English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Minggu, November 28, 2010

GUNUNG BERAPI

i-om
Suasana Wilayah Candi Terbesar di Jawa Tengah Prambanan dimana terdapat Candi Brahma, Wisnu dan Siwa yang megah diantara Candi Seribu tidak terpengaruh dengan Meletusnya Gunung Merapi, hanya saja Kaca rumah pada bergetar ketika suara Gemuruh Merapi memuntahkan Material Vulkanik kerah Selatan dan Barat, dari Prambanan jelas terlihat Merapi dengan badan Menganga menuju seolah ke Prambanan yang terletak di selatan Gunung yang terkenal dengan Legenda sabdopalon Nayagenggong nya.

Dimana sebelum meletus ada Awan bergambar Petruk Foto atas  yang sempat didiskusikan di TV. oleh Para Pakar antara lain Pakar Telematika Roi Suryo, Permadi SH anggota DPR RI , Petugas Badan Meterologi Geofisika [BMG] dll. yang sangat percaya pada Legenda leluhur Sabdopalon yang dalam Pewayangan adalah Semar.

Candi Seribu Foto atas ini terbentuk bak Legenda Ketika Bhatara Wisnu menitis ke Dunia Nusantara waktu itu yang Penemu Dunia Bulat Columbus belum lahir, Bhatara Wisnu menjadi Raja Maospati [Terletak di Madiun sekarang jadi Pusat Lapangan Terbang TNI AU] dengan nama Arjuna Sasrabahu, Dewi Sri Permaisurinya juga Turun  menjadi Dewi Citrawati Putri Raja magada, akhirnya karena memang jodoh dijauh hari Kehidupan sebelumnya maka Arjuna Sasrabahu pun melamar Dewi Citrawati, dimana Sang Dewi meminta agar Taman Sari di Kadewatan Indraloka dipindahkan ke Dunia hingga Jawa menjadi Surga Dunia Buah Para Dewa bisa tumbuh dan dinikmati Manusia serta dikembang biakkan ke Dunia antara lain Salak, Duren, Mangga dll, Demikian juga Cerita Bhatara Siwa yang turun ke Dunia dan Permaisuri nyapun ikut Turun sama seperti Dewi Citrawati Permaisuri Siwa yang bernama Roro Jonggrang yang juga sebagai Dewi Durga Mahisa Wardhini minta syarat agar dibikinkan Seribu Candi.

Seribu Candi hanya terbentuk 999 Candi yang keseribu adalah Arca Durga Mahisa Wardhini atau Sang Dewi Roro Jonggrang, Candi Terbesar adalah Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu yang masih lestari hingga saat ini, dan menjadi andalan Parawisata Jawa Tengah, Dimana Pusat Acara Tahun Baru Saka majapahit tetap dirayakan di Candi ini yang kebetulan Panitia giliran dipegang 2010 ini oleh Bapak Putu GM Hotel Dhana Mangkunegaran Solo, dimana dalam acara ini hadir Brahmaraja XI dan GRP Prawiradipura yang juga sebagai panitia Nyepi dengan Mendak Tirta ke Candi Boko.

Dalam situasi Meletusnya Merapi terlihat hilir mudik Kendaraan Para Relawan dan Militer untuk Evakuasi, terlihat juga hilir mudik Pik Up hitam yang satu satunya bisa masuk ke Kali Gendol daerah bahaya Awan Panas, Truk pengambil batu pun dialihkan mengambil batu kewilayah di Candi Boko untuk dikirim ke Sragen, dimana Para Sopir sangat akrab berbincang dengan Sopir Pik Up sambil minum Es Gronjong yang wira wiri di Boko hingga bale rante, bahkan Pik Up hitam ini suka nongkrong di sebelah Pegadaian Prambanan tempat Mbah Poerwo, dimana Para Cantrik Mbah Poerwo sibuk memperbaiki Terpal Pik Up bernomor Polisi Kadhiri itu yang robek terpalnya akibat abu Merapi. Ternyata Sopir Pik Up itu adalah Brahmaraja XI.

Dari Merapi yang Meletus memuntahkan Lahar keselatan Foto atas Kali Gendol tempat mengalirnya Lahar, kita menuju Kaki Gunung Penangunggan yang mirip Merapi, Kaki Gunung yang terkenal memiliki Candi Jolotundo tempat Prabu Airlangga ini suasananya sangat aman dan damai, Sebuah Desa yang bernama "Ngelawang" baru mengadakan Ruwat Desa agar Penenggungan tidak Meletus,

Desa ini mempunyai Pusat Pendidikan Brigade Mobil Polisi Daerah Jawa Timur [Brimob Polda] juga tempat Pelatihan Anti Teroris serta Lapangan Tembak, Suasana Minggu 14/11 terdengar Letusan Letusan Tembakan Pistol dan Bedil dilapangan Yang Papan tembaknya berlatar belakang Gunung Penanggungan.

Kembali Pik Up hitam datang dilapangan Tembak, Sopir Pik Up ini mengenakan Baju warna Kuning turun dan dibantu beberapa Polisi menurunkan Peralatan Menembak, dan mulailah Pria berbaju Kuning dan bertopi Hitam ini menembaki Papan Segi empat ada Bulatannya, begitu Peluru habis kertas sasaran tembak pun diganti baru oleh Petugas Lapangan Tembak, Selesai latihan Pistol disusul latihan nembak Senapan Laras Panjang, dan Pria yang memakai Pik Up ini membuka baju Kuningnya serta mengurai rambutnya yang sebahu dan hanya mengenakan Kaos lalu menembaki Papan Sasaran Tembak. Ternyata Pria rambut sebahu ini adalah Brahmaraja XI. Bukan sekedar latihan menembak, tapi Beliau juga Sowan leluhurnya, di Ngelawang terdapat 15 Gua Peninggalan Zaman majapahit dimana masih terbuat dari Batu Bata ukuran besar. Dimana salah satu Gua ini bisa tembus ke Bali yang pernah masuk adalah Mbah Paimo pada 1954, Beliau sampai ke Gunung Agung di Karang Asem dan pulang nyebrang Selat Bali naik Jukung ada Layarnya, hingga membuat heboh dan didiskusikan 1983, dan oleh Pakar dari Jepang yang ahli membuat Terowongan bawah laut dibenarkan, Bayangkan Para Pakar Terowongan Tokiyo-Osaka, Inggris- Prancis dll yang berhasil membuat Terowongan bawah laut sampai saat ini belum bisa membuat Candi Borobudur Keajaiban Dunia ketuju, jadi masuk akal bila Orang Zaman Dahulu sangat mumpuni, hanya sangat disayangkan Kehebatan leluhur sudah tidak dipercaya Bangsa ini demi Agama.

Cerita Pewayangan juga oleh Bangsa ini dikatakan dari India, padahal di India tidak ada Gunung Arjuna, juga Candi Bima, Arjuna, Semar dll, Padahal sesuai Lontar India dikatakan bahwa Hanoman diutus Sri Rama Raja Ayodya [sekarang Yogjakarta] ke Bali Dwipa mencari Dewi Shinta, dan terbukti Rahwana adalah Putra Maya Denawa Raja Tapak Siring Bali. Karena dibakarnya Lontar Lontar majapahit di Era Kejatuhan Brawijaya oleh Kasultanan Demak yang Islam [Sejarah Kadhiri] maka Pengetahuan sangat minim, Lontar pun lestari di Bali dan disimpan di Gedung Kertiya Buleleng, inipun membutuhkan penyelidikan yang panjang, karena sejak 1965 kurang dipelajari dan Para Pembaca Lonbtar kini sudah pada Almarhum, bahkan ingin belajar Tulisan Kuna pun harus belajar ke Universitas Leden Belanda, Bahasa yang diutamakan di Negri ini adalah bahasa Arab, Hingga Bahasa Indonesiapun jadi "Mesin Pembunuh" bila Ujian Nasional [UN] yang banyak diberitakan di Media Cetak dan TV.

Juga Kekerdilan dan Kemelaratan dan Mental Budak bangsa ini sudah tidak bangga dengan kebesaran majapahit yang Kaya Raya dan menguasai Nusantara, dimana Para Pakar sangat Ironis mengatakan Gajah Mada menjaring Piring Emas di Segaran Trowulan, Raja Majapahit di Era Zaman keemasan, bila makan Piring Emas nya dibuang, ini sangat maklum bila piring Emas 18 karat kalau habis dipakai bila dicuci berbau Anyir [Jawa: Amis] jadi sekali pakai dibuang dan waktu itu Emas sangat murah untuk apa dijaring kembali ?, lalu China mengirim Piring dan peralatan dari Keramik hingga banyak ditemukan sampai saat ini bila menggali Tanah bekas Kerajaan. Hal ini dijelaskan Brahmaraja XI yang sangat bangga dengan leluhurnya yang Adiluhung, dimana kini banyak Peninggalan Purbakala yang malah dijual, hingga makin mengaburkan Sejarah bangsa yang besar ini, Sedang Bung Karno Penggali Pancasila dan Pendiri Republik ini dalam tiap  Pidatonya selalu mengagungkan Majapahit, Prabu jayabaya dan Para Mpu masa lalu, dan ini tidak dibahas, tapi Agama Beliau malah dibahas yaitu Islam padahal orang Arab pusat Islam tidak ada yang sehebat Bung Karno bangsa kita sendiri.

Dulu kita bangga menjadi Bangsa yang besar, Juga Berdiri diatas kaki sendiri, Pemersatu Asia Afrika dengan Agama-Nasional-Komunis [NASAKOM] nya, Kini ? hanya bangsa Budak yang banyak mati disiksa dan diperkosa wanitanya tapi mendapat Gelar "Pahlawan devisa" sungguh Ironis, Sultan Bolkiah punya 1 Km2 dan 1 sumur minyak bisa terkaya di Dunia, kita yang punya Nusantara hanya jadi bangsa Budak diantara Budak [kata Metro TV] Blog ini banyak menulis Kenyataan tapi malah dituduh Menghujat Agama Islam, aneh tapi nyata, Padahal Film Sejarah Islam yang berhasil menumpas Kristen dengan merubah Gereja Gereja Jesus model Gothe di Timur Tengah jadi Masjit dan  juga Kuil Siwa Tadj Mahal di India yang dijadikan Rumah Harem sangat  dibanggakan banyak diputar di TV dan dirilis Blog ini agar menjadikan bangsa ini sadar, tapi malah dibelokkan ke Agama, dan dikatakan Radikal menghujat Islam. padahal Pesan Bung Karno "Jangan meninggalkan Sejarah" yang terkenal JASMERAH hanya dipidatokan tanpa diresapi, juga Sumpah Pemuda 1928 banyak yang tidak tahu, Kitab Agung dan Mulia karangan leluhur yang tak kalah Hebatnya dengan Dunia luar seperti Nastrodamus dan Wahyu Injil juga malah dianggap tahayul, mau jadi apa bangsa yang sudah tidak percaya Sejarah dan kebesaran bangsanya ? lihat bangsa Bar Bar saja sangat bangga dengan leluhurnya, dan Fosil Homoneandher Thaleinsis Solo yang berusia 1,4 juta tahun malah diberitakan berwisata ke Normandia yang bar bar waktu itu. Leluhur kita Bangsa Pelaut seperti dalam lagu "Nenek Moyangku Bangsa pelaut".



[Ditulis Ki Lampoeng Prambanan dan Ki Tanggung Lawang di Edit Andhika masih bersambung] 

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom