English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Senin, September 28, 2009

TOMBAK SIWA BUDA SIMBOL PURA IBU MAJAPAHIT JIMBARAN

i-om

    BERITA POSMO EDISI 78 15 September 2000 Judul: TOMBAK SYIWA BUDHA SIMBOL PERSATUAN Pusaka ini kondang disebut sebagai Tombak Syiwa Budha. Dibuat Zaman Kerajaan Majapahit, Bentuknya bercabang dua, Ujungnya terbelah Dua. Dipahami sebagai simbol dari unsur Persatuan dan Kesatuan, Warnanya Hitam kecoklat coklatan, Ternyata merawatnya tidak terlalu susah. Sebab untuk mencucinya tidak tergantung pada bulan maupun hari tertentu.

      Dulu, Tombak ini diakui Terhebat diantara Tombak Tombak yang ada, Kerena itu Tombak ini digunakan untuk Berperang, mengalahkan Pemberontak yang ingin menguasai Keraton ataupun mendirikan Kerajaan baru. Pemegang Tombak ini adalah Panglima Perang atau Pengawal Raja, kalau hanya Prajurit biasa, tidak mampu untuk memegangnya. Soalnya memiliki daya Magis yang cukup Tinggi. Tidak sembarang Orang yang mampu memegangnya. KUAT DALAM PEPERANGAN Jika dibenturkan Dengan Tombak atau Senjata lain, dipastikan akan tetap utuh. Akibatnya , Tombak musuh retak.

      Bahkan Hancur berkeping keping. "Memang cukup Ampuh Senjata ini" ungkap Hyang Suryo [bergelar Brahmaraja XI] Pemilik Pusaka di Puri Majapahit Trowulan, Mojokerto Jatim. Ini terbukti ketika terjadi Goro Goro Pemberontakan di Keraton Majapahit yang dipimpin Rakuti dan Semi, Ratusan orang terbunuh oleh Tombak Syiwa Budha. Tombak Padma Yoni milik Rakuti yang ampuh itu tidak mampu menandingi. Akibatnya ia menyerah tanpa syarat kepada Pengawal Raja Jayanegara. Kini Tombak itu berada di Pura Majapahit. Sering digunakan dalam Upacara keagamaan, Posisinya selalu berada di urutan paling depan diantara pusaka pusaka yang lain, Biasanya saat upacara berlangsung dipastikan ada yang Kerawuhan [kerasukan Roh halus]"Anehnya lagi, bila Tombak Syiwa Budha dikirap pada Upacara keagamaan Hujan yang sedianya akan turun tidak jadi, Orang akhirnya meyakini sebagai penolak datangnya hujan" ujar Hyang Suryo pemilik Pusaka itu. Melihat keampuhannya, Masyarakatpun mencoba membuktikannya, Salah satunya Pak Suwarno, warga Karang Pilang, tujuannya untuk kegiatan Ruwatan Desa pada musim hujan, Ternyata memang hujan tidak jadi turun, Kegiatan Ruwatan berjalan lancar, padahal desa lain hujan cukup deras. Kehebatan Tombak tersebut membuat Pak Suwarno ingin memilikinya, sehingga tidak dikembalikan lagi, Akibatnya sekeluarga Panas Dingin dan Sakit sakitan,

    Kemudian setelah dikembalikan keluarganya sembuh total. Sejak itulah tidak ada Orang yang berani mencoba coba lagi ingin memiliki Tombak Syiwa Budha. Usai meminjam langsung dikembalikan. Untuk menghindari hal hal yang tak diinginkan.{Husnu Mufud Wartawan Ahli Pusaka dibantu Para Pakar],- Di Tulis kembali oleh Gusti Heker Agar diketahui publik Betapa Pura Majapahit masih punya Pusaka Andalan Warisan Pura Majapahit Jenggala, Daha dan Kadiri, dimana waktu itu Pengalaman di Jarahnya Pura Majapahit Trowulan oleh Bupati Demak 1478, Pusaka Pusaka Daha, Jenggala, Kadiri dan Kahuripan disimpan dan di Sungsung Para Keturunannya, Sri Aji Wijaya / Wisnu Wardhana VIII atau Sri Wilatikta Brahmaraja V secara rahasia menyimpan dan diamankan agar kemudian [500 tahun]hari bisa diwariskan NARENDRA UTAMA yang memang bisa melestarikan Dengan dididik sejak usia 6 Tahun dan benar-benar teruji Phisik dan Mental nya agar tidak mudah jatuh baik oleh Harta, Tahta dan Wanita. Bisa menjalankan Sesanti setelah Keruntuhan Majapahit "Ngeluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasor'ake. Sugih Tanpo Bondo, Sakti Tanpo Aji." Seorang Satria tapi harus Ngerti Ke Panditaan {Satriyo Pinandito} Harus digembleng Guru Sepiritual dan Guru Ilmiah yang Ilmu Ke Majapahitan nya Harus Mumpuni, Harus belajar ke negri SAMKOK, "Jangan berpolitik Kalau belum mengerti SAMKOK" Kata Bung Karno, Hingga banyak  Pakar di Sekolahkan ke Cina negri Samkok, sayang malah dituduh Islam Komunis, hanya sekolah di Arab yang hebat, pulang dicium tangannya[padahal cuma naik Haji] dihormati bisa ngendalikan Aparat Daerah untuk kepentingan Islam, dan numpas Kafir. Contoh seperti Menghambat ijin Gereja, Nutup Pura dll. Para Mahasiswa di Cina, Rusia tidak bisa pulang, Pasport dicabut, Mbambung di Negri Orang. Akhirnya di Era Presiden Habibi mereka boleh pulang itupun harus di Adili dulu, kecuali dari arab bebas, akhirnya tidak jadi lagi, Sudah pada Tua, Pikun, mau nyumbang apa pada Bangsa dan Negara yang dijajah Arab? Ya itulah tadi sedikit Contoh Aktual kekuasaan Arab, Selanjutnya Kembali ke Narendra Utama yang harus hidup diera tepat 500 tahun Kembalinya Majapahit, Sebelumnya Juga Narendra Narendra Utama berjuang, karena bisa Menjaga Pusaka Tanpa mudah Tergiur dikipasi Uang [kalau Narendra kebetulan hidup nya selalu dipimpin Leluhur jadi enak tidak kekurangan] Hingga Narendra Utama berikut nya bisa Mewarisi. Dan mereka Sadar pada jamannya " Engger, Moto mu besuk disilih Poro Leluhur Ndelok Bali ne Mojopahit, Mbah enggak menangi Ngger, Tapi Mbah wis Ngelaksanak no Tugas Poro Leluhur Jogo iki, Tampan non no Ngger, Mik Wong Bali sing iso Ngurip no, titen ono besok lek enek Dino Jenenge ..Tumpak Landep iki iso urip maneh" Kata kata Mbah Gede Ngadri Narendra Utama menyongsong Turunnya Sabdopalon. Beliau kembali ke Alam Kamoksan usia 99 tahun 1956 di Blitar,

      Demikianlah semua Narendra Utama selalu ada pada Jamannya, jadi Majapahit harus tetap ada, biarpun dihambat Arab. Narendra Utama harus bisa mengatasi, Otak harus Cerdas, Jujur selalu di Rel nya tidak menyimpang, Kemampuan Niskala harus Mumpuni, bisa TER kecil maupun besar. bisa Ngedan tanpa harus jadi Edan beneran [kebanyakan jadi edan beneran], Dengan Kejujuran, olah Batin kuat, tidak putus berhubungan dengan Leluhur, kalau melenceng kehilangan hubungan Hancur, Inilah Baru bisa disebut Narendra Utama Tetap dilindungi Sri Raja Patni dari Alam Bodaloka hingga Selamat selama Bulan dan Surya masih terbit. {kutipan NEGARAKERTAGAMA yang baru didapat awal 2009] Bila Odalan/Srada temtu membuat senang Sri Rajapatni di alam Budaloka dan memberikan Kejayaan Narendra Utama selama Bulan dan Surya bersinar. Odalan sukses 9-9-'09 kini hari ini 28 September 2009 Ibu masih di Odali di Universitas Mahendradata. [Gusti Heker]

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom