Pada Abad VIII - XI Zaman Kejayaan Candi Budha Borobudur disebutkan bahwa Jendral It Sing dari China belajar Budha di Candi ini, Juga Perjalanan dari China ke Borobudur [Sambara Budura] hanya Liang Ko Lipai [2 minggu] sedang kalau mengikuti Jejak Tong Sam Cong dan Kera Sakti Sun Gao Kong ke Indus Utara Kerajaan Pali [sekarang Bali pelestari Adat] dan Tibet butuh waktu 38 tahun karena jauhnya melewati padang pasir 5 X Pulau Jawa, sedang ke Pulau Bu To San cae Nan Hay [Pulau Emas atau Jawa] Tempat Budha Dewi Kwan Im hanya singkat karena lewat Laut Nan Hay atau Laut China Selatan, Dan Pendaratan Perahu China untuk ke Borobudur adalah di Pantai Emas Cin Kwang Si [Sekarang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang] dan dengan Kereta dan Kuda hanya sehari menuju Borobudur, Jadi jelas disini Aliran Budha Borobudur dengan China hampir sama pada abad IX [penulis Sejarah Orde Baru tidak berani mencantumkan China karena Indonesia tidak hubungan dengan China Komunis jadi banyak Rekayasa Sejarah dan penulisannya anti China sejak 1966 sebab menyimpan Tulisan China bisa dibunuh baik keluarga maupun lingkungannya karena di Cap Komunis tidak ber Tuhan atau Atheis yang tidak boleh hidup di Indonesia menurut Tokoh Islam waktu itu contoh Prof. DR. Slamet Moeljana menulis Sejarah Majapahit dari Informasi Klenteng China bukunya malah di Bredel dan Beliau lari mengajar di Universitas Nan Yang Singapura, jadi Orang tabu menyebut China dan di Media Orang China disebut Binatang Ekonomi, tapi kini malah China Raja Ekonomi Dunia dalam Perdagangan Bebas ini bahkan sampai detik ini Islam selalu berkata "Bahaya Laten Komunis" padahal Barang murah China banyak menolong Orang miskin kok Bahaya?],
Kemudian datanglah Empu Sindog dari China Abad IX yang disebutkan bernama Miaoli Busan [Bu To San} Mendirikan Kerajaan Kahuripan [Koripan China Ko Li Pan] di Jawa Timur di Gunung Penanggunagan Thay San dimana kini masih tertinggal Candi Patirtan Jolotundo atau Banyu Wiku [China: Biku atau Pendeta Budha] yang menuliskan Nama Airlangga dan Udayana pada sisi 2 Kolam tempat Penampungan Air Suci yang kemudian menjadi Pancuran Naga, Juga di Candi Belahan dibalik Candi Jolotundo ditemukan Patung Airlangga naik Garuda yang menjadi Koleksi Musium Adam Malik [Mantan Wapres] Patung Wisnu naik Garuda ini diapit Kedua Istrinya yaitu Dewi Sri dan Laksmi yang buah dadanya mengeluarkan Pancuran Tirta, Candi ini ini diatas Desa Kunjara Wesi masuk Pandaan Pasuruan, sedang Jolotundo masuk desa Seloliman Mojokerto jadi Gunung Penanggungan masuk 2 Kabupaten separuh barat masuk Lemah Tulis tempat Empu Bharadah Pasuruan separuh masuk wilayah Majapahit Mojokerto sekarang ini, Musium Trowulan dan Kadhiri juga mempunyai Patung Airlangga Naik Garuda terbuat dari Batu Andesit setinggi 2 meter yang di Musium Kadhiri Hancur dan di Utuhkan kembali dengan Semen Hancurnya di Kepruk Sunan Bonang, Airlangga adalah cucu Empu Miaoli Busan Dinasty Sindog yang Leluhur Beliau 1500 tahun lebih tua adalah Raja Miao Ciang [Miao Tu Huang] Ayah Miao San Dewi Kwan Im yang disebutkan ber Istana di Pulau "Bu To San" Laut Selatan [Nan Hay] juga Miao San bernama " Nan Hay Niang Niang " atau Putri Laut Selatan yang di Jawa hingga detik ini juga dipercaya Ratu Laut Kidul yang menguasai Laut Selatan / Kidul ada dan sangat dihormati yang disebut Ratu Mas serta selalu di Larungi sesaji dan di Hotel Pelabuhan Ratu juga disediakan Kamar Kosong untuk Ratu Laut Kidul dan diberi Sesaji, di Bali disebut Ratu Mas Maketel yang Pura nya selalu ditepi Laut Selatan, sedang Empu Sindog juga disebut Darma [Budha] Wangsa [Dinasty] atau Dinasty Budha ini disebabkan Ibu Budha Sidarta Gautama adalah Putri Miao Ha Wa Na dari Kerajaan Sakya jadi Empu Sindog pun berhak mengaku sebagai Turunan Budha Sakyamuni dimana di Bali juga ada Pura Sakyamuni [Sakenan] se Jaman dengan Mahendradata Putri Empu Sindog yang juga Permaisuri Udayana Raja bali yang menurunkan Airlangga kemudian punya Anak Jayasabha Bhatara Jenggala dimana saudaranya Jayabhaya menjadi Raja Kadhiri setelah Kahuripan dipecah Empu Bharadah dengan Kendi menjadi Jenggala dan Panjalu [Kediri] yang wilayahnya sampai Jawa barat yang bernama Panjalu juga ada Candi Cangkuang Tempat Abu Tan Sam cay Pendiri Cirebon Candi ini satu satunya yang utuh di Jawa barat terletak di Tengah Danau Angker Panjalu, Jadi Empu Bharadah membagi 2 Kahuripan sesuai Prasasti Joko Dolog yang ada di taman Apsari belakang Patung Gubernur Suryo dan sebelah kantor PWI [Persatuan wartawan Indonesia] Surabaya Jawa Timur dengan angka tahun 1211 Saka atau 1289 M Zaman Prabu Kertanegara Bhatara Siwa Raja Singhasari memerintah Tanah jawa, dimana Jayasabha III Wisnu Wardhana Bhatara Jenggala yang bergelar Brahmaraja Wilatikta mengawini Putri Raja Miaoli yaitu Putri Yulan dan Putranya Arya Cakra Wisnu Wardhana mengawini Putri Tri Bhuwana Tungga Dewi Ratu Majapahit III hingga menurunkan Raja Terkenal Hayam Wuruk jadi Empu Sindog Adalah Kawitan Raja Raja majapahit juga.ditambahkan Cucu Wisnu Wardhana Brahmaraja II [Jayasabha IV] yaitu Arya pangkaja China dengan Abhiseka Brahmaraja Wilatikta V Bhatara Jenggala yang lama di Bali ber Guru pada Empu Galuh di Air Hawang Pura Tuluk Biyu dan pulang ke Majapahit 1425 menikahi Rani Suhita Ratu Majapahit VI [1427-1447] yang juga cucu Hayam Wuruk, Hingga di Bali nama Arya Pangkaja sangat di kenal karena Keturunan ke VII Mahendradata juga yang Permaisuri Raja bali Udayana. Arya Pangkaja China Tewas 1448 dan di Candikan di Paramawisesapura desa Lelangon sebagai Brahmaraja Wisesa, Bali nama lelangon sangat Populer juga disamping Pangkaja China. Yang aneh Putri Kang Tjieng Hwie Permaisuri Sri Jaya Pangus Raja Bali juga bergelar Sri Dewi Pangkaja China apakah ini berkaitan dengan Dinasty Empu Sindog dari China masih membutuhkan Silsilah Keturunan Beliau di Bali
Kemudian datanglah Empu Sindog dari China Abad IX yang disebutkan bernama Miaoli Busan [Bu To San} Mendirikan Kerajaan Kahuripan [Koripan China Ko Li Pan] di Jawa Timur di Gunung Penanggunagan Thay San dimana kini masih tertinggal Candi Patirtan Jolotundo atau Banyu Wiku [China: Biku atau Pendeta Budha] yang menuliskan Nama Airlangga dan Udayana pada sisi 2 Kolam tempat Penampungan Air Suci yang kemudian menjadi Pancuran Naga, Juga di Candi Belahan dibalik Candi Jolotundo ditemukan Patung Airlangga naik Garuda yang menjadi Koleksi Musium Adam Malik [Mantan Wapres] Patung Wisnu naik Garuda ini diapit Kedua Istrinya yaitu Dewi Sri dan Laksmi yang buah dadanya mengeluarkan Pancuran Tirta, Candi ini ini diatas Desa Kunjara Wesi masuk Pandaan Pasuruan, sedang Jolotundo masuk desa Seloliman Mojokerto jadi Gunung Penanggungan masuk 2 Kabupaten separuh barat masuk Lemah Tulis tempat Empu Bharadah Pasuruan separuh masuk wilayah Majapahit Mojokerto sekarang ini, Musium Trowulan dan Kadhiri juga mempunyai Patung Airlangga Naik Garuda terbuat dari Batu Andesit setinggi 2 meter yang di Musium Kadhiri Hancur dan di Utuhkan kembali dengan Semen Hancurnya di Kepruk Sunan Bonang, Airlangga adalah cucu Empu Miaoli Busan Dinasty Sindog yang Leluhur Beliau 1500 tahun lebih tua adalah Raja Miao Ciang [Miao Tu Huang] Ayah Miao San Dewi Kwan Im yang disebutkan ber Istana di Pulau "Bu To San" Laut Selatan [Nan Hay] juga Miao San bernama " Nan Hay Niang Niang " atau Putri Laut Selatan yang di Jawa hingga detik ini juga dipercaya Ratu Laut Kidul yang menguasai Laut Selatan / Kidul ada dan sangat dihormati yang disebut Ratu Mas serta selalu di Larungi sesaji dan di Hotel Pelabuhan Ratu juga disediakan Kamar Kosong untuk Ratu Laut Kidul dan diberi Sesaji, di Bali disebut Ratu Mas Maketel yang Pura nya selalu ditepi Laut Selatan, sedang Empu Sindog juga disebut Darma [Budha] Wangsa [Dinasty] atau Dinasty Budha ini disebabkan Ibu Budha Sidarta Gautama adalah Putri Miao Ha Wa Na dari Kerajaan Sakya jadi Empu Sindog pun berhak mengaku sebagai Turunan Budha Sakyamuni dimana di Bali juga ada Pura Sakyamuni [Sakenan] se Jaman dengan Mahendradata Putri Empu Sindog yang juga Permaisuri Udayana Raja bali yang menurunkan Airlangga kemudian punya Anak Jayasabha Bhatara Jenggala dimana saudaranya Jayabhaya menjadi Raja Kadhiri setelah Kahuripan dipecah Empu Bharadah dengan Kendi menjadi Jenggala dan Panjalu [Kediri] yang wilayahnya sampai Jawa barat yang bernama Panjalu juga ada Candi Cangkuang Tempat Abu Tan Sam cay Pendiri Cirebon Candi ini satu satunya yang utuh di Jawa barat terletak di Tengah Danau Angker Panjalu, Jadi Empu Bharadah membagi 2 Kahuripan sesuai Prasasti Joko Dolog yang ada di taman Apsari belakang Patung Gubernur Suryo dan sebelah kantor PWI [Persatuan wartawan Indonesia] Surabaya Jawa Timur dengan angka tahun 1211 Saka atau 1289 M Zaman Prabu Kertanegara Bhatara Siwa Raja Singhasari memerintah Tanah jawa, dimana Jayasabha III Wisnu Wardhana Bhatara Jenggala yang bergelar Brahmaraja Wilatikta mengawini Putri Raja Miaoli yaitu Putri Yulan dan Putranya Arya Cakra Wisnu Wardhana mengawini Putri Tri Bhuwana Tungga Dewi Ratu Majapahit III hingga menurunkan Raja Terkenal Hayam Wuruk jadi Empu Sindog Adalah Kawitan Raja Raja majapahit juga.ditambahkan Cucu Wisnu Wardhana Brahmaraja II [Jayasabha IV] yaitu Arya pangkaja China dengan Abhiseka Brahmaraja Wilatikta V Bhatara Jenggala yang lama di Bali ber Guru pada Empu Galuh di Air Hawang Pura Tuluk Biyu dan pulang ke Majapahit 1425 menikahi Rani Suhita Ratu Majapahit VI [1427-1447] yang juga cucu Hayam Wuruk, Hingga di Bali nama Arya Pangkaja sangat di kenal karena Keturunan ke VII Mahendradata juga yang Permaisuri Raja bali Udayana. Arya Pangkaja China Tewas 1448 dan di Candikan di Paramawisesapura desa Lelangon sebagai Brahmaraja Wisesa, Bali nama lelangon sangat Populer juga disamping Pangkaja China. Yang aneh Putri Kang Tjieng Hwie Permaisuri Sri Jaya Pangus Raja Bali juga bergelar Sri Dewi Pangkaja China apakah ini berkaitan dengan Dinasty Empu Sindog dari China masih membutuhkan Silsilah Keturunan Beliau di Bali
Empu Sindog di Candikan bermotif Stupa Budha di Loceret Anjuk Ladang [Sekarang Kabupaten Nganjuk] tak jauh dari Candi Empu Sindog juga ada Candi Ngetos Tempat Abu Prabu Hayam Wuruk Raja Zaman Keemasan Majapahit, dimana Pratima Empu Sindog yang di Manivestasikan Dewa berkepala 4 yang di China disebut Se Mien Fo yang kesatuan Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa [Tri Murti] 10 Maret 2010 dibawa mengunjungi Candi nya di Loceret oleh Brahmaraja XI atau keturunan ke XVIII Empu Sindog untuk pertama kalinya sejak 500 tahun keruntuhan Majapahit dan Pratima Empu Sindog sempat di Upacarai Tumpeng di Candi Budha nya Loceret untuk pertama kalinya juga sejak 500 tahun Keruntuhan majapahit habis Upacara langsung Hujan lebat di Jawa terus menerus sampai di Bali bahkan ketika Odalan Ibu ada Gempa 2 X di Aceh dan banyak kecelakaan Udara dan Laut [TV] hingga hari penulisan ini, Orang China dan Trah Empu Sindog hingga Majapahit dan kini Bali adalah selalu memuja Leluhur Kawitan nya, Jadi Pura Majapahit Hyang Suryo atau Brahmaraja XI juga memuja Kawitan dimana Kawitan Majapahit Brahmaraja dan Ratu Mas yang juga ada di Besakih, tapi juga Kawitan lebih Tinggi yaitu Empu Sindog dan Leluhur dari China hingga Budha dan Dewi Kwan Im, ini juga bisa dibuktikan kalau Pat Mo Cou Su Pendiri Siao Lien Se [Siao Lim Si] adalah Generasi Budha ke 28 yang di Puja sebagai Budha Maitrea, sedangkan Budha Tertua adalah Sakyamuni Sidarta Gautama atau Putra dari Putri Miao Ha, Wana [Putri Asli] dari Kerajaan Sakya Permaisuri Raja Kapilawastu. Jadi Bali pun Budha nya sangat Tua seperti Peninggalan di Kali Buk Buk Lovina yang sama dengan Zaman Borobudur dimana Pratima Budha berusia 1000 tahun Zaman Empu Sindog milik Brahmaraja kini dibuatkan Stupa di Kali Buk Buk diatas Tanah Hadiah Gusti Sentanu kepada Brahmaraja XI, Juga di Bantang Banua sukasada diatas Tanah Puri Surya majapahit hadiah Gusti Latria kepada Brahmaraja Wilatikta XI yang lebih dikenal Hyang Surya..Hal ini disebabkan Pura majapahit Trowulan di Tutup tidak boleh Ritual dan kegiatan dalam bentuk apapun sejak 2001 oleh Camat Trowulan atas perintah Imam Karyono sekarang diangkat jadi Takmir, ikut Menyerbu Pura Majapahit dan Dalang Penutupan Guru SMP Islam Khoirul Huda yang juga Ketua Pemuda Ansor dan KH Nurhadi Ketua Fraksi PKB [Anti Gus Dur] dan Anggota DPRD Mojokerto 1999-2004 seiring Jatuhnya Gus Dur yang membebaskan Adat China hingga Barongsai untuk Pertama kalinya berdemontrasi di Pura majapahit Trowulan Juli 2001 pada Sejit Odalan Ibu Dewi Kwan Im yang membuat marah Orang yang anti Gus Dur dan China hingga November 2001 Pura di Serbu dan di Bom Kelompok Imam Karyono tapi gagal yang nge Bom disambar Petir, akhirnya di Tutup Camat Trowulan dan ironis Sang Camat langsung Struk dan Tewas setelah 4 tahun dirumah sakit.Sampai Hyang Suryopun tidak diberi KTP Trowulan karena RT Bapak Soemono dan RW KH Sabar dipecat Karyono diganti Kerabat sang Imam yang pro Arab agar bisa mempersulit Hyang Suryo termasuk pembuatan KTP juga Lurah pun diganti baru, dan Kepolo Dusun Unggahan Segaran dengan meminta biaya 50.000,-[2005]untuk ngurus KTP juga tetap tidak keluar hingga Sang Kepolo yang bernama Setiyo Meninggal Dunia [2009] Termasuk Sertifikat Tanah dan Rumah Hyang suryo yang oleh Kepolo Dusun Setiyo 1997 disuru ngurus dan meminta Surat Surat Tanah dan sampai kini belum keluar, 2002 DR Made Warka Pengacara Hyang Suryo mendatangi Yono Pegawai kecamatan yang bagian Tanah yang ngurusi ke BPN [Badan Pertanahan nasional] mengaku memang Hyang Suryo sudah mendaptar Sertifikat Proyek Nasional [PRONA] yang dibiayai Bank Dunia tapi Hyang Suryo masih dikenakan biaya 180.000,- rupiah waktu itu 1997, Tapi belum keluar juga itu Sertifikat padahal yang lain sudah pada jadi. Menurut DR Made Warka tidak masalah yang penting ada catatan bahwa sudah di Sertifikat kan melalui PRONA yang dibiayai Bank Dunia dan memang lama karena di kirim ke UNESCO di Proses Bank Dunia di Inggris, Belanda dan Amerika baru kembali ke Indonesia kelak untuk Warisan Anak Cucu.
Peninggalan Budha yang masih di Upacarai adalah yang paling Jelas Pura Durga Kutri Mahendradata di Buruan Blahbatuh Bali dimana Pura ini Lestari selama 1000 tahun, Mahendradata yang Putri Empu Sindog atau Darmawangsa yang di China dikenal sebagai Miaoli Bu San sampai Keturunan ke V nya yaitu Brahmaraja juga mengawini Putri Miaoli juga yang Dinasty ini sudah ada sejak 3000 tahun lebih tinggi tentu Pithecan Tropos Erectus berusia 1,9 juta tahun di Solo dan China yang sama dan Sebangun diteruskan Fosil Mongoloid yang banyak ditemukan di Pesisir Jawa Utara dan China juga Fosil Boyolangu Jenggala dimana DNA Orang Jepang sangat cocok dengan Fosil ini hingga Jepang mengaku berasal dari Boyolangu Jenggolo, Pemujaan Kawitan ini terhenti di Jawa pada Era keruntuhan majapahit 1478 [ 1400 Saka ] dimana Pergantian Masuknya Islam yang menggantikan Siwa-Budha dengan Perang dan Penjarahan, disebutkan dalam Sejarah Kadhiri bahwa Orang Majapahit di Tumpas dan Lari ke Gunung Gunung dan Bali setelah Kerajaan Demak dengan Wali Songo nya menghancurkan Majapahit Trowulan dan Kitab Kitab Buda dibakar dan dilarang di pelajari diganti Kitab dan Ajaran Arab dan Walisongo mengangkat Fatah Abdulhamid Khaq sebagai Sultan Demak, Hingga kini Sejarah Majapahit Orang jarang mengetahui karena di Lenyapkan "Sirna Ilang Kertaning Bumi" dan banyak direkayasa oleh Agama Islam Seperti Ken Arok disebutkan Perampok dan Pencuri pada Era Islam tapi tidak masalah yang penting bisa terbit dan dibaca Orang ini juga Trik Pujangga waktu itu agar bisa Terbit dalam Bahasa Jawa Baru era Islam Tanpa nama Pengarang bukan Jawa Kuno seperti Negarakertagama Empu Prapanca, ditambah Rekayasa Sejarah Orde Baru yang Anti China dan mau menghilangkan Sejarah Bung Karno dan Ajaran Persatuannya Pancasila yang diambil dari Kitab Sutasoma Majapahit, Islam Pemuja Allah yang memang bertentangan dengan Adat dan kepercayaan Kuna Majapahit yang memuja Leluhur yang pada kitab Taurat Hukum ke V Allah juga mengharuskan menghormati Orang Tua / Leluhur agar mendapat Surga dan usia yang Panjang lha Orang sekarang tidak berumur panjang malah mati muda jadi Budak di Arab, Tidak dapat Surga karena susah makan nasi aking melarat hingga kerja di Arab pulang mati, Kitab Tourat ini tidak dipakai Islam karena bukan di Quran Padahal Nabi Muhammad juga menyuruh Mempelajari Injil, Tourat dan Jabur di Jakarta Aliran Kepercayaan Injil, Tourat dan Jabur malah di Tangkap [TV] terkena Gebug PNPS / UU no. 1 / 1965, dituduh melecehkan Islam ini memang keharusan sebab belajar Injil, Tourat dan Jabur Orang akan Pandai dan Mengerti Baik Buruk tidak mau disuru Jihad dan Ngebom Bunuh Diri jadi ada baiknya di tangkap agar Orang Tetap jadi Tolol dan Dungu hingga mau dijadikan Budak dan Teroris Pem Bom Bunuh Diri yang mati nya disambut Bidadari, Setelah Rafles Gubernur Jendral Singapura dari Inggris menguasai Jawa [1811-1819] menemukan Candi Borobudur dan memugarnya sedang selama 350 tahun Pemerintah Nederland Indie Belanda menyelidiki bahkan memugar candi Candi Peninggalan masa lalu serta membebaskan Penulis Sejarah seperti Tan Khoen Swie berkreasi menerbitkan Buku Aksara Jawa dan China serta dilindungi Hukum untuk pengetahuan Anak Cucu tentang leluhurnya hingga Kemerdekaan 1945 oleh Bung Karno yang percaya ramalan Jayabaya saudara jayasabha. Yang meramal Belanda akan kalah dengan Tentara Budha jepang yang pendek dan berkulit Kuning.
Sayang nya 1965-1966 Kembali Islam menumpas Jutaan Orang yang sudah mulai mengenal Sejarahnya dan juga memuja Leluhur dengan bebas akibat Pancasila Dasar Negara yang diambil dari Kitab Sutasoma majapahit serta Kesatuan Nasional Agama dan Komunis [NASAKOM] dimana Bung Karno erat bersahabat dengan China, ini membuat Islam yang Anti Persatuan ketakutan dan berhasil Menumpas Bung Karno dan Pengikut nya sampai ke Akar-Akar /Bayi nya, Kembali Buku Buku Ber Tulisan China dan Jawa di Larang dan di Musnakan yang ketahuan menyimpan di Bunuh di cap Komunis, bahkan Pemujaan Leluhur seperti Klenteng dan Punden / Candi Leluhur Keramat pun di Hancurkan dan di Larang pokoknya adat China dan Jawa Orang nya di Bunuh dan Ajarannya dilarang dengan dalih Komunis tidak ber Tuhan, sampai Guru Guru yang tahu Sejarah serta Ajaran Bung Karno seperti Sukarnoisme dan Marhaenisme dibunuh dengan Cap Komunis Tidak Ber Tuhan seperti Ketua DPRD Surabaya "Subarjati" diturunkan karena ketahuan Bapak nya Guru dan di Bunuh pada 1965 bisa jadi Ketua DPRD era 1980 an karena memakai nama Orang Tua Angkat di Jogja, Kalau sekarang malah ngaku "Bangga jadi anak PKI" malah bisa jadi DPR Pusat RI dengan suara Mutlak dipilih Rakyat, Jadi 1965-1966 Para Guru termasuk Guru Sekolah China yang pada dibunuh muridnya juga dikejar kejar seperti Anjing dan di Bunuh dengan tuduhan Komunis China dan sekolahnya ditutup Hingga Sejarah China yang banyak menulis tentang Mancupaik [Majapahit] tidak dipelajari yang dipelajari hanya Cerita Arab 1001 malam nya Abunawas ditambah Quran dan Hadist, sampai tahun 2000 Era Presiden Gus Dur kembali Adat Budaya China yang sudah Ribuan tahun atau Zaman Budho di Negri ini de bebaskan kembali sedang Adat Arab yang baru 500 tahun masuk Nusantara tetap berusaha menumpas dan menghambat adat Jawa dan China yang menyatu dalam Siwa-Budha seperti Bali kalau Upacara nya juga Siwa-Budha selalu menggunakan Uang China Kuna / Kepeng / Gobog yang banyak di Temukan di Kadhiri dan Nusantara bila menggali Purbakala yang usianya sudah 3000 tahun, Bahkan Para Pejabat yang dikirim Bung Karno ke China dan Rusia pun tidak berani pulang biarpun Paspor nya dicabut karena begitu pulang pasti di Bunuh karena membahayakan Islam Karena telah mengetahui ajaran dan pengetahuan akan Sejarah serta Ilmu nya karena China adalah Pencatat Sejarah contoh Jendral KKO [sekarang Marinir] Hartono Duta Besar Pyong Yang yang pulang akhirnya Mati dibunuh apalagi Orang biasa jadi daripada mati lebih baik Mbambung di Luar Negri mempertahankan Hidup untuk saksi Sejarah, sedang Islam Anti Sejarah sampai Nabi nya Muhammad saja yang menyuruh "menuntut ilmu sampai ke Negeri China" dihilangkan Sejarahnya seperti Rumahnya di hancurkan agar tidak dikenal lagi, sedang China dan Adat Jawa malah Nguri Nguri Leluhurnya ini sangat bertentangan dengan Islam yang langsung allah hingga di Tumpas lah Aliran Pemujaan Leluhur ini sejak Zaman Majapahit 1478 hingga 1965-1966 di Ulangi lagi hingga kini dimana Penumpasan tetap berlangsung dengan Dalih Undang Undang No. 1 / PNPS 1965 yang bisa menangkap dan menghancurkan Organisasi dengan tuduhan Melecehkan Islam seperti Perusakan dan Pembakaran Kampus Kristen dan Achmadiah dimana SBY pun kalah debat karena ber Agama Islam dan harus melaksanakan Sunah [TV One], yang dituntut Penghapusan UU / PNPS 1965 yang dipakai Payung menumpas Minoritas musuh Islam Oleh Gus Dur dan beberapa Organisasi Minoritas tapi Mahkamah Konstitusi [MK] tetap mempertahankan Peraturan ini demi Islam Mayorotas 19 April 2010 [TV]. inilah nasib Minoritas yang hidup di Negara Kekuasaan bukan Negara Hukum Komentar Ahli Hukum di TV.
Ini juga MK mempertimbangkan dan di Sidang kan saat habis Berita Besar Peristiwa Makam Alhadad Penyebar Islam dari Arab atau Embah Priuk yang baru saja Terjadi Perang dimana Satuan Polisi Pamong Praja [SATPOL PP] dan Polisi Republik Indonesia {POLRI} kalah Total [K.O] sampai lari dan terkepung hingga di Evakuasi lewat Laut karena bisa di Bunuh Oleh Pasukan Islam sebagian berbaju FPI [Front Pembela Islam] yang membela Orang Arab Penyebar Islam dan sudah dianggap leluhur sendiri dimana di TV menyiarkan Ratusan Kendaraan Polisi dan Satpol PP di Bakar sampai anak kecilpun memukuli dan meng injak injak serta melempar batu kepalanya Satpol PP yang sudah mati, hingga Satpol PP sampai hari ini tidak berani keluar berpakaian Dinas karena Ketakutan di Swiping [TV] sampai SBY Presiden Republik ini pun sampai Ketakutan turun menemui para Habib untuk minta maaf padahal menemui Mahasiswa tidak mau hingga dibawakan Kerbau [TV] dan Sulit di temui Pada Urusan peristiwa Nasional seperti ada Demo ke Istana SBY bukan menemui malah pergi, tapi untuk Habib SBY malah mendatangi dan banyak waktu menemui [Foto nya SBY dan Para Habib di Jawa Pos] hingga Satpol PP Ketuanya di Pecat oleh Gubernur DKI [Daerah Khusus Ibukota] Jakarta demi menyenangkan para habib ini membuktikan tidak berdayanya Republik Indonesia melawan Habib Turunan Arab demi sebuah Kuburan Penyebar Agama Islam sedang leluhur Pencipta Pancasila malah di Abaikan sampai Penggali Pancasila Bung karno pun di Tumpas bersama pengikut nya sampai Akar/Bayi nya dan Pura majapahit Trowulan tempat leluhur pemersatu Nusantara pun rela di tutup demi membahagiakan Imam Islam Karyono yang Arab berwajah Jawa IRONIS sekali, Pertunjukan Kekerasan dan Pembunuhan yang sudah biasa di Negri ini, dimana 1965-1966 Pembunuhan Jutaan Orang yang bukan Islam dengan Tuduhan Komunis Tidak ber Tuhan melibatkan anak anak pun hal yang biasa jadi bila 1965 berusia 15 tahun sekarang kan 65 tahun dan masih bisa Cerita dengan Bangga saat Menumpas dan membunuh Orang Kafir Pengikut Bung Karno Penggali Pancasila dan Bapak Persatuan Asia Afrika sedang Islam adalah anti Persatuan terbukti dengan Kristen Jesus saja masih Perang hingga banyak Orang Islam Indonesia mendaptar ingin ikut Perang dengan Israel, yang di Cap Partai Komunis Indonesia [PKI] ditumpas oleh Islam hingga sungai Berantas dari Blitar hingga Surabaya penuh jutaan mayat, Saksi Saksi berusia 60 tahun keatas sampai detik ini masih Trauma seperti Binatang dan Pengecut serta Munafiq mau masuk Islam dan bisa bercerita tentang kejadian 1965 dimana Tidak ada Hukum Orang pada dibunuh gara gara hal Sepele seperti Enik yang Cantik di Pare Kediri Suaminya dibunuh dan Enik dikawin yang membunuh dan kini masih hidup punya Anak 3 saksi yang melihat Ibu Siti pun masih hidup, sedang kalau Istrinya tidak mau diambil / dikawin keduanya dibunuh disamping istri diambil juga Kerbau dan Harta nya diambil.juga Kuping nya di Goreng dan dimakan warnanya Biru agar Roh yang dibunuh tidak mengejar ngejar pembunuh nya imbuh Bu Siti yang direkam Video oleh [Empu Tan] Team Investigasi yang kini jadi Dokumen Mahendradata University yang dulu bernama Universitas Marhaen juga ditambahkan Koh Hin dan Yongky [April 2010] dari Malang bahwa pembunuhan dilakukan di Singosari masuk ke barat sekarang ada Menara TV dijurang kiri jalan ribuan Kepala manusia yang di Penggal teronggok dalam jurang sedang Tubuhnya dibuang di Jurang kanan jalan, Jalannya menikung jadi waktu Orang yang dituduh Komunis di Penggal dengan Pedang yang di belakang tidak tahu karena gelap dan jalan berbelok jadi Kepalanya jatuh ke kiri badannya dibuang ke kanan yang berupa Jurang yang dalam, inilah sedikit Cerita Kekuatan Islam 1965 Menumpas Orang yang bukan Islam dan masa kini yang dengan mudah menumpas menghancurkan Kepercayaan Saptodarmo di Jokgja {TV 2009] dimana Gambar Pendirinya Sri Gautama yang Orang Pare Kediri asli jawa bukan Arab dibanting dan di Injak Injak Orang berpakaian Putih dan ber Sorban Arab yang juga memukuli Wanita Tua penjaga Sanggar dengan Tongkat dan Menendangi mirip Peristiwa Monas dimana Kerukunan Umat Beragama juga dipukuli dan di Injak Injak seperti Anjing pada hari Lahirnya Pancasila 1 juni 2009, Juga Gereja pada di Bom dan Ribuan lainnya dirusak atau dibakar berikut Pendeta dan Pembantu nya [TEMPO], dan banyak Aliran di tuduh Sesat hingga dialaog di TV pun PNPS 1965 dipakai alat menghancurkan lawan selain islam seperti Debat di TV One [2009] Habib menghina Pendeta Kristen dengan PNPS 1965 dan menyuruh membuat Fatwa, mana bisa Pendeta Kristen membuat fatwa? kan Kristen tidak Punya Mentri Agama dan Majelis Ulama Indonesia [MUI] ditambah di Gebug ayat Quran dan Hadist Arab.buku Acuan untuk mengalahkan Hukum dan buku apapun di Dunia termasuk Indonesia, itu Patung Budha Afganistan, WTC Amerika Pada hancur apalagi Indonesia yang Negara Islam terbesar di Dunia ya lebih Hancur karena selain Islam dianggap Bodoh, Dungu, Pengecut, Budak dan Binatang yang banyak mati cari kerja di Arab. Sampai Presiden Obama mau ke Indonesia pun di Tolak Islam dengan Demo sampai Patung Obama di Taman menteng pun harus di pindahkan ke Sekolah nya karena di Demo Islam..[TV]
Kembali ke Budaya Adat leluhur, Untung Bali biarpun kecil masih melestarikan Adat Budaya memuja leluhur selama 1000 tahun tanpa henti hingga menarik Perhatian Dunia, dan Adat Manivestasi pun hanya Orang bali yang bisa melaksanakan seperti Me Mokswa kan Orang yang meninggal karena tidak bisa Mokswa sendiri dengan Ngaben Memukur dan Ngalinggihan di Mrajan atau Pelinggih sebuah adat Kuna yang lestari hingga saat ini yang di Dunia luar adat ini tidak ada, Untuk Raja raja juga ada Upacara srada menjadikan Dewa Titisannya ahlinya Upacara Srada ini masih ada yaitu Gusti Madan di Puri Sunantaya Penebel Tabanan Bali Turunan Arya damar yang juga memberi Tanah untuk Tempat Pelinggih Leluhur dan Rumah kepada Brahmaraja XI, tapi berhubung Bali Rajanya hanya Anglurah majapahit maka Memanivestasikan Leluhur yang di Bali menjadi Dewa tidak berani, akhirnya Arya Kenceng dan Arya Damar di Bali belum jadi Manivestasi Dewa Titisannya sedang di Sumatra Arya Damar sudah di Manivestasikan Dewa Bhairawa itupun Candinya sudah Hancur karena sumatra Islam nya malah kuat dan Jarang Aliran Leluhur dikenal kecuali Transmigran dari Bali di Lampung yang malah berhasil membuat Pura Hindu, Dan Sulit menghidupkan Candi untuk di Puja lagi, Borobudur yang Keajaiban Dunia saja sulit dikembalikan ke Tempat Ibadah Budha karena Pemerintahan didominasi Islam Quran dan Hadist yang anti Candi dan Berhala bahkan 1983 Borobudur di Bom atas suruhan Habib Buta dari Malang Jawa Timur, jadi jangan mimpi dulu minoritas mendapat priolitas biarpun ada Undang Undang Minoritas 2009 dan UU Hak Azasi Manusia 2000 juga UUD 1945 pasti akan di Gebuk Undang Undang No. 1 / PNPS 1965 tentang Pelecehan Agama Islam ditambah Quran dan Hadist Kitab Allah nya Islam yang sudah berhasil Menumpas Jutaan Orang dengan cap Komunis tidak ber Tuhan 1965-1966 yang menjadi Sejarah kemenangan Islam Dajjal atau Lusiver, Contoh Pura Majapahit Trowulan yang Leluhur pun di Tutup Camat atasnama Pemerintah dengan SKB 1969 melarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk Apapun hingga Leluhur di Pindah ke Bali agar bisa Odalan, tapi kan tidak bisa semua karena Leluhur sangat banyak.
Demikianlah Tentang Empu Sindog yang Keturunannya masih leluhur dari Trah majapahit Jenggala, dimana di Pura Terbesar di Dunia yang masih di Upacarai di Bali yaitu Besakih masih ada Pura jenggala Jayasabha, Meru tumpang XI Brahmaraja, Meru Tumpang III Ratu Mas, Empu Gandring, Arya Kenceng dan leluhur leluhur Lainnya yang luput dari Penghancuran Islam, Bali juga atau disebut Pulau Seribu Pura [ leluhur] belakangan Era Orde Baru juga ada Pura hyang Widhi Wasya atau Pura Tuhan yang maha esa Jagadnata juga di Jawa agar Orang ber Tuhan karena Pemerintah RI dibawah Islam yang langsung Allah bukan leluhur, Sedang bikin Leluhur di Rumah malah dilarang seperti Pura Majapahit Trowulan, yang parah Kolonel Agung Purbajagad Orang Hindu dari Bali malah Rumah dan Padma Sembahyangannya di Hancurkan dan Sang Kolonel AU ini tewas dan kini bekas Padma nya dibangun Masjid Islam, sampai Orang Kristen pun tidak boleh ber Do'a di Ruko atau Rumah pasti di hancurkan Habib Pincang [TV] jadi ber Do'a dirumah harus minta Ijin yang tidak mungkin di Ijinkan nekat ya di Hancurkan jadi Kristen pun dianggap Binatang Tolol dan Dungu serta Buta Hukum dan memang tidak dilindungi Hukum karena Minoritas, jadi Orang Harus menyembah Tuhan Satu seperti Islam yang dibuatkan tempat seperti Jagadnata di Jawa, lha untung Tempat leluhur di Bali Lestari sampai kini hingga masih Untung Para leluhur bisa di Odali tiap Ulang Tahunnya, Hingga Leluhur majapahit dari Trowulan yang dilarang Odalan dan kegiatan dalam bentuk apapun oleh Islam pun bisa di Odali di Bali seperti leluhur Ibu yang odalannya jatuh Budha Kliwon Gumbreg Enyitan 7 April 2010 yang lalu dimana juga meng Odali lelhur dari China termasuk Empu Sindog dan Dewi Kwan Im serta Budha Leluhur 2500 tahun yang lalu dimana tepat Odalan terjadi Gempa 7,2 dan 5,1 SR di Aceh dan sampai penulisan ini Hujan tiada henti hingga banyak Kecelakaan Laut dan Udara, yang sebelum Odalan juga Matur Piuning ke Sangiran tempat Fosil Leluhur Mojokertotensis yang berumur 1,9 juta tahun dan Fosil Sangiran 1,4 juta tahun yang lalu 13 Maret 2010, serta Mendak Tirta ke Pura leluhur Trowulan 29 Maret 2010.Serta membawa ke Bali Keris Naga China / Liong Kiam.
[Pandita Agung Majapahit GRP Nakha Prawiradipura dibantu Team Mahendradata University]