English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Kamis, Oktober 08, 2009

BENCANA DIBUAT MANUSIA DAN BENCANA DIBUAT ALAM

i-om

BENCANA : Kita mulai dari Pura Majapahit Trowulan Mojokerto Bekas Kerajaan Majapahit,  Natal 2000 Gereja Gereja di Mojokerto di BOM, Natal 2004 Gempa dan Tsunami di Serambi Mekah Aceh,- 30 September 2001 Karyono Mengacam Menghancurkan Pura Majapahit dan dilaksanakan s/d 10 Oktober , 30 September 2009 Gempa besar di Sumatra Barat, ini didukung Peristiwa lama 30 September 1965 dimana terjadi Pembunuhan besar besaran hingga Sungai Brantas yang Lewat Mojokerto penuh ratusan ribu Mayat Manusia,- Fenomena apa ini? mengapa Alam bisa sesuai membuat Tanggal persis seperti Manusia, ini baru dua tanggal Natal dan G 30 S PKI belum diselidiki yang lain, Hari ini 8/10 2 TV [Metro dan One] Raksasa Indonesia sedang sibuk membahas Sidang Ketua KPK Bpk. Antasari Hebat dan Seru, Pengacara 2 Ketua KPK yang lain melapor Presiden SBY tentang ketimpangan Hukum,- Kembali ke Pura Majapahit Trowulan yang ditimpangi Hukum,-Ada UU HAM 1999, Pura Majapahit di Obok Obok dengan Pelanggaran HAM 2001, sampai ditutup "Dilarang Ritual dan Kegiatan dalam Bentuk Apapun" Negara Islam sudah terbentuk sejak 500 tahun yang lalu, Sejarah Kadiri terbitan Tan Koen Swie dilarang 1965-2005 karena melecehkan Islam, yang kelihatan pasti Awal 2009 diterbitkan kembali sebagai "Sejarah Kadiri" karena Otentik, Ilmiah, tempat kejadian dan Cerita terbukti masih Ada,-Salut buat Kota Kadiri yang 2002 di ruwat Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Turunan VI  Sri Wilatikta Brahmaraja V  Raja Kadiri Majapahit terakhir, dan Beliau juga punya nama Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang kalau di Kadiri tinggal di Hotel Bismo milik Cucu Tan Koen Swie Penerbit "Sejarah Kadiri", Kerajaan islam kurang lebih 75 tahun berhasil menumpas non islam [siwa buda ], di Jawa, belum ke Bali, Belanda masuk dan bertahan 350 tahun, dimana Belanda / Kristen malah melindungi Candi, Peninggalan Purbakala, merestorasi Candi Candi, membuat Peta Majapahit pokoknya melestarikan Budaya yang bukunya tetap jadi acuan Sejarahwan kita. Juga Melindungi UU penerbitan Naskah Jawa seperti Tan Koen Swie,- Bahkan Belanda Merasa Masuk Ramalan Jayabaya dan menyimpan Babon Jayabaya, Negarakertagama dll di Musium Leden,- Tentara Buda Jepang masuk Belanda tidak melawan karena Tahu Ramalan Jayabaya yang dimilikinya dan dipelajarinya Ampuh, selalu terbukti, sulit dihindari. Maka menyerahlah Belanda tanpa syarat,- Bung Karno dengan Perjuangannya juga didukung Masyarakat sesuai Ramalan Jayabaya, 1965-1966 Pengikut nya di Tumpas dengan sebutan Terlibat G 30 S PKI, setelah pengikutnya Tumpas, giliran Beliau yang juga Penggali Pancasila di Tangkap/tahanan rumah dan Tewas dalam Setatus Tahanan R.I,- Kesempatan lagi Islam menumpas lawan politik, Agama, Budaya Majapahit dll yang tidak sesuai adat Islam arab mulai 1965 sampai sekarang, bukti: bila 500 tahun yang lalu Buku-Buku Buda dan selain islam dibakar dan dimusnakan, yang tidak mau masuk islam lari ke gunung-gunung [sejarah Kadiri], sekarang ditemukan di Gunung Bromo, dieng, dan Bali paling utuh tak terjajah Islam. !965 diulangi lagi Sisa sisa Adat Majapahit di Tumpas, Candi / Punden yang diera Belanda, Jepang, Soekarno bebas, dihancurkan kembali, Pelarangan Adat Nyuguh, bakar Dupa dll, juga Adat Cina yang di Bali Uang Cina nya dipakai Upacara karena kita Saudara se Fosil, diberantas, Barongsai, Kelenteng pokoknya Budaya Cina dilarang, baru di Era Presiden Gus Dur yang mengaku Keturunan Tan Kiem Han Majapahit, membebaskan Budaya Cina kembali hingga marak seperti sekarang, dan Barongsai yang di Bali dipatungkan di Pelinggih Brahmaraja sejak 666 tahun silam serta Uang Cina masih dipakai Upacara bisa dilihat sekarang dan sampai kapanpun selama Bali masih ada, kecuali terjajah Islam dan melarang upacara yang bertentangan dengan adat Mereka,- Islam memang ingin menguasai Indonesia terbukti getolnya merubah Pancasila menjadi Sariat Islam, kita tidak menuduh semua Islam, tapi mereka memakai Lebel Islam, ya kita sebut saja ya Islam 500 tahun yang lalulah, jaman itu kan Habis menang di Arab nya numpas Kristen, Gereja Gereja pun dirubah jadi Masjit, diteruskan Numpas Majapahit [1478/1400 saka], lewat 1965 pun nasib Kristen juga dirundung malang, Ijin Gereja sulit, Yang lama pun ditumpas, ada yang hanya dihancurkan ada yang dibakar dengan Pendeta nya, mungkin dendam atas pembebasan Adat Majapahit selama 350 tahun bahkan ikut Selamatan, Nyuguh Danyang, Melindungi Candi dan Buku Jawa Tan Koen Swie,- Sampai detik ini terbukti Saptodarmo yang Kejawen di Hancurkan di Jogja, Aliran banyak di Tuduh sesat oleh MUI dan dihancurkan/dibakar, dan banyak deh tak usah diulang entar bosen yang baca,-sampai sampai Budaya Asli untuk menghibur Alam agar tidak Murka yaitu Odalan dan Caru yang dilaksanakan Pura Majapahit Trowulan di LARANG setelah itu mari kita pikir yang jernih, Pura Majapahit di Teror BOM BAli meledak, dimana Bali pensuplai Banten Odalan, dan yang bisa hanya Bali, Pendeta Bali sampai diseret keluar dari Pura Majapahit, waktu itu hampir bersamaan banyak pengunjung dari Kodim Malang, rombongan Solo pokok nya Jawa masih di toleransi, kusus Bali Mangku Genden sampai di kejar kedalam Pura mau di bunuh, untung Mangku sudah di Hotel Satelit sejak sore, Penyerangan Karyono selalu malam lewat jam 20.00 siang tidak pernah, jadi setelah di amati hanya Malam serangannya,- Dan yang aneh dan Lucu MUSPIKA kok malah nutup membela Karyono dan konco konco nya,- Benar benar Hukum R.I di Injak Injak tapi Aparat R.I malah ikut nginjak, lha Camat langsung Setruk tidak bisa bertugas 3 tahun akhirnya Tewas mengenaskan, Lalu mari kita pikir setelah Pura Majapahit Trowulan di tutup, diawali  terbuktinya Tulisan / Ramalan Sabdopalon: Alun Minggah Ing Daratan / Air Laut naik ke daratan Tsunami Aceh dll, Banjir Bandang sudah jelas hari ini di Lampung [TV], Angin Agung Anggergisi / Angin besar menerjang bisa mencabut Pohon, di desa Pakis Trowulan sampai Pohon Besar di kuburan tercabut dan mayat mayat berhamburan terlempar nyangkut pohon[lainnya banyak dimuat TV], Hama katah kang datengi / Hama datang Panen gagal kena Wereng, Tikus, Tungro, Keong Mas dll, Lindu pengpitu sedino / Gempa 7 X sehari bisa dilihat jelas, Tanah merekah menarik orang, Pagebluk isuk loro bengi mati / pagi sakit sore mati dll dst dsb baca sendiri deh itu Sabdopalon,- Padahal mari dipikiiiir dengan tenang sebelum Pura Majapahit Trowulan ditutup, belum pernah ada Angin besar mencabut Pohon, belum pernah lumpur Lapindo keluar, di Pura Majapahit GWK ada Mangku keraohan "Jawa Banjir Endut" itu karena Lapindo belum ada ya tidak mengerti, baru setelah Lumpur Lapindo "Ouuuuw bener.." kata orang,- bukan kita mengingkari Takdir Tuhan sekali lagi bukan, kok Sabdopalon ada Tulisannya? dan sebetulnya terjadi setelah Pura Majapahi Trowulan di tutup bukan? Yaaa, dalam tulisan disebutkan kelak 500 tahun, lha memang pas saatnya Beliau Nagih Janji, padahal tidak bisa diprediksi [kata para pakar], Kalau Majapahit Kadiri baru hilang 1527, berarti 2007, tapi perang sudah mulai 1503 dengan Demak, dibilang pas ya belum ada, Takdir Ilahi lagi mungkin "Pura Majapahit di tutup" sebab ini satu satu nya yang bisa menghibur Sabdopalon, Hanya Pura Majapahit Trowulan yang memuja Leluhur.Kawitan Majapahit, diupacarai dengan Sempurna secara Siwa-Budha dan dijelaskan panjang lebar di Blog lain silahkan baca,- Sri Wilatikta Brahmaraja XI murni dan konsekwen ngurusi Leluhur dengan Budaya Asli Majapahit sampai diakui Dunia,-dan ditangani Pakar-Pakar Siwa dan Budha, jadi Takdir lagi ditutupnya, takdir lagi munculnya ramalan Sabdopalon, padahal dalam islam Allah bersabda" Allah tidak akan merubah nasib Kaum / Bangsa, kalau Kaum / Bangsa itu sendiri tidak mau merubah nasibnya" ini kira kira begitu artinya, bahkan sering digembar gemborkan,- bukankah ini bertentangan dengan Takdir yang mudah diucapkan hanya untuk nutup kebodohan? Sri Wilatikta Brahmaraja XI lebih dikenal Hyang Suryo Asli coba kalau selalu bersandar Takdir, ditutup Takdir Allah, lalu ya takdir prustasi gila/stres berdiam diri dll, itu salah, Tetap Berjuang Bagaimana Leluhur bisa Makan / Odalan dan Caru, ya itu tadi, Pas di Undang ke Bali ya usaha bagaimana Leluhur bisa Odalan dan Caru sesuai Nasihat Amplik Ketua PHDI Kuta Selatan Beliau menuduh tidak Nyukat genah dan Caru ini Bukti bahwa kita harus Melaksanakan dan tidak gembar gembor sama Amplik, Amplik nuduh tidak pakai Adat Hindu tujuannya ikut Gusur , tapi Hikmah, justru Leluhur di GWK itu supaya bisa di Nyukat genahi dan Caru, Amplik salah duga tapi menguntungkan tuh lihat Banyak Anak Agung, Gusti, Idabagus, I Dewa, I Gede, I nyoman dll yang setengah mati nyumbang Untuk suksesnya Odalan dan Caru marah besar pada Amplik, bahkan sampai Brahmaraja XI didatangi Polisi minta tolong agar meredam "Maksud Amplik benar, kita tidak menggunakan adat Hindu yang dituduhkan Amplik, kan Hindu lahir 1961 ? jadi kita melaksanakan Adat Majapahit Odalan Caru sebelum 1961, jadi jangan Amplik dimarahi, dia benar berkata dikoran masuk Internet ..tidak memakai Adat Hindu.., " kata Brahmaraja XI  untuk meredam, ada yang membantah "Amplik itu bukan Hindu" Brahmaraja XI menjawab "Justru Amplik Hindu 1961, bukan Majapahit, jangan disalahkan" akhirnya orang pada diam dan tidak jadi nuntut Amplik,- Kembali ke Takdir, jadi Hyang Suryo biarpun di hina di teror baik oleh Hindu, Islam, Kristen Alvatarz, apalagi? jangan dianggap Takdir "Tetap berjuang, Untuk Leluhur Majapahit, Anjing Menggonggong jalan terus pelan pelan kasikan kepalan tangan setelah anjing mencium kepalan tangan, baru di elus elus kepalanya, lha anjingnya tidak gonggong tapi jinak melet melet ketip ketip senang" Masak Takdir Amplik datang ke Pura GWK? bukan takdir, ulah  AA Rai DAlem GWK yang dikoran menyerahkan pada PHDI, dia pikir Investor Lama kerjasama dengan PHDI melihat  Prof. Drs Subagiasta datang waktu Ngenteg Linggih bahkan Darmawacana, lalu  nyuru PHDI membantu gusur, kebetulan Amplik ketua PHDI Kuta Selatan wilayah GWK, padahal tidak ada urusan dengan PHDI, buktinya itu beli Ruko GWK kan tidak perlu lapor PHDI? ngasi Ruko, Ngusir dari Ruko kan Hak investor? itu mau Show semalam suntuk masak lapor PHDI, inilah urusan intern dibawa keluar, ya hasilnya akhirnya ? Banyak komentar di Internet Promosi murahan, Promosi Gurih untuk bobo malam, mengatas namakan Pura paling enak promosinya, Berita Amplik bintang, AA Rai Dalem membayar untuk promosi GWK apa ini disebut Takdir? nanti Korupsi waah itu Takdir Ilahi, ya jangan ada Pengadilan,-ini juga Bencana yang dibuat Manusia, AA Rai Dalem Tabungannya 15 juta di kuras Cewek penipu kata Koran yang di Bawa Komang Artanegara dan dibaca penyungsung Pura Ibu, kalau ini apa Takdir? kalau ini namanya Hadiah Bhatara Wisnu yang mau digusur, padahal sebelumnya Komang Artanegara menghimbau agar bikin Guru Piduka[ paling 150.000], tapi tidak mau Pasrah pada Takdir Hyang Widhi, Bhatara Erlangga tahu ya dikabulkan Takdirnya,- Lagi lagi Takdir dibuat sendiri, Jadi Sebetul nya Alam / Leluhur itu tergantung kita, Niskala harus diimbangi Sekala, Menghindari Takdir jelek dijawa Ruwatan, bali juga kok. Menghindari Bhatara Marah, ya bikin Guru Piduka Kutukan Amplik {nuduh tidak nyukat genah dan Caru} bendunya ke AA Rai Dalem tidak melaksanakan Guru/Bendu Piduka biar Bhatara Wisnu Tan Duka. Menghindari Bencana Alam / Kemarahan Dewa di Alam Niskala . jadi Alam sebenarnya ramah, ya manusia mengjari alam marah, 1965 Manusia membunuh Ratusan ribu Manusia, 2004-2009 Alam dengan Tsunami dan gempa membunuh Manusia juga ratusan ribu , Alam belajar dari Manusia, Manusia ngajari Alam membunuh ya memang bisa tapi tidak pakai Klewang dan Bedil tapi Bencana Alam {Gusti Heker} capek ah,- oh ya itu Aneh kok alam niru Manusia tanggal bencana 30 September 2009 sama dengan G 30 S PKI 1965. stop dulu ah,-

Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom