English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Rabu, November 11, 2009

ABHISEKA TRIBHUWANA TUNGGA DEWI DI PURA DURGA KUTRI

i-om

11 November 2009 Susana di Pura Durga Kutri Mahendradata Blahbatuh Gianyar BALI, Pagi itu Sangat ramai Ratusan Bendera Merah Putih simbol-simbol Organisasi Hindu Menghias Pura Yang berusia 1000 tahun ini, Universitas Mahendradata bekerja sama dengan Puri Surya Majapahit, The Soekarno Center, Majapahit Center, Forum Intelektual Muda Hindu Dharma, Forum Kebangkitan Siwa Budha, Forum Studi Majapahit, Putra Putri Kampus, Teruna Teruni Bali, dan Umat Lintas Agama dan Kepercayaan dll yang Medukung, Mencintai, Bersimpati pada Majapahit hari ini Memperingati Abhiseka Ratu Tribhuwana Tungga Dewi Ratu III Majapahit dimana Sumpah Gajah Mada di ucapkan. Sejak pagi ribuan Orang sibuk Membuat Sesaji, Gebokan dll Keperluan Upacara Menjelang Sore kelihatan Hadir PHDI Pusat dan Daerah, Bupati Gianyar dan Jajarannya, Raja Cokorda Klungkung dan Pasukannya, Sukmawati Soekarno Putri, Desa Pekraman Blahbatuh Para Mangku dan jajarananya Termasuk Lurahnya, dan Tokoh Tokoh Sepiritual Lintas Agama dan Ribuan Masyarakat. Jam 16.00 Wita Sirrine Meraung Raung dari Mobil Polda Bali, Rombongan Sri Wilatikta Brahma Raja XI tiba,

Hampir Sepanjang Jalan Menuju Pura Durga Tertua di Bali ini dipenuhi Orang berpakaian Adat Bali dikiri kanan Jalan berdiri posisi tangan menghaturkan Sembah, Brahmaraja Wilatikta XI Raja Abhiseka Majapahit di iring Para Pengawal yang membawa tombak-tombak, Pratima, Umbul Umbul, Bendera, Simbol Simbol Kebesaran majapahit Berjalan melalui Barisan lautan Manusia menuju Gebang Paduraksa Utama Pura, Di bawah gerbang yang tidak pernah dibuka Kecuali Upacara dan Hanya boleh di lewati Bhatara telah menunggu Beberapa Pemangku adat sambil duduk dan didepannya terbentang Sesaji / Banten Penyambutan, segera setelah Brahmaraja XI berdiri didepan Sesaji dimulailah Upacara Penyambutan, Pemangku Adat membacakan mantra Mantra dan membunyikan Bajra, Hyang Bhatara Agung Brahmaraja XI menghunus Kerisnya untuk Menjadi Saksi Para leluhur majapahit Melihat Penyambutan, Begitu Keris di Hunus Beberapa Orang Jatuh Jungkir balik Karauhan, Ada Yang kerauhan Macan Pengawal Pura Durga yang Patungnya menjaga kiri kanan dalam Pura dan Para Ancangan Menyambut Kedatangan Sang Raja, Dan ini membuat sibuk Para Pengawal memegangi yang Kerauhan, Setelah ditutup Acara Sambleh, Brahmaraja XI yang terkenal dengan panggilan Hyang Suryo melangkahi / Ngelangkin Sesaji berjalan  masuk melalui Undak-Undakan Gerbang Agung Paduraksa Pura diiringi Para Bhayangkara majapahit Masa Kini, Diteruskan menuju tempat yang telah disediakan, kemudian Duduk di Peseban Agung didampingi Raja Cokorda Klungkung dan Ibu Sukmawati Sukarno. Acara pun dimulai Lagu Indonesia Raya 4 stansa, dimana di Alunkan INDONESIA TANAH YANG SUCI (lagu ini asli untuk memuja dan bangga dengan Indonesia juga dilarang karena ada "kata" sucinya seakan menyaingi Arab dan hanya di Arab saja yang suci) Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pancasila, Sumpah Pemuda Hindu dll diteruskan Sambutan Tuan Rumah Desa Pekraman, Bupati Ginayar, PHDI dan Sri Wilatikta Brahma Raja XI Raja Abhiseka Majapahit Masa kini, Yang menjelaskan Siapa Tribhuwana Tungga Dewi, Yaitu Ratu III majapahit yang suami Beliau adalah Keturunan Prabu Airlangga VI yaitu Sri Jasabha IV / Sri Kerta Wardhana Bhatara Jenggala dengan Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja II, jadi masih Berkaitan Dengan Pura Durga Mahendradata.

Dimana Leluhur Beliau Brahmaraja Wisesa dan Ratu Mas Magelung ada di Pura Besakih, Sedangkan Beliau adalah Generasi ke XI dari Brahmaraja Wisesa dan Ratu Mas, di teruskan Penjelasan Rektor Universitas Mahendradata Gusti Arya Wedakarna tentang Leluhur, Dimana kalau Tidak ada Leluhur Mahendradata mana mungkin kita ada di Dunia ini? jadi di tekankan Rektor Termuda di Dunia ini bahwa Manusia Jangan melupakan Leluhur Adat kita yang sudah Ribuan Tahun, juga ditambahkan Pesan Pendiri Republik ini Bung Karno Yang juga Pidato Terakhirnya sebelum jatuh dan di Tahan, "Jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah atau JASMERAH" dimana membuat Putri Beliau yang hadir sempat meneteskan air mata, dan ketika Roh atau Sukma Bung Karno ini didaulat Pidato suaranya terisak tak kuat menahan Haru. Ibu Sukmawati Memotong Tumpeng Upacara dan di Serahkan Brahmaraja XI, Cokorda Raja Klungkung, PHDI, Mangku dan Sesepuh Desa Adat. Acara dilanjutkan Menjamas Pusaka Tongkat Komando Bung Karno atau Tongkat 'TRI BHUWANA TUNGGA DEWI" ketika Penyiraman Air Oleh Ibu Sukmawati Penerus Pendiri RI dan Tongkat di pegang ditas Gentong / Payuk menadah siraman air Penerus Majapahit Brahmaraja XI , Kembali Kerauhan menimpa Para  Mahasiswi kebanyakan Putri , mereka Menari Tanpa Sadar padahal bukan Penari, Wanita Wanita ini Menari denga Lemah Gemulai sekitar Brahmaraja yang memegangi Tongkat diatas Payuk / Gentong yang menadahi Air Siraman Pusaka, Dan diteruskan Tongkat dibawa Putri Pendiri RI ini didampingi Raja Abhiseka Majapahit yang juga membawa Keris TRI SADAKA mengelilingi Candi Gedong Durga Mahendradata yang sudah ada sejak 1000 tahun , dengan didahului Para Pemangku Adat dengan membunyikan Bajara dan Dupa serta Mantra Mantra Majapahit. Selesai Pusaka diletakkan di Gedong Khusus di Belakang yang penuh Sesaji dan Puluhan Gebokan Buah. Dan Acara diteruskan Doa Bersama ditutup Pembagian Tirta diiringi Tarian Pendet diteruskan Barongsai.

Demikianlah Upacara yang Untuk Pertama Kalinya sejak 500 tahun Runtuhnya Majapahit, Dimana Raja Majapahit Masa Kini Sri Wilatikta Brahmaraja XI datang dan Upacara di Pura Durga Mahendradata yang sudah ada sejak 1000 tahun yang lalu dan Tetap di Upacarai tanpa putus, inilah Kehebatan Bali yang tanpa Putus Mengupacari Leluhur nya dan kini Bali Menjadi Perhatian, Acuan, Kebanggaan Dunia yang tetap melestarikan adat Majapahit yang mana di Trowulan Justru Adat yang di Agungkan dan menjadi Tumpuan Harapan Budaya Dunia malah dilarang. Amerika pun sudah minta Ruwatan ke Bali, Bahkan Pendeta Blahbatuh Ida Pedanda Made Gunung pun Satu Satu nya Pendeta Hindu yang di temuai Presiden Amerika, Beliau pun Pernah Memuput dan nyumbang Odalan di Pura Trowulan yang sebelum ditutup tahun 2001, sedang ini tentu tidak membuat  senang Islam yang anti Amerika, Tapi kita harus mengakui RI adalah Negara Pancasila yang berdamai dengan Negara Manapun biarpun sebagian Rakyat Islam ada yang anti Perdamaian mengingat dengan saudara nya Kristen saja tidak bisa Damai sampai detik ini dan Indonesia pun digiring menjadi Negara Islam harus Membela Islam Palestina dan Perang dengan Israel ini kan bertentangan dengan Politik Bebas Aktif dan Falsafah Pancasila  yang menyatukan.


Demikian Upacara ini akan diadakan Semalam Suntuk Pakemitan, tapi Pukul 18'00 Sri Wilatikta Brahmaraja XI tidak bisa ikut Pakemitan, karena ada Upacara di Pura Ibu Majapahit juga Pratima Durga , Tribuwana Tungga Dewi serta Pusaka Pusaka Majapahit Yang baru pertama kalinya ikut ke Pura ini, Pulang ke Pura Ibu Jimabaran untuk Upacara juga memperingati Hari Jadi Majapahit, Kembali Sirene Mobil Polisi Polda Bali meraung-raung mengawal Raja Abhiseka Majapahit, Biar Lampu Merah, Mobil Menghalangi disuru Minggir sepanjang jalan Polisi sudah mengamankan Perempatan jalan untuk memberi Jalan Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa ini agar tidak terlambat jadwal Upacaranya. {Team Dokumentasi} Bali 11-11-2009






Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom