11-11-2009 Hari bersejarah, Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI disaksikan Ribuan pasang mata Berjalan menapak tangga Gedong Suci Pura Durga Kutri Mahendradata yang berusia 1000 tahun,
Kemudian Turun kembali tangannya Membawa Tongkat terbuat dari Mas , Sukmawati Soekarno sudah Menunggu di Bawah Gedong Suci menghadap Meja Panjang dimana terdapat 2 Tempayan / Gentong / Payuk dikanan Sukmawati berisi Air Bunga Setaman sedang yang sebelah kiri kosong,
Brahmaraja XI yang mengenakan Baju Merah Brahma menghadap ke Gedong Suci membelakangi Pengunjung Menyerahkan Tongkat Komando Bung Karno Yang bernama Tri Bhuwana Tungga Dewi Kepada Sukma / Roh Bung karno, Putri Bung Karno ini menerima Tongkat Komando tersebut,
Selanjutnya dihunus dan di Arahkan ke Udara Kemudian diserahkan kembali Kepada Brahmaraja Wilatikta XI dan Oleh Raja Abhiseka majapahit ini Tongkat di pegang Ujung nya menghadap keatas diatas Tempayan / Gentong / Payuk untuk menadah air Siraman, dan Sukma Bung Karno menyirami Tongkat Berupa Tombak segi empat Luk XI itu 11 X,
Disaksikan Raja Negara Bali Gusti Arya Wedakarna yang juga membantu memegang Tongkat beberapa saat, Cokorda Raja Klungkung, Bupati Gianyar dan jajarannya, PHDI pusat dan Daerah, Para Pemangku Adat, dan Para Pengunjung dan Undangan,
Saat Menyiram terjadilah Keanehan Banyak Orang Kerauhan bahkan Gajah Mada dan Bung Karno Hadir juga Para Mahasiswi Menari secara Trans / Kerauhan, Hujan Gerimis padahal Langit Cerah tak Berawan Sinar Matahari bersinar Terang Berwarna Kuning Keemasan [VCD nya ada]
Biarpun ramai Kerauhan Penyiraman di Teruskan hingga tuntas 11 X, Diteruskan Tokoh Tokoh Agama Hindhu dan Budha diberi kesempatan menyiram masing masing 3 X, Kemudian Penyiraman di Tutup Raja Majapahit Sri Wilatikta atau yang lebih akrab dipanggil Hyang Suryo juga 3 X Siraman. yang dipegang oleh Raja Negara Bali DR Wedakarna, Diteruskan Tombak Tongkat disarungkan kembali dan Diserahkan kembali kepada Sukma / Roh Bung Karno untuk di Kirap dan Raja Majapahit yang di Kadhiri dijuluki Hyang Batara Agung Suryo Wilatikta ini naik Kembali ke Gedong Suci mengambil Keris Tri Sadaka dan turun kembali mendampingi Sukmawati dan Mengirap Pusaka Mengelilingi Pelinggih Durga Mahendradata sebanyak 11 X didahului Para Pemangku Adat dengan membawa Anglo Dupa Menyala, ada yang membunyikan Bajra, dibelakang Hyang surya dan Sukma mengiringi Para Pemuka Agama Siwa dan Budha sambil membacakan mantra Mantra dan membunyikan Bajra Siwa dan Genta Budha, Keliling 5,5 X kekiri dan 5,5 kali kekanan di Mulai dari Pintu depan Pelinggih,
Diteruskan Kembali Tongkat Komando dihunus dan dipukulkan 11 X ke Kepala Kanan Naga Penjaga Pelinggih Demikian juga Brahmaraja XI ikut menghunus Keris Tri Sadaka juga memukulkan 11 X ke Kepala Naga sebelah Kiri, Diteruskan Ke Dua Pusaka dikembalikan ke Gedong Suci, Jumlah Keliling 11 X , Memukul Kepala Naga 11 X Entah siapa yang merancang 11 X Raja Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI pun tidak mengetahui karena Beliau Tamu yang di Undang dan hanya mendengar Komando Pemangku Adat yang Kerauhan / Trans, ini Aneh Peristiwa tanggal 11 bulan 11 Keliling 11 X Penyiraman 11 X ada apa ini ? Semua serba 11 diringkas 2 tahun 2009 juga diringkas 11 = 2 Kalau dalam ilmu Sangkan Paraning Dumadi 11 adalah Lobang Tubuh pada Wanita yang harus ditutup kalau Meditasi ini untuk Sumawati Sedang tahun 09 adalah Lobang Tubuh untuk Brahmaraja bila Meditasi atau lebih dikenal "Nutup Nawa Sanga" atau Dewata Nawa sanga dan 2 adalah "Siwa -Budha", Laki Perempuan, Siang Malam, Baik Buruk dll Memang aneh Angka angka ini
Silahkan para Pakar Angka memecahkannya. Peristiwa langka ini Di Selengarakan Oleh Universitas mahendradata bekerjasama dengan Forum Kebangkitan Siwa Budha, Puri Surya majapahit, The Soekarno Center, The majapahit Center, Forum Studi Majapahit, Forum Intelektual Muda Hindhu Dharma, Putra Putri Kampus, Truna Truni Bali, World Hindu Youth Organization, desa Pekraman Blahbatuh, Puri Klungkung, Gianyar dll Simpatisan, Pendukung, Pencinta, Keluarga besar, Kerabat , dan Para Keturunan Kerajaan Majapahit, Acara ini Berkenaan dengan Peringatan Abhiseka Ratu Majapahit III Tri Bhuwana Tungga Dewi yang jatuh 11-11-2009
Demikianlah Semoga Nusantara mendapat Kerahayuan dan Kerahajengan dengan adanya Upacara yang untuk Pertama kalinya diadakan sejak 500 tahun Keruntuhan Pura Majapahit Trowulan akibat Serangan Kabupaten demak dan Prabu brawijaya menghilang lalu Akibat kefakuman Pemerintahan Majapahit Maka Sri Wilatikta Brahmaraja V Bhatara Daha Jenggala Kadhiri [TRILOKAPURA] naik Tahta menjadi Bhatara Wilatikta Pura 1478 dan Ibu Kota majapahit pindah ke Kadhri, dikarenakan Wilatikta Pura Trowulan Hancur Candi Candi Leluhur nya dianggap Berhala dan dikuasai Pasukan Islam Demak dijadikan Masjit untuk Zikiran, Samrohan dan Do'a Islam, Kemudian Sri Wilatikta Brahmaraja V 1486 Berhasil merebut kembali Wilatikta Pura Trowulan biarpun sudah Hancur dari Tangan Islam dan berhasil menewaskan Nyo Lai Hwa ipar Raden Patah Bupati Trowulan Bawahan Kasultanan Demak Raden Patah Abdulhamid Khak Panatagama [Islam] dan Trowulan dipegang Kepala Desa / Anglurah Tan Kiem Han [Leluhurnya Gus Dur] yang agak Netral ,-Bali 14-11-2009 { team The Soekarno Center, The Majapahit Center Universitas Mahendradata}
Ada Tambahan Sewaktu Bung Karno Menghadiri Sidang Umum PBB, Karena masuk Ruang Sidang tidak diperbolehkan membawa Senjata, Maka Bung Karno menyerahkan Tongkat Komando nya pada Penjaga Meja Penerima Tamu dan Oleh Penjaga di Taruh diatas meja tempat Barang Undangan, Waktu Bung Karno Pidato Tongkat Komando sudah berada di Tangannya, ini membuat Heboh Para Intel PBB. dan Bung Karno kemanapun pergi Selalu membawa Tongkat Komando, di Bandara Tuban Bali [Sekarang ngurah Rai] sebelum meninggalkan Bandara di Ruangan VIP Bung Karno Menghunus Tongkat Komandonya tak beberapa lama Hujan Turun dan Bung Karno Naik Mobil terbuka sambil melambai lambaikan tangan membalas Lambaian Tangan Para Penyambut nya dan Jalan tidak Berdebu karena habis Hujan dan Pengawal Motor didepannya pun tidak mengeluarkan Debu karena jalan basah Dahulu Bila Bung Karno Mau Lewat Anak Anak Sekolah membawa Bendera kecil Merah Putih berjajar di pinggir jalan Bila Melihat Bung Karno lewat pakai mobil terbuka maka Bendera di Lambaikan, sebelum Bung Karno Lewat selalu turun Hujan, Pernah kok tidak ada Hujan,ternyata Bung Karno urung lewat Beliau naik Helikopter tidak jadi jalan darat, Jadi mungkin Tongkat nya tidak di hunus sebab naik Helikopter kalau hujan bisa gawat, Juga di Pura Durga Mahendradata ketika Tongkat dihunus Hujan Turun padahal Cerah langit tidak berawan. Aneh tapi Nyata.,-
Kemudian Turun kembali tangannya Membawa Tongkat terbuat dari Mas , Sukmawati Soekarno sudah Menunggu di Bawah Gedong Suci menghadap Meja Panjang dimana terdapat 2 Tempayan / Gentong / Payuk dikanan Sukmawati berisi Air Bunga Setaman sedang yang sebelah kiri kosong,
Brahmaraja XI yang mengenakan Baju Merah Brahma menghadap ke Gedong Suci membelakangi Pengunjung Menyerahkan Tongkat Komando Bung Karno Yang bernama Tri Bhuwana Tungga Dewi Kepada Sukma / Roh Bung karno, Putri Bung Karno ini menerima Tongkat Komando tersebut,
Selanjutnya dihunus dan di Arahkan ke Udara Kemudian diserahkan kembali Kepada Brahmaraja Wilatikta XI dan Oleh Raja Abhiseka majapahit ini Tongkat di pegang Ujung nya menghadap keatas diatas Tempayan / Gentong / Payuk untuk menadah air Siraman, dan Sukma Bung Karno menyirami Tongkat Berupa Tombak segi empat Luk XI itu 11 X,
Disaksikan Raja Negara Bali Gusti Arya Wedakarna yang juga membantu memegang Tongkat beberapa saat, Cokorda Raja Klungkung, Bupati Gianyar dan jajarannya, PHDI pusat dan Daerah, Para Pemangku Adat, dan Para Pengunjung dan Undangan,
Saat Menyiram terjadilah Keanehan Banyak Orang Kerauhan bahkan Gajah Mada dan Bung Karno Hadir juga Para Mahasiswi Menari secara Trans / Kerauhan, Hujan Gerimis padahal Langit Cerah tak Berawan Sinar Matahari bersinar Terang Berwarna Kuning Keemasan [VCD nya ada]
Biarpun ramai Kerauhan Penyiraman di Teruskan hingga tuntas 11 X, Diteruskan Tokoh Tokoh Agama Hindhu dan Budha diberi kesempatan menyiram masing masing 3 X, Kemudian Penyiraman di Tutup Raja Majapahit Sri Wilatikta atau yang lebih akrab dipanggil Hyang Suryo juga 3 X Siraman. yang dipegang oleh Raja Negara Bali DR Wedakarna, Diteruskan Tombak Tongkat disarungkan kembali dan Diserahkan kembali kepada Sukma / Roh Bung Karno untuk di Kirap dan Raja Majapahit yang di Kadhiri dijuluki Hyang Batara Agung Suryo Wilatikta ini naik Kembali ke Gedong Suci mengambil Keris Tri Sadaka dan turun kembali mendampingi Sukmawati dan Mengirap Pusaka Mengelilingi Pelinggih Durga Mahendradata sebanyak 11 X didahului Para Pemangku Adat dengan membawa Anglo Dupa Menyala, ada yang membunyikan Bajra, dibelakang Hyang surya dan Sukma mengiringi Para Pemuka Agama Siwa dan Budha sambil membacakan mantra Mantra dan membunyikan Bajra Siwa dan Genta Budha, Keliling 5,5 X kekiri dan 5,5 kali kekanan di Mulai dari Pintu depan Pelinggih,
Diteruskan Kembali Tongkat Komando dihunus dan dipukulkan 11 X ke Kepala Kanan Naga Penjaga Pelinggih Demikian juga Brahmaraja XI ikut menghunus Keris Tri Sadaka juga memukulkan 11 X ke Kepala Naga sebelah Kiri, Diteruskan Ke Dua Pusaka dikembalikan ke Gedong Suci, Jumlah Keliling 11 X , Memukul Kepala Naga 11 X Entah siapa yang merancang 11 X Raja Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI pun tidak mengetahui karena Beliau Tamu yang di Undang dan hanya mendengar Komando Pemangku Adat yang Kerauhan / Trans, ini Aneh Peristiwa tanggal 11 bulan 11 Keliling 11 X Penyiraman 11 X ada apa ini ? Semua serba 11 diringkas 2 tahun 2009 juga diringkas 11 = 2 Kalau dalam ilmu Sangkan Paraning Dumadi 11 adalah Lobang Tubuh pada Wanita yang harus ditutup kalau Meditasi ini untuk Sumawati Sedang tahun 09 adalah Lobang Tubuh untuk Brahmaraja bila Meditasi atau lebih dikenal "Nutup Nawa Sanga" atau Dewata Nawa sanga dan 2 adalah "Siwa -Budha", Laki Perempuan, Siang Malam, Baik Buruk dll Memang aneh Angka angka ini
Silahkan para Pakar Angka memecahkannya. Peristiwa langka ini Di Selengarakan Oleh Universitas mahendradata bekerjasama dengan Forum Kebangkitan Siwa Budha, Puri Surya majapahit, The Soekarno Center, The majapahit Center, Forum Studi Majapahit, Forum Intelektual Muda Hindhu Dharma, Putra Putri Kampus, Truna Truni Bali, World Hindu Youth Organization, desa Pekraman Blahbatuh, Puri Klungkung, Gianyar dll Simpatisan, Pendukung, Pencinta, Keluarga besar, Kerabat , dan Para Keturunan Kerajaan Majapahit, Acara ini Berkenaan dengan Peringatan Abhiseka Ratu Majapahit III Tri Bhuwana Tungga Dewi yang jatuh 11-11-2009
Demikianlah Semoga Nusantara mendapat Kerahayuan dan Kerahajengan dengan adanya Upacara yang untuk Pertama kalinya diadakan sejak 500 tahun Keruntuhan Pura Majapahit Trowulan akibat Serangan Kabupaten demak dan Prabu brawijaya menghilang lalu Akibat kefakuman Pemerintahan Majapahit Maka Sri Wilatikta Brahmaraja V Bhatara Daha Jenggala Kadhiri [TRILOKAPURA] naik Tahta menjadi Bhatara Wilatikta Pura 1478 dan Ibu Kota majapahit pindah ke Kadhri, dikarenakan Wilatikta Pura Trowulan Hancur Candi Candi Leluhur nya dianggap Berhala dan dikuasai Pasukan Islam Demak dijadikan Masjit untuk Zikiran, Samrohan dan Do'a Islam, Kemudian Sri Wilatikta Brahmaraja V 1486 Berhasil merebut kembali Wilatikta Pura Trowulan biarpun sudah Hancur dari Tangan Islam dan berhasil menewaskan Nyo Lai Hwa ipar Raden Patah Bupati Trowulan Bawahan Kasultanan Demak Raden Patah Abdulhamid Khak Panatagama [Islam] dan Trowulan dipegang Kepala Desa / Anglurah Tan Kiem Han [Leluhurnya Gus Dur] yang agak Netral ,-Bali 14-11-2009 { team The Soekarno Center, The Majapahit Center Universitas Mahendradata}
Ada Tambahan Sewaktu Bung Karno Menghadiri Sidang Umum PBB, Karena masuk Ruang Sidang tidak diperbolehkan membawa Senjata, Maka Bung Karno menyerahkan Tongkat Komando nya pada Penjaga Meja Penerima Tamu dan Oleh Penjaga di Taruh diatas meja tempat Barang Undangan, Waktu Bung Karno Pidato Tongkat Komando sudah berada di Tangannya, ini membuat Heboh Para Intel PBB. dan Bung Karno kemanapun pergi Selalu membawa Tongkat Komando, di Bandara Tuban Bali [Sekarang ngurah Rai] sebelum meninggalkan Bandara di Ruangan VIP Bung Karno Menghunus Tongkat Komandonya tak beberapa lama Hujan Turun dan Bung Karno Naik Mobil terbuka sambil melambai lambaikan tangan membalas Lambaian Tangan Para Penyambut nya dan Jalan tidak Berdebu karena habis Hujan dan Pengawal Motor didepannya pun tidak mengeluarkan Debu karena jalan basah Dahulu Bila Bung Karno Mau Lewat Anak Anak Sekolah membawa Bendera kecil Merah Putih berjajar di pinggir jalan Bila Melihat Bung Karno lewat pakai mobil terbuka maka Bendera di Lambaikan, sebelum Bung Karno Lewat selalu turun Hujan, Pernah kok tidak ada Hujan,ternyata Bung Karno urung lewat Beliau naik Helikopter tidak jadi jalan darat, Jadi mungkin Tongkat nya tidak di hunus sebab naik Helikopter kalau hujan bisa gawat, Juga di Pura Durga Mahendradata ketika Tongkat dihunus Hujan Turun padahal Cerah langit tidak berawan. Aneh tapi Nyata.,-