English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Minggu, Agustus 15, 2010

BRAHMARAJA HADIRI HARI KEMERDEKAAN INDIA

i-om
Berita foto selengkapnya ada di sini, telusuri lebih detail;

15 Agustus 2010 adalah Hari Kemerdekaan India ke 47 yang diadakan di Bali Dinasty Resort Kartika Plaza Kuta - Bali. Tepat jam 19.00 WITA Brahmaraja XI turun dari Mobil Mercy Hitam No. Pol -L (surabaya] dengan Pengawalan ketat puluhan Pengawal dari Wilatikta Pura Trowulan berseragam ala Bima {Sarung Kotak-Kotak Khas Bratasena} kemudian menaiki Tangga Nusa Penida Ball Room Bali Dinasty Resort yang dikiri kanan tangga berjajar Putri-Putri India memberikan Sambutan, Begitu memasuki Ruangan yang cukup Megah dan dihias Ala India Langsung DR Rames Sharty memeluk Brahmaraja dan berbincang-bincang sejenak dan langsung dipersilahkan duduk,

Menyusul President BIFA {Balinese - Idian Friendship Association} Mr. Salma menemani duduk sambil Ngobrol dan keduanya ternyata sudah kenal lama dan selama 20 tahun baru bertemu kembali, ini dikarenakan di Era 1990-an pernah kerjasama membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air [PLTA} di Trawas Mojokerto untuk Pusat Pelestarian Lingkungan Hidup Era DR. Suryo menjadi Ketua nya dan juga Bantuan Siemen Jerman yang menghibahkan Generator dan Tehnis pembuatan PLTA dan kini sudah bisa dijual ke Perusahaan Listrik Negara {PLN} itu sisa Listrik yang tidak dipergunakan.

Daerah Trawas yang dekat candi Jalatunda Prabu Airlangga dan Udayana ini dahulu direncanakan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup yang didukung Dunia akan dibuat seperti Adat Bali dimana Pohon pohon Besar dibungkus Kain Poleng Bima agar tidak di Tebang, serta Upacara Odalan dan Caru agar Tanah [Dewi Sri] dan Air {Dewa Wisnu} bisa Lestari mengaliri PLTA dan menghidupi Pertanian Warga dalam Rapat Pelestarian Lingkungan Hidup yang dipimpin Dr. Suro waktu itu yang PLTA nya sudah hidup menerangi Desa sekitar, Tapi justru Pusat Pelestarian Budaya ini di Trowulan yaitu Keraton Brahmaraja yang giat Odalan dan caru yang didukung Sesaji nya Pura Majapahait Negara Bali dan Pura Rambut Siwi 1997, juga Pura majapahit Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas dari Wilatikta Pura Keprabon, dan AA Ngrah Darmaputra SH dari Pura majapahit Jematang juga ikut Padudusan Agung Pura majapahit Negara atas Undangan Hyang Surya yang ikut membawa Pratima mengikuti Padudusan Agung di Negara Bali itu juga didukung Mr.Garba Ketua Pura, bahkan sukses bikin Upacara Waisak dengan meminjam Candi Bayalangu Mei 2000 yang dibukukan Sang Darmaputra, dan mungkin akan Pinjam Candi Jalatunda.

Malah Pura majapahit Trowulan ditutup "Dilarang Ritual dan Kegiatan dalam bentuk Apapun" 2001 karena Budaya bertentangan dengan Agama Islam yang murni melaksanakan Quran dan Hadist dan tidak mengenal Odalan dan Caru serta banyak Dewa Leluhur karena Islam memuja 1 Allah dan tidak boleh menyekutukan Para Dewa dengan Allah nya seperti Nyuguh Sesaji adalah Musrik. Akhirnya Rencana Pelestarian Budaya ini Bubar karena Brahmaraja di Undang ke Bali dan yang aneh malah kini kerjasama lagi tapi di Bali untuk Pelestarian Budaya Sansekerta karena Bali justru sudah melestarikan Odalan dan Caru yang dahulu menjadi Andalan Puri Surya majapahit / Wilatikta Pura Trowulan. Ada Pepatah "Dunia tak selebar Daun Kelor" tapi bagi Leluhur Dunia itu hanya selebar Daun Kelor terbukti pertemuan ini.

Ketika sang President BIFA yang biarpun Tua tapi tetap Energik dan berjiwa muda serta berkumis lebat ini meninggalkan Brahmaraja untuk menyiapkan sambutan, Menyusul DOKTOR Termuda di Indonesia Diyah werdhi menghampiri Raja Abhiseka majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI diajak duduk bersebelahan dengan Kakak nya yang juga Raja Abhiseka majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I, Akhirnya Sri Wilatikta Kembar duduk berdampingan atas Prakarsa Wanita Termuda yang masuk Musium Rekord Indonesia [MURI] atas Gelar DOKTOR nya yang juga kini sebagai Ketua Yayasan Universitas mahendradata ini..

Tarian Ganesa menyambut Kedatangan Para Undangan diantaranya Gubernur Bali, Ida Pedanda Made Gunung, Ida Pedanda Sebali Tianyar, Ida Pedanda Arya Sunu Telaga yang Dahulu sebelum Penutupan sering ke Trowulan langsung dengan tertatih tatih sambil memegang Tongkat menghampiri Brahmaraja dan mengundang mampir ke Griya nya, dan juga hadir Para Generasi Muda Calon Penglingsir Puri, Diteruskan Do'a Pembukaan oleh Ida Pedanda Telaga dan Pandita Reshi DR. Rames Sharty yang menggunakan Mantra Hindu hampir sama sebutan Para Dewa nya yang untuk di Bali Manivestasi Leluhur contoh Dewa Wisnu Manivestasi Raja Airlangga, Dewa Brahma Manivestasi Raja Jenggala Brahmaraja, Bhatara Siwa Manivestasi Prabu Kertanegara dan Ken Arok Sri Rajasa Negara Dll sedang untuk India Dewa Asli karena tidak dikenal Manivestasi yang Budaya majapahit dan China atau Budaya Siwa-Buda yang masih menggunakan Pis Kepeng / Uang China Kuna untuk Upacara Sakral nya bukan Uang Kuna India,

Kemudian Acara diteruskan di  Kumandangkan Lagu Indonesia Raya 3 Stansa dimana disebutkan "Indonesia Tanah yang Suci" dan Kebangsaan India "Jana-Gana-Mana" untuk menyambut Hari Kemerdekaan masing masing yang hanya beda 2 hari, Pembacaan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang Universal dan digali Bung Karno dari kitab Sutasoma karangan Mpu Maha Reshi Tantular. Diteruskan Sambutan Presisident BIFA, Gubernur Bali dan Duta Besar India yang memotong Tumpeng HUT Kemerdekaan India, dan diserahkan kepada Gubernur Bali, Para Sulinggih dan Pucuk nya oleh Putri Duta Besar India Vany Sastry dipersembahkan kepada Brahmaraja XI yang sebagai Bhatara Ring Jenggala Majapahit yang juga di Pidatokan oleh Sang Putri bahwa majapahit adalah Pemersatu Nusantara yang waktu itu India pun wilayah Nusantara bahkan dalam Lontar Kuna disebutkan Hanoman mencari Dewi Shinta ke Bali Dwipa karena Rahwana adalah Putra Maya denawa di Bali Dwipa, dan ini sesuai Lontar India yang menyebut Swarna Dwipa, Bali Dwipa dan Nusantara dengan bahasa Sansekerta

Yang tidak lama lagi Bali akan membuka Sekolah khusus belajar Bahasa dan Tulisan Sansekerta Kerja sama India dan Universitas Marhaen yang didirikan Bung Karno 1963 yang juga sahabat India dalam Mempersatukan Asia Afrika dalam Kongkres Asia Afrika di Bandung 1955 yang waktu itu didukung Blog Timur Rusia dan China, Pidato ditutup Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I yang juga mendukung Pidato Sang Putri India ini tentang Cerita Ramayana yang memang berada di Jawa dan Bali Dwipa terbukti Nama Sugriwa, Subali, Sukarno, Suharto dll Istilah "SU" tidak ada di India. sambil Makan Tumpeng dihibur Juga Tarian India Kolaborasi dengan Bali dengan Musik Gamelan yang cukup Gemuruh hingga menggetarkan Ruang yang dihias Ala India itu tapi mirip Bali, Bahkan Panggung Tarian berderak derak goyang akibat Hentakan kaki Sang penari yang sebagian dari Sanggar Mahardika guruh Sukarnoputra. yang membuat Gemuruhnya Tepuk Tangan Pengunjung dan Teriakan "Mahardika" {Merdeka} yang kebetulan Hari Kemerdekaan India dan Indonesia.

Acara diteruskan Makan Prasmanan Festival Masakan India yang banyak santan nya mirip Masakan Jawa Timur Kadhiri dan Jenggala [Tulung Agung] Ayam Bumbu Rujak nya serta Kare dan Perkedel / Tempe Menjes yang di Surabaya disebut "Lentho" berisi Kacang Tholo, Brahmaraja XI tidak ikut mengambil Makanan tapi diambilkan DR. Srikandi Suyasa yang sehari hari berambut Pendek berpakaian Nyentrik mirip Pria Tapi mendapat Predikat Wanita Termuda [26 tahun] Peraih gelar DOKTOR dan masuk MURI {Musium Rekord Indonesia} Tapi dalam Acara ini mengenakan Kebaya Oranye bertolak belakang dengan keseharian nya hingga Brahmaraja hampir lupa karena sangat mirip dengan Adiknya yang juga Calon DOKTOR yang kebetulan tidak ikut hadir, kemudian makan bersama didampingi Raja Majapahit Bali dan Istri Duta Besar India dan Putrinya juga semeja ada Bapak Petrus dari Komandan Pangkalan TNI AU [Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara] Tuban Bali diselingi Obrolan santai saling Tukar Pengalaman dan Kartu Nama, diteruskan Foto bersama untuk Kenangan.

Jam 21.00 Brahmaraja berpamitan untuk meninggalkan Upacara hari Kemerdekaan India ke 47, yang juga menggalang Kerja sama Antara Bali dan India yang ada kemiripan Budaya nya ini termasuk kerjasama membuat Sansekerta Institut agar Generasi muda bisa membaca Tulisan yang sudah Asing di Negeri ini padahal Banyak Lontar Asli Cerita Kuna ditulis dalam Tulisan sansekerta disamping Palawa,

Semua Menyalami Pria yang mengenakan baju dan Udeng Merah Brahma ini hingga keluar ruangan pun masih banyak yang menyalami termasuk Putri Putri India bahkan meletakkan Tangan Sang Raja dikepalanya, tapi Para Pengawal akhirnya menghentikan Orang yang ingin menyalami karena membuat blokade  Hingga Brahmaraja memasuki Mobilnya yang khusus didatangkan dari Surabaya Jawa Timur, bahkan President BIFA {Asosiasi Persahabatan Warga Bali - Warga India} Mr. Salma yang berjanji akan Berkunjung ke Pura Ibu Majapahit Jimbaran masih tetap menghormat dari balik Jendela Mobil Sang Raja biarpun telah melaju meninggalkan Nusa Dua Ball Room didahului Mobil Kawal, juga lainnya melambaikan tangan mengiringi Kepergian Pria yang selalu membiarkan rambutnya selalu terurai ini yang menjadi ciri Khasnya hingga biarpun lama tak bertemu Orang masih selalu mengingatnya.

Termasuk Sang Presiden Bifa sendiri yang sudah 20 tahun berpisah tapi tetap akrab seolah baru kemarin tak bertemu dan hampir saja Brahmaraja lupa melihat Pria India ini sudah tidak semuda dahulu sedang Brahmaraja yang di Kenal Hyang Surya ini masih kelihatan tetap Muda biarpun diterpa puluhan tahun yang terus menggilas hidup nya dan yang aneh Pria yang berjuang untuk melestarikan Budaya Leluhurnya ini biarpun menghadapi Serbuan, Bom bahkan di tutup Camat malah Pengebom dan Camat nya yang Tewas, Beliau tidak pernah Sakit Mungkin ini sesuai Kitab Sutasoma yang berkata "Pujalah Duga Sakti, baru kamu bisa menyatukan Cakra dan Kundalini" juga dalam Bagawatgita "Arjuna memohon Restu Dewi Durga sebelum Perang Bharata Yudha" dan Kebetulan Beliau mengutamakan Pura Ibu yang didahulukan dan Berkat Lindungan Ibu inilah Beliau selalu sehat, juga Dalam Lontar Negarakertagama [baru didapat 2009] tertulis bahwa Ibu adalah Sri Rajapatni Biksuni Sakti Pelindung Jagat Raya Hingga Raja Hayam Wuruk menganjurkan membangun Setana Ibu di Bayalangu yang pada tahun 2000 Brahmaraja berhasil mengadakan Hari Raya Waisak di Candi ini dengan dihadiri Suku, Ras dan Agama {SARA} Biarpun Kondisi Candi yang sudah Hancur berserakan serta Patung Ibu Gayatri hilang kepalanya, Tapi Tempat ini adalah Sejarah dimana Dahulunya berdiri Candi leluhur majapahit yang megah dan dibuat atas perintah Raja Zaman Keemasan nusantara Sri Hayam Wuruk. Dan Cerita ini Terukir Abadi dalam Lontar Negarakertagama yang di temukan Brandes di Lombok Barat dan kini berada di Musium Leden Belanda. Biarpun disini tapi Orang tidak bisa membacanya karena Harus belajar dulu Bahasa Sansekerta di Universitas Leden Belanda, dan kini akan dibuat Institut Bahasa Sansekerta atas Kerjasama Universitas Marhaen / Mahendradata dengan Negara India agar bangsa kita tidak perlu Kuliah lagi di Leden, cukup Belajar di Bali saja, semoga Sukses Hyang Brahmaraja Leluhur menyertaimu biarpun banyak yang tidak senang akan Perjuanganmu dalam bidang Budaya menyatukan antar Bangsa di Dunia tapi mereka akan tergilas Kenyataan Perjuanganmu. dan Tetaplah Berjuang ! Becik Ketitik Olo Ketoro !

{Team Reporter Independen UNMAR}

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom