] cuaca masih mengganas di Penutupan musim Hujan yang Pancaroba ini di TV ini sangat sesuai dengan Janji Sabdopalon tentang Tanda Tanda kembalinya majapahit oleh Alam Nusantara yang di Percaya milik Para Dewa Dewi Leluhur Nusantara sendiri, Semoga Acara galungan ini bisa menyenangkan Para leluhur yang sudah Adat Budayanya di Berangus selama 500 tahun bahkan tidak dikenal lagi oleh generasi masa kini yang sudah ikut Agama suci Islam yang simpel dan langsung Allah serta ngirit tidak boros Upacara Odalan dan caru, yang hasilnya kita Jadi bangsa Budak dan jongos makan nasi Jemur dan malah banyak yang mati ketika cari makan di Negeri Orang termasuk Arab karena di tanah yang Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawai ini [sampai ada Pepatah Ayam Mati di Padi / Lumbung contoh Pengemis mati di Emper Bank yang nyimpan Duit Trilyunan di TV diangkat Mobil Ambulance Nging Nguing Sirine nya] anehnya tidak bisa hidup serta Sengsara makan nasi Jemur / Aking karena Beras / Padi adalah Dewi Sri yang sudah tidak dipercaya dan di Upacarai Bangsa ini dan dianggap Musrik / Setan dan karena Tanah pun sudah Marah ditanami Padi kena Wereng nya Bhatara kala yang tidak pernah di Caru atau di Suguh hi karena Penduduk yang Islam Buta Adat Budaya Nyuguh leluhur karena dalam Quran dan hadist dilarang menyuguh Setan, Patung pun dianggap Berhala dan banyak di Hancurkan itu Patung Patung leluhur dan Candi nya serta tidak men Cintai lagi Bumi subur makmur Air Melimpah ini, Sampai Air Bersih pun kesulitan di Jakarta [TV]  karena Penghuninya lebih Cinta Tanah Arab Padang Pasir tidak ada Air dan Sumur nya se Negara Arab hanya satu Sumur Zam Zam Air Tersuci di Dunia kata nya Orang Jawa yang ber Otak Arab Zaman Jahilliyah dengan kaabah nya yang berisi Batu Hitam Padahal kita punya juga buanyak  batu Hitam yang disusun dan di Ukir yang menjadi keajaiban Dunia Candi Borobudur yang sempat di Bom 1983 oleh Habib Buta dari Malang Jawa Timur, dan Candi Candi leluhur lainnya IRONIS SEKALI tapi anehnya Sabdopalon dan jayabaya sudah tahu dan menulis Jangka atau ramalan yang Akurat tapi sayang Bangsa ini malah tidak percaya malah dikatakan Tahayul dan Musrik. Tapi Kenyataan itu tidak terbantah kan lagi melihat kemurkaan Alam saat ini yang sangat sesuai dengan apa yang di Tulis Sabdopalon dalam Sejarah kadhiri. juga Ramalan Raja Kadhiri sendiri Prabu Jayabaya.yang sudah bukan Rahasia lagi bagi Orang Jawa yang bukan Arab. Lalu nanti ada "PAGEBLUG" pagi sakit sore Mati inilah Klimaks nya kita tunggu saja tidak lama kok. Pembukaan Pageblug ini Banyak orang mati Keracunan makanan, minum Minuman Keras [MIRAS] Bunuh Diri kena Demam Berdarah dll dst dsb {TV] juga Kesurupan massal. oh ya ada lagi "Gunung Beledos"

Sedang galungan di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali adalah hal biasa Umat Siwa budhadi Bali pada membuat Banten / Sesaji Galungan beramai ramai, Juga ada Kunjungan dari Team reporter dari Negara kangguru Australia yang di pimpin Mr. Marcus yang nama ini lagi Beken di Indonesia sebagai makelar kasus [Markus] mereka me Nyoting Musium Pura Ibu yang memamerkan "Twin Exbition" atau Pusaka Kembar Peninggalan Majapahit dan Kediri hingga Empu Sindog, Bahkan Keris naga Liong Kiam pun ikut di Shoting dan membuat Kagum Para Reporter ini dan yang lucu situasi mendung karena Keris naga yang tersohor bisa menolak maupun mendatang kan Hujan ini di Coba di Tudingkan ke langit dan benar juga seharian hingga Sore suasana Pura Ibu Majapahit tidak Hujan, Tapi begitu Rombongan Reporter Negeri ini Pamitan lalu hujan Turun dan membuat Markus sang Pimpinan Rombongan tertawa Kagum dan Percaya kehebatan Pusaka  majapahit, sambil Posisi menyembah dan ber ulang ulang mengucapkan Terimakasih atas sambutan dan kebebasan mendokumen Pusaka Pusaka majapahit Koleksi Pura Ibu Majapahit jimbaran, dan akan memberi Tahu Dunia dengan bukti Rekaman VCD yang dibuat nya Bahwa majapahit masih ada biarpun tidak disenangi di Negeri nya karena Orang di Negeri ini sudah ikut Budaya Arab yang anti Budaya Sendiri, En saya juga heran mengapa di Jawa sampai menutup Pura majapahit, padahal ini Pelestarian Budaya yang sangat Adiluhung, Enn saya juga sangat Cinta Negeri ini yang segala buah bisa tumbuh enn saya juga Ingin mati di Negeri ini , Komentar seorang reporter yang pernah kuliah di Jogja Jawa dan fasih berbahasa jawa biarpun sedikit Pelat, Demikianlah galungan di Pura Ibu majapahit yang di penuhi Pengunjung Hindu bali yang tak henti henti nya datang membawa Sesaji dalam Keben / Besek / Tompo yang berukir dan di Cat Indah bahkan ada yang diberi Permata atau Mutiara agar Tempat Sesaji Khas bali ini Indah di Pandang dan menunjukkan Status Sang Pemilik, hingga manis galungan 13-5-2010 Pengunjung Tak Henti Henti nya datang bahkan ada yang dari Surabaya, Jakarta, Taiwan, Jepang dll pada berdatangan yang banyak warga China pun tak mau kalah mereka malah datang pakai Jubah Budha, Demikianlah tambahan Acara galungan dari Team Bali. di Pura Ibu Jimbaran

[Team Reporter Independen Majapahit Universitas Marhaen yang didirikan Bung Karno 1963 dengan Organisasi Sayap The Sukarno Center, The Majapahit Center, Forum Intelektual Muda Hindu, Forum Kebangkitan Siwa Budha dll}


Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom