English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Senin, September 28, 2009

PAMERAN PUSAKA DAN RUWATAN DI UNTAG SURABAYA

i-om

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA PAMERAN KERIS DAN RUWATAN : Harian Surya 21 April  2003 : Diantara Keris yang di Pamerkan adalah Keris Sengkelat yang biasa digunakan Senapati Kerajaan Majapahit, Naga Raja dari Tiongkok, Tebu Wulung Sepang, Sepasang Sada saklor [Sada Lanang], Sabdopalon Naya Genggong, Sepasang Kaki Nenggala dll. Pakar Keris KRT. Soebagio mengamati Lekuk dan Garis Garis keris "Wah Keris ini Bagus"  Menurutnya bila Keris ini bikinan Empu Jaman Majapahit, Keris ini bisa berdiri, Lalu mulutnya Komat Kamit entah Mantra apa yang dibaca, Keris didirikan dan aneh berdiri sendiri, membuat pengunjung terkagum kagum, Bahkan Prmilik Keris Hyang Suryo ikut heran "Lho ternyata bisa berdiri ya?" Adegan ini bak pertunjukan Sulap ketika Pakar Keris Baca Mantra. Bahkan Mpu ini bisa membaca Aksara di Keris yang berbunyi "PRAJA MAJAPAHIT"  Akhirnya tiap gerakan Sang Mpu menjadi perhatian pengunjung. Keris Jaman Kerajaan merupakan pegangan Wajib bagi seorang Lelaki yang di sebut Curigo juga harus punya Kukilo [Kelangenan, kesenangan] dan Turangga [kendaraan, kuda] bila belum memiliki ketiganya belumlah lengkap.  Menurut Pakar Keris Usia Keris Yang dipamerkan di UNTAG Rata-Rata umurnya 1000 tahun lebih. dan Bisa berdiri 3 X 24 jam. Karena ada Yoni nya, dalam Kamus Agama Islam dikenal istilah " KHADAM " . disamping Pameran Pusaka juga diadakan Ruwatan dengan 76 macam Sesaji dengan Dalang KI Manteb. Hyang Suryo di Wawancarai RADAR Surabaya dan terbit : Minggu 20 April 2003 : PENGALAMAN MAGIS HYANG SURYO DENGAN CAKRA :  Selama 47 tahun Soeryo Wilotikto menyimpan senjata Cakra yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, Dan selama itu pula Hyang Suryo, begitu laki-laki berambut panjang ini biasa dipanggil, mengalami berbagai kejadian Magis, Seperti apakah? DITEMUI RADAR Surabaya, Sabtu [19/4], Hyang Suryo mengaku belum pernah sekalipun sakit selama memegang Senjata Cakra peninggalan Kakek Buyut nya itu, Hyang Suryo tercatat sebagai Pewaris ke XI {Brahmaraja} Senjata Peninggalan Majapahit yang didunia Pewayangan dikenal sebagai Senjata nya Dewa Wisnu itu. " Jujur, selama membawa senjata Cakra ini saya belum pernah sakit, meski flu sekalipun" Kata Hyang Suryo yang keturunan Trilokapura Kertawardhana ini. Laki - Laki asal Mojokerto yang memutuskan untuk membujang sepanjang hayatnya Demi menjaga Warisan Leluhur Kerajaan Majapahit ini justru selalu tampak sehat walafiat. Padahal semenjak Pura Majapahit desa Trowulan Mojokerto, di tutup satu tahun lalu, praktis lali-laki yang selalu merahasiakan umurnya ini harus berkelana dari satu kota kekota lain, dari satu pulau ke pulau lain untuk memamerkan Ratusan benda Pusaka yang dulunya tersimpan di Pura Majapahit itu. Ini karena di Pura yang terletak di desa Trowulan itu tidak boleh dipakai Untuk menggelar kegiatan Ritual dalam bentuk apapun, Termasuk Menjamas Pusaka dan menggelar Ruwatan. Itulah sebabnya, Ratusan benda benda Pusaka peninggalan Tribuwana Tungga Dewi dan Ken Arok, Ratu dan Raja Majapahit itu, diusung kerumah Hyang Suryo di Tulung Agung {Jenggala}, Kini, Senjata senjata itu sedang di pamerkan di UNTAG Surabaya. di Karena pura Majapahit tidak bisa untuk memamerkan Senjata senjata itu lagi," Ya saya yang ngalah dan bersabar, untungnya saya ini nggak pernah sakit. Padahal Saya jarang sekali pulang ke Tulung Agung" Kata Hyang Suryo yang baru mengahiri pamerannya di Bali, sejak Februari lalu. Tak hanya lepas berbagai macam penyakit, Hyang Suryo juga mengaku merasa lebih fit dan selalu tampak segar, Padahal dia juga jarang sekali makan kalau tidak benar benar lapar. Tidur nyapun hanya beberapa jam. " Ini semua berkat Yoni dari senjata Cakra ini. Karena Yoni yang ada didalamnya diyakini bisa menghancurkan musuh dan segala hal yang negatif," paparnya. Senjata Cakra Panjangnya 25 sentimeter serta dilapisi Emas Murni itu, Nyaris tak pernah lepas apalagi jauh dari tangan Hyang Suryo. Bahkan saat tidurpun , Senjata yang menurut Mitos  dunia Pewayangan Hindu, Juga dikenal sebagai Senjata Maha Dewa itu, selalu diletakkan disamping Hyang Suryo, "Kalau pas tidur begitu, Dia hanya saya masukkan ke dalam Kantung Hitam. Meski saya tidur nyenyak, tapi saya masih bisa mendengar suara belalang yang terbang diluar rumah", akunya. [fib] disalin Gusti Heker untuk Koran Surya tidak semua disalin, Radar ful disalin. Di publikasikan agar tidak ada suara Miring kalau Beliau Berburu Pusaka ke Bali, bahkan Pusaka Beliau di Linggihkan di Bali agar bisa di Upacarai, karena di Trowulan ditutup, Dan supaya Orang mengerti bahwa Beliau sudah memiliki Pusaka Tertinggi yaitu Cakra dimana Raja Titisan Wisnu Simbol nya Cakra. belum Pusaka Kerajaan yang lain, yang diakui Para Pakar, apalagi di Pameran Universitas bukan di kios/bedeng dipinggir jalan, hingga didatangi Para Pakar Keris. Untuk Tuan Alvatar Kristen yang berkomentar miring bisa membaca mumpung belum buta matanya. Melarang memakai kembang Melati itu Setan, itu bisa di  :GEBUKI pihak Keraton Solo itu Putri-Putri Keraton selalu memakai Untaian Melati. Belum Pusaka Nagaraja yang krtika difoto keluar Naganya, Juga Mahkota yang Pas dikepalanya, ini bukti karena Beliau sudah punya Cakra, Jadi Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Majapahit tidak meragukan lagi, -Gusti Heker  29-09-2009.

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom