11 November 2009 Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI mengunjungi Pura Durga Kutri Mahendradata Atas Undangan The Majapahit Center dalam rangka Peringatan Abhiseka Tribhuwana Tungga Dewi, Mahendradata yang di Manivestasikan Durga adalah di Kenal Permaisuri Prabu Udayana [Nama Universitas di Jimbaran]
Di Candi Jalatunda Majakerta Ada tertulis Nama UDAYANA dan tahun 899 Saka atau 977 M, dan pada 911 saka atau 989 M Prabu Udayana menikah dengan Sri Gunapriya Dharmapatni Mahendradata yang nama kecilnya Dewi Ugrawati Putri Empu Sindok dari Kahuripan Daha yang menjadi Jenggala dan Kadhiri Pada Pemerintahan CUCU nya Airlangga Putra Mahendradata yang dinikahi Udayana, Prabu Udayana memerintah dan menjadi Raja Bali sampai 944 Saka atau 1022 M berarti Pura Durga Kutri ini bila dibuat Zaman Prabu udayana usianya kurang lebih 1000 tahun, Bukan main ! ,
Melihat Pohon di Pura Durga Kutri pun tak terbantahkan kalau Pura ini Usianya Sesuai nama yang disandang yaitu Dewi Mahendradata [nama Universitas Tertua di Nusatenggara], Kebetulan Pratima DURGA Keluarga Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja DAHA-JENGGALA-KADHIRI Terakhir 1526 M yang kini Berstana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran, dan dibawa Sri Wilatikta Brahmaraja XI ke Pura Durga Kutri 11-11-2009 Sungguh suatu Peristiwa Langka dan bukan Kebetulan, Tentu ini Kehendak LELUHUR IBU MAHENDRADATA, Dari keterangan Cokorda Raja Kelungkung kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini, Sang Cokorda pun baru Pertama kalinya ke Pura Durga Kutri ini.
Raja klungkung ini bahkan berkata tidak ada Kaitannya dengan Pura Durga Kutri karena Sang Cokorda Keturunan EMPU BHARADAH dan sang Cokorda tidak sadar kalau Mahendradata adalah Anaknya Empu Sindok yang masih saudara dengan Empu Bharadah yang di lihat Cokorda hanya Prabu Udayana nya Raja Bali dan adat bali sekarang adalah Aliran Purusa kurang memperhatikan Predana Ibu / Perempuan buktinya anak Perempuan dikawin Orang sudra jelas hilang hak agung nya, juga Perempuan tidak terima warisan sampai Trah Ibu dilupakan tidak tahu dan justru Aliran Budha sebaliknya mengutamakan Ibu dan yang di Puja pun Ibu, Jadi Jelas disini bahwa MAJAPAHIT Mengagem Ageman Siwa - Budha / Purusa - Predana adalah PEMERSATU terbukti setelah Raja majaphit berkunjung ke Pura Kawitan Ibu Raja-Raja Jawa Bali yaitu Istana/stana/Pura Ibu Mahendradata Cokorda Raja Klungkung pun Hadir untuk yang pertamakalinya, Juga raja Majapahitpun Masa Kini untuk yang Pertama Kalinya dan Ibu Mahendradata mungkin Kangen dengan Keturunan nya dua sisi sebab Cokorda Biarpun Trah Empu Bharadah tapi adalah Trah Kakek Mahendradata yang juga Trah Empu dan ini tidak disadari Sang Cokorda Klungkung yang terpancang Udayana raja Bali dan Empu Bharadah dari Jawa Padahal Mahendradata pun Keponakan Empu Bharadah Jaman dahulu Raja dan Empu saling Kawin mengawin Raja yang ber aliran Siwa sering Kawin denga Putri Empu Bhagawanta Budha untuk Persatuan Satria dan Brahmana agar Negara Kuat Makmur Aman Sentosa ini kurang disadari Orang masa kini yang buta sejarah dan memang di bikin buta contoh Sri Wilatikta [Satria] Brahmaraja [Brahmana] dan Leluhur Kawitan Brahma Wisesa istrinya Putri China Dara Jingga beragama Budha dan disebut Ratu Mas / Dewi Kwan Im yang punya Pelinggih di Pura Besakih, sejak Jaman Kadhiri Rajanya Satria Pinandita berdarah Raja dan Empu suatu Kesatuan tanpa tandingan kalau yang benar dua darah ini mengalir karena Punya Trisula dan Cakra dan tidak bisa dikibuli Islam Perang salib yang juga punya Quran dan Hadist sebab Ilmu Kadewatan dan Budhaloka yang bisa Mokswa tidak ada di Arab, sebuah pertemuan Duniawi / Sekala Yang diatur Leluhur hanya pribadi kita kurang mengerti akibat minimnya pengetahuan Sejarah hingga Bung Karno berpesan Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah yang dikenal "JASMERAH" yang hanya diucapkan mudah tapi Praktek nya sulit karena ditutup Islam Perang Salib agar kita tetap bodoh dan benar "JASMERAH" dilupakan dan dianggap ANGIN LALU dan Buku Buku Bung Karno pun Dilarang dituduh Buku Komunis akhirnya Ironis bangsa ini,
Kalau Cerita Niskala Orang sekarang sudah sulit diajak Rembug, karena sejak 1965 sudah Terjajah Perpecahan, Orang Sakti pada dibunuh, Adu Domba, dibodohkan, Penutupan Sejarah, Eksisnya Pemerintahan yang mendoktrinasi Pikiran Islam Perang Salib, Akibatnya Buku Sejarah, Tulisan sejarah baik bahasa Jawa dan China dilarang contoh Buku Tan Khoen Swie Bahasa Jawa yang menceritakan Majapahit dan tulisan China yang juga banyak Menulis tentang Majapahit yang Budha Siwa,Juga Buku buku Bung Karno tentang Persatuan, Nasionalisme dan pokoknya berbau Budaya Lokal di BERANGUS pemerintah Pusat dengan alasan Komunis yang membahayakan, yang Imbas nya pun ke Bali, Pelajaran Sekolah pun dikendalikan Pusat yang Berkiblat Islam Perang salib, Dimana Islam Perang Salib digunakan untuk Menumpas Bangsa ini agar Buta Sejarah Sendiri dan hanya mengenal Sejarah Timur Tengah serta Pahlawan Islam nya yang berhasil Menumpas Kristen contoh Umar Bin Hatap, Imam Gozali, Abu Bakar dll cukup Populer di jawa malah Airlangga, Jayabaya, Raden Wijaya, gajah Mada dll tidak ada yang tahu, Inilah Kepandaian Islam Perang salib yang berhasil Mengusai Negri ini dan Orang Indonesia yang bukan Islam pun di Tumpas mirif Kristen yang Kafir, dengan bukti sampai Detik Ini Kristen mengalami Diskriminasi Universitas nya Hancur Mahasiswanya lagi Demo Jahit Mulut [12/11 di TV] kalau Aliran Kejawen /Kepercayaan cukup di Tumpas dengan Mudah dengan Dalih Melecehkan / Menyimpang Dari Islam Perang salib, di Mojokerto juga baru ada yang di SESAT kan [TV 9/11] demikianlah PENUMPASAN Kristen dan Aliran Lokal tetap berlangsung sampai hari ini.[13/11] Hingga sangat Mengejutkan Pengakuan Cokorda Raja Klungkung Tentang Pura Durga Kutri Yang disebutkan tidak ada kaitan dengan Sang Cokorda, Sampai Sambutan Raja majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang dikenal dengan Hyang Surya didepan yang hadir Bupati dan jajarannya, PHDI Pusat dan Daerah, Mahasiswa dan Masyarakat disebutkan Bahwa Pada Pemerintahan Parabu Airlangga Putra Mahendradata, Bahwa BAGAWANTA Prabu Airlangga adalah Empu Bharadah, Jadi Raja Waktu itu Adalah Prabu Airlangga dan Pendetanya Empu Bharadah, Sangat Ironis kalau Cokorda mengatakan tidak ada Kaitan antara Raja dan Pendeta nya, Bukankah ini Pengulangan Masa Lalu "Keturunan Airlangga Raja Majapahit ketemu Turunan Empu Bharadah yang jadi Raja Klungkung Bali" ? di Pura / Istana/ Stana Ibunda Airlangga yaitu Pura Durga Kutri Mahendradata,
Tapi tidak Nyambung inilah daya pikir Masa Kini yang kita maklumi bersama, jadi Masing Masing sudah mementingkan Trah atau Klan atau Kelompok nya. Yang sulit bersatu, Sedangkan Majapahit tetap berusaha mempersatukan, Brahmaraja melanjutkan ; Bahwa acara Memperingati Abhiseka Tri Bhuwana Tungga Dewi Ratu III majapahit pun akan dikaitkan tidak ada Hubungan dengan Mahendradata kalau semua mengikuti cara pola berpikir Cokorda Klungkung, maka segera Brahmaraja XI mengungkap Bahwa Tribhuwana Tungga Dewi Suaminya adalah Jayasabha Kerta Wardhana 1V atau Sri Wilatikta Brahmaraja II Keturunan Prabu Airlangga juga agar Orang mengerti tidak Mengkotakkan diri antara Kadhiri dan Majapahit, Dimana kalau Islam Agama Terakhir Berhasil Menumpas Agama Lama Kristen Pendahulunya, Majapahait pun Kerajaan Terakhir yang Bisa Menyatukan Nusantara dengan Leluhur dan sayang berhasil di Tumpas Aliran Islam yang pengalaman Numpas Kristen yang sukses, dan Keturunan Majapahit sekarang ini pun yang sudah Campuran dari Semua Leluhur agar tidak mengkotakkan diri, Yang ganpang di Tumpas Islam Perang salib, yang selalu mengincar dan menghancurkan Budaya di Luar bali seperti Menutup Pura Majapahit, Menumpas Kejawen yang tidak melaksanakan Adat Arab Perang Salib, dan Bali pun sudah dipenuhi dan kadang didoktinasi secara Ilmiah oleh sisa sisa Pemikiran Pemerintahan Islam Perang Salib, yang sukses sejak 1965 dengan Menumpas selain Islam, Dan Patut disadari bahwa Pura Majapahit yang demikian kuat didukung Para Keturunannya Baik Ahli Hukum, Pejabat Militer, Sipil, pun bisa di Tutup oleh Kebrilianan Islam Perang Salib Tingkat Desa Menggunakan SKB Palsu Pusat untuk Melegalkan Hukum dan Penghancuran ini yang sangat Licik dan sepintar Dajjal / Lusiver dan Pura Majaphit terpaksa mengalah karena menghadapi Orang ber Pura Pura tidak mengerti Hukum taunya hukum RIMBA berkedok Hukum Quran dan Hadist dianggap Orang lain buta Hukum, dan ini pun bisa diisyukan ke Bali kalau ditutup Pemerintah RI padahal akal akalan Mafia penghancur Bangsa di tingkat Desa saja, Karena Pemerintah Pusat menganggap kecil tidak ngurusi Pura Majapahit dan Pancasila yang kecil dan dianggap tidak ada sampai DPR saja lupa Lagu Indonesia Raya dan sekarang sibuk menghadapi Rekayasa KPK, tapi karena Atas Nama Islamya bisa di Nasionalkan dengan Licik cara Lama contoh Peristiwa Lokal Madiun, Desa Kepung Kediri [soal PKI] dll Di Nasionalkan, di besar besarkan hanya untuk Menumpas Orang yang tidak disenangi karena Bangsa masih bodoh dan buta hukum, Padahal ada Ambon, Poso ini kan tidak Menasional kalau Pemerintah mau Jujur dan menangkal. Jadi Selingan Penjelasan ini untuk memeberi Contoh agar Budaya tidak di Tumpas oleh Islam Perang Salib. Islam ini mengincar Kelemahan Selain Islam dan menggunakan Pemerintah Kecil di Daerah yang dikuasai ikut Menghanacurkan dengan bujukan se Agama dan se Iman, dan atas nama SKB Pusat RI yang dipalsukan dianggap rakyat Goblog / Tolol / Buta Hukum dan tahunya Quran dan Hadist, ini yang gawat, Karena menguasai Trik Mafia Rekayasa Penghancur Budaya ini bisa saja mempengaruhi Aparat Bali yang kurang mengerti mereka mengatas namakan Pemerintah Pusat untuk mengadu domba dengan dalih tidak diakui agamanya, Padahal Majapahit Bertujuan Menyatukan, dan Kadang diisyukan Menghindukan Orang, nanti di umat Hindu lain lagi isyunya. Demikian Pintar nya Pikiran Islam Perang Salib yang berhasil Menumpas Kristen di wilayah mereka sendiri Timur Tengah yang waktu itu sudah Canggih, dan kita yang Jujur dan Bodoh adalah Makanan Empuk bagi Wakil Dajjal / Lusiver yang mengatas namakan Allah yang memang Penciptanya juga jadi berhak atas nama Allah Menumpas Orang. Inilah suatu Keajaiban masih ada Pura 1000 tahun bisa Lestari terus menerus yang hanya di Bali, biarpun Kemoderenan, Kecanggihan Berpikir sudah melanda Bali, Hingga Cokorda Klungkung pun tidak bisa disalahkan dan harus di BENAR kan kalau berpikir tidak ada KAITAN antar Raja Airlangga dan Empu Bharadah karena Pribadi Airlangga Raja dan Prbadi Empu Bharadah Pendeta jadi Urusan Pribadi memang dan memang beda, Prabu Airlangga Mengurusi Negara, Empu Bharadah ngurusi Rangda / Rondo Girah dengan cerita calonarang nya, Juga Karena Empu Bharadah bahkan terkenal Membagi dua Kerajaan Kahuripan menjadi JENGGALA dan KADHIRI dan setelah itu tidak perlu di Pikir Kerajaannya tapi yang di pikir Bagawanta nya saja yang bisa jalan tanpa Raja. Bahkan Karena Keturunan Empu Bharadah yang terkenal tidak perlu juga memikirkan Majapahit Pernah Ada Menyatukan Nusantara, Bahkan Bung Karno yang Baru kemarin Mendirikan Republik ini dan Menggali Pancasila Majapahit untuk dasar Negara pun sudah di Lupakan, Apa kata Dunia ? kita bangsa Pikun, sekarang sudah Terkenal Terkorup, Budak, Teroris dll yang buruk, justru yang bisa di Banggakan adalah Budaya yang masih Lestari di Bali seperti Pura Durga Kutri Mahendradata Permaisuri Prabu Udayana dan Ibu dari Airlangga yang di Patungkan diGWK dimana Baru saja Pratima Airlangga Pura Majapahit di Upacarai Odalan 2-11-2009 dan Ibu nya 11-11-2009 Mengunjungi Pura nya yang berusia 1000 tahun. Jimbaran 13-11-2009 [team Sejarah Majapahit center Universitas mahendradata]
Di Candi Jalatunda Majakerta Ada tertulis Nama UDAYANA dan tahun 899 Saka atau 977 M, dan pada 911 saka atau 989 M Prabu Udayana menikah dengan Sri Gunapriya Dharmapatni Mahendradata yang nama kecilnya Dewi Ugrawati Putri Empu Sindok dari Kahuripan Daha yang menjadi Jenggala dan Kadhiri Pada Pemerintahan CUCU nya Airlangga Putra Mahendradata yang dinikahi Udayana, Prabu Udayana memerintah dan menjadi Raja Bali sampai 944 Saka atau 1022 M berarti Pura Durga Kutri ini bila dibuat Zaman Prabu udayana usianya kurang lebih 1000 tahun, Bukan main ! ,
Melihat Pohon di Pura Durga Kutri pun tak terbantahkan kalau Pura ini Usianya Sesuai nama yang disandang yaitu Dewi Mahendradata [nama Universitas Tertua di Nusatenggara], Kebetulan Pratima DURGA Keluarga Sri Wilatikta Brahmaraja V Raja DAHA-JENGGALA-KADHIRI Terakhir 1526 M yang kini Berstana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran, dan dibawa Sri Wilatikta Brahmaraja XI ke Pura Durga Kutri 11-11-2009 Sungguh suatu Peristiwa Langka dan bukan Kebetulan, Tentu ini Kehendak LELUHUR IBU MAHENDRADATA, Dari keterangan Cokorda Raja Kelungkung kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini, Sang Cokorda pun baru Pertama kalinya ke Pura Durga Kutri ini.
Raja klungkung ini bahkan berkata tidak ada Kaitannya dengan Pura Durga Kutri karena Sang Cokorda Keturunan EMPU BHARADAH dan sang Cokorda tidak sadar kalau Mahendradata adalah Anaknya Empu Sindok yang masih saudara dengan Empu Bharadah yang di lihat Cokorda hanya Prabu Udayana nya Raja Bali dan adat bali sekarang adalah Aliran Purusa kurang memperhatikan Predana Ibu / Perempuan buktinya anak Perempuan dikawin Orang sudra jelas hilang hak agung nya, juga Perempuan tidak terima warisan sampai Trah Ibu dilupakan tidak tahu dan justru Aliran Budha sebaliknya mengutamakan Ibu dan yang di Puja pun Ibu, Jadi Jelas disini bahwa MAJAPAHIT Mengagem Ageman Siwa - Budha / Purusa - Predana adalah PEMERSATU terbukti setelah Raja majaphit berkunjung ke Pura Kawitan Ibu Raja-Raja Jawa Bali yaitu Istana/stana/Pura Ibu Mahendradata Cokorda Raja Klungkung pun Hadir untuk yang pertamakalinya, Juga raja Majapahitpun Masa Kini untuk yang Pertama Kalinya dan Ibu Mahendradata mungkin Kangen dengan Keturunan nya dua sisi sebab Cokorda Biarpun Trah Empu Bharadah tapi adalah Trah Kakek Mahendradata yang juga Trah Empu dan ini tidak disadari Sang Cokorda Klungkung yang terpancang Udayana raja Bali dan Empu Bharadah dari Jawa Padahal Mahendradata pun Keponakan Empu Bharadah Jaman dahulu Raja dan Empu saling Kawin mengawin Raja yang ber aliran Siwa sering Kawin denga Putri Empu Bhagawanta Budha untuk Persatuan Satria dan Brahmana agar Negara Kuat Makmur Aman Sentosa ini kurang disadari Orang masa kini yang buta sejarah dan memang di bikin buta contoh Sri Wilatikta [Satria] Brahmaraja [Brahmana] dan Leluhur Kawitan Brahma Wisesa istrinya Putri China Dara Jingga beragama Budha dan disebut Ratu Mas / Dewi Kwan Im yang punya Pelinggih di Pura Besakih, sejak Jaman Kadhiri Rajanya Satria Pinandita berdarah Raja dan Empu suatu Kesatuan tanpa tandingan kalau yang benar dua darah ini mengalir karena Punya Trisula dan Cakra dan tidak bisa dikibuli Islam Perang salib yang juga punya Quran dan Hadist sebab Ilmu Kadewatan dan Budhaloka yang bisa Mokswa tidak ada di Arab, sebuah pertemuan Duniawi / Sekala Yang diatur Leluhur hanya pribadi kita kurang mengerti akibat minimnya pengetahuan Sejarah hingga Bung Karno berpesan Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah yang dikenal "JASMERAH" yang hanya diucapkan mudah tapi Praktek nya sulit karena ditutup Islam Perang Salib agar kita tetap bodoh dan benar "JASMERAH" dilupakan dan dianggap ANGIN LALU dan Buku Buku Bung Karno pun Dilarang dituduh Buku Komunis akhirnya Ironis bangsa ini,
Kalau Cerita Niskala Orang sekarang sudah sulit diajak Rembug, karena sejak 1965 sudah Terjajah Perpecahan, Orang Sakti pada dibunuh, Adu Domba, dibodohkan, Penutupan Sejarah, Eksisnya Pemerintahan yang mendoktrinasi Pikiran Islam Perang Salib, Akibatnya Buku Sejarah, Tulisan sejarah baik bahasa Jawa dan China dilarang contoh Buku Tan Khoen Swie Bahasa Jawa yang menceritakan Majapahit dan tulisan China yang juga banyak Menulis tentang Majapahit yang Budha Siwa,Juga Buku buku Bung Karno tentang Persatuan, Nasionalisme dan pokoknya berbau Budaya Lokal di BERANGUS pemerintah Pusat dengan alasan Komunis yang membahayakan, yang Imbas nya pun ke Bali, Pelajaran Sekolah pun dikendalikan Pusat yang Berkiblat Islam Perang salib, Dimana Islam Perang Salib digunakan untuk Menumpas Bangsa ini agar Buta Sejarah Sendiri dan hanya mengenal Sejarah Timur Tengah serta Pahlawan Islam nya yang berhasil Menumpas Kristen contoh Umar Bin Hatap, Imam Gozali, Abu Bakar dll cukup Populer di jawa malah Airlangga, Jayabaya, Raden Wijaya, gajah Mada dll tidak ada yang tahu, Inilah Kepandaian Islam Perang salib yang berhasil Mengusai Negri ini dan Orang Indonesia yang bukan Islam pun di Tumpas mirif Kristen yang Kafir, dengan bukti sampai Detik Ini Kristen mengalami Diskriminasi Universitas nya Hancur Mahasiswanya lagi Demo Jahit Mulut [12/11 di TV] kalau Aliran Kejawen /Kepercayaan cukup di Tumpas dengan Mudah dengan Dalih Melecehkan / Menyimpang Dari Islam Perang salib, di Mojokerto juga baru ada yang di SESAT kan [TV 9/11] demikianlah PENUMPASAN Kristen dan Aliran Lokal tetap berlangsung sampai hari ini.[13/11] Hingga sangat Mengejutkan Pengakuan Cokorda Raja Klungkung Tentang Pura Durga Kutri Yang disebutkan tidak ada kaitan dengan Sang Cokorda, Sampai Sambutan Raja majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang dikenal dengan Hyang Surya didepan yang hadir Bupati dan jajarannya, PHDI Pusat dan Daerah, Mahasiswa dan Masyarakat disebutkan Bahwa Pada Pemerintahan Parabu Airlangga Putra Mahendradata, Bahwa BAGAWANTA Prabu Airlangga adalah Empu Bharadah, Jadi Raja Waktu itu Adalah Prabu Airlangga dan Pendetanya Empu Bharadah, Sangat Ironis kalau Cokorda mengatakan tidak ada Kaitan antara Raja dan Pendeta nya, Bukankah ini Pengulangan Masa Lalu "Keturunan Airlangga Raja Majapahit ketemu Turunan Empu Bharadah yang jadi Raja Klungkung Bali" ? di Pura / Istana/ Stana Ibunda Airlangga yaitu Pura Durga Kutri Mahendradata,
Tapi tidak Nyambung inilah daya pikir Masa Kini yang kita maklumi bersama, jadi Masing Masing sudah mementingkan Trah atau Klan atau Kelompok nya. Yang sulit bersatu, Sedangkan Majapahit tetap berusaha mempersatukan, Brahmaraja melanjutkan ; Bahwa acara Memperingati Abhiseka Tri Bhuwana Tungga Dewi Ratu III majapahit pun akan dikaitkan tidak ada Hubungan dengan Mahendradata kalau semua mengikuti cara pola berpikir Cokorda Klungkung, maka segera Brahmaraja XI mengungkap Bahwa Tribhuwana Tungga Dewi Suaminya adalah Jayasabha Kerta Wardhana 1V atau Sri Wilatikta Brahmaraja II Keturunan Prabu Airlangga juga agar Orang mengerti tidak Mengkotakkan diri antara Kadhiri dan Majapahit, Dimana kalau Islam Agama Terakhir Berhasil Menumpas Agama Lama Kristen Pendahulunya, Majapahait pun Kerajaan Terakhir yang Bisa Menyatukan Nusantara dengan Leluhur dan sayang berhasil di Tumpas Aliran Islam yang pengalaman Numpas Kristen yang sukses, dan Keturunan Majapahit sekarang ini pun yang sudah Campuran dari Semua Leluhur agar tidak mengkotakkan diri, Yang ganpang di Tumpas Islam Perang salib, yang selalu mengincar dan menghancurkan Budaya di Luar bali seperti Menutup Pura Majapahit, Menumpas Kejawen yang tidak melaksanakan Adat Arab Perang Salib, dan Bali pun sudah dipenuhi dan kadang didoktinasi secara Ilmiah oleh sisa sisa Pemikiran Pemerintahan Islam Perang Salib, yang sukses sejak 1965 dengan Menumpas selain Islam, Dan Patut disadari bahwa Pura Majapahit yang demikian kuat didukung Para Keturunannya Baik Ahli Hukum, Pejabat Militer, Sipil, pun bisa di Tutup oleh Kebrilianan Islam Perang Salib Tingkat Desa Menggunakan SKB Palsu Pusat untuk Melegalkan Hukum dan Penghancuran ini yang sangat Licik dan sepintar Dajjal / Lusiver dan Pura Majaphit terpaksa mengalah karena menghadapi Orang ber Pura Pura tidak mengerti Hukum taunya hukum RIMBA berkedok Hukum Quran dan Hadist dianggap Orang lain buta Hukum, dan ini pun bisa diisyukan ke Bali kalau ditutup Pemerintah RI padahal akal akalan Mafia penghancur Bangsa di tingkat Desa saja, Karena Pemerintah Pusat menganggap kecil tidak ngurusi Pura Majapahit dan Pancasila yang kecil dan dianggap tidak ada sampai DPR saja lupa Lagu Indonesia Raya dan sekarang sibuk menghadapi Rekayasa KPK, tapi karena Atas Nama Islamya bisa di Nasionalkan dengan Licik cara Lama contoh Peristiwa Lokal Madiun, Desa Kepung Kediri [soal PKI] dll Di Nasionalkan, di besar besarkan hanya untuk Menumpas Orang yang tidak disenangi karena Bangsa masih bodoh dan buta hukum, Padahal ada Ambon, Poso ini kan tidak Menasional kalau Pemerintah mau Jujur dan menangkal. Jadi Selingan Penjelasan ini untuk memeberi Contoh agar Budaya tidak di Tumpas oleh Islam Perang Salib. Islam ini mengincar Kelemahan Selain Islam dan menggunakan Pemerintah Kecil di Daerah yang dikuasai ikut Menghanacurkan dengan bujukan se Agama dan se Iman, dan atas nama SKB Pusat RI yang dipalsukan dianggap rakyat Goblog / Tolol / Buta Hukum dan tahunya Quran dan Hadist, ini yang gawat, Karena menguasai Trik Mafia Rekayasa Penghancur Budaya ini bisa saja mempengaruhi Aparat Bali yang kurang mengerti mereka mengatas namakan Pemerintah Pusat untuk mengadu domba dengan dalih tidak diakui agamanya, Padahal Majapahit Bertujuan Menyatukan, dan Kadang diisyukan Menghindukan Orang, nanti di umat Hindu lain lagi isyunya. Demikian Pintar nya Pikiran Islam Perang Salib yang berhasil Menumpas Kristen di wilayah mereka sendiri Timur Tengah yang waktu itu sudah Canggih, dan kita yang Jujur dan Bodoh adalah Makanan Empuk bagi Wakil Dajjal / Lusiver yang mengatas namakan Allah yang memang Penciptanya juga jadi berhak atas nama Allah Menumpas Orang. Inilah suatu Keajaiban masih ada Pura 1000 tahun bisa Lestari terus menerus yang hanya di Bali, biarpun Kemoderenan, Kecanggihan Berpikir sudah melanda Bali, Hingga Cokorda Klungkung pun tidak bisa disalahkan dan harus di BENAR kan kalau berpikir tidak ada KAITAN antar Raja Airlangga dan Empu Bharadah karena Pribadi Airlangga Raja dan Prbadi Empu Bharadah Pendeta jadi Urusan Pribadi memang dan memang beda, Prabu Airlangga Mengurusi Negara, Empu Bharadah ngurusi Rangda / Rondo Girah dengan cerita calonarang nya, Juga Karena Empu Bharadah bahkan terkenal Membagi dua Kerajaan Kahuripan menjadi JENGGALA dan KADHIRI dan setelah itu tidak perlu di Pikir Kerajaannya tapi yang di pikir Bagawanta nya saja yang bisa jalan tanpa Raja. Bahkan Karena Keturunan Empu Bharadah yang terkenal tidak perlu juga memikirkan Majapahit Pernah Ada Menyatukan Nusantara, Bahkan Bung Karno yang Baru kemarin Mendirikan Republik ini dan Menggali Pancasila Majapahit untuk dasar Negara pun sudah di Lupakan, Apa kata Dunia ? kita bangsa Pikun, sekarang sudah Terkenal Terkorup, Budak, Teroris dll yang buruk, justru yang bisa di Banggakan adalah Budaya yang masih Lestari di Bali seperti Pura Durga Kutri Mahendradata Permaisuri Prabu Udayana dan Ibu dari Airlangga yang di Patungkan diGWK dimana Baru saja Pratima Airlangga Pura Majapahit di Upacarai Odalan 2-11-2009 dan Ibu nya 11-11-2009 Mengunjungi Pura nya yang berusia 1000 tahun. Jimbaran 13-11-2009 [team Sejarah Majapahit center Universitas mahendradata]