English Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese French German Dutch

Selasa, Oktober 19, 2010

BALI MIRIP CHINA TEMPAT LELUHUR-NYA

i-om
Metro TV dalam Ekonomi Calenger pagi ini 19/10 membahas Kemajuan China.

Dimana Panen hanya 1x setahun tapi bisa menghidupi 1,3 milyard penduduknya, Sebab China Utara mengalami 4 musim yaitu Musim Panas, Musim Gugur, Musim Dingin kemudian Musim Semi.

Juga kemajuan pembangunan Infrastruktur di China yang demikian pesatnya, Hingga ada kerjasama nyata dengan Indonesia mengenai akan dibangunnya jembatan Selat Sunda, juga dalam kejasama bidang Pertambangan Dll, Gambar samping Brahmaraja XI bersama Kaisar di Tembok Besar China yang panjangnya puluhan ribu kilometer.

Juga Pakar Perumahan beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa Bali sangat mirip dengan China.

Contoh di Pura Besakih ada Meru Tumpang 3 Ratu Mas Magelung atau Dewi Kwan Im, Ternyata sangat mirip dengan China, Yaitu meru Tumpang 3 Langit / Surga [Ingat Surga berada dibawah Telapak Kaki Ibu] di Bejing, yang mana Fosil Pithekan Tropos Erectus hanya ada di Beijing China dan Solo Trinil Jwa Timur, China dikenal Pemuja leluhur / Pik Kong, Bali juga Pemuja leluhur, dimana Zaman Majapahit yang di China dikenal Mancupaik adalah terjadi Perkawinan Brahmaraja dan Yulan Putri Raja Miaoli dari China.

Juga Raja bali Sri Jayapangus punya Istri dari China yaitu Kang Cing Hwi yang membawa Anjing Cow Cow atau Kintamani Raja Cow Cow di China yang hidup 2500 tahun yang lalu terkenal penggemar Anjing hingga nama Raja ini dijadikan nama Anjingnya. [Gambar samping Meru Tumpang XI Brahmaraja dan Meru Tumpang III Ratu Mas di Besakih Bali]

Dimana bila Beliau Makan Anjingnya disuruh duluan bila Sang Anjing makan Beliau ikut makan, bila Sang Anjing tidak mau makan makanan yang disajikan Sang Raja pun tidak mau makan karena dianggap makanan itu beracun karena Anjing nya tidak mau memakannya, di Majapahit dan Bali Uang China Kuna / Kepeng masih dipergunakan Upacara sampai detik ini.

Brahmaraja XI dan Meru Leluhur-Nya Tumpang III di China
Meru Tumpang 3 Pemujaan Leluhur di China Gambar atas ini ini adalah dibangun dengan Kayu Jati bersamaan pada Zaman majapahit, Dimana bila Kaisar China berdoa diiringi 10.080 Pengiringnya jumlah ini masih diperlukan Penjelasan Ahlinya, Dalam hal ini jumlahnya 9. angka keberuntungan yang sebagian orang di Negara Indonesia mengatakan Tahayul.

Juga Pelinggih Leluhur sangat mirip dengan yang ada di majapahit yang kini kebanyakan hancur, dan hanya Bali yang bisa jadi Acuan tentang peninggalan Majapahit yang masih tetap di Upacarai hingga detik ini hingga Bali terkenal diseluruh Dunia akan Budayanya, dimana tanggal 3 November bertepatan hari Buda Kliwon Gumbrek Enyitan Pura Ibu Majapahit Jimbaran akan Odalan dimana Pura Majapahit Garuda Wisnu Kencana [GWK] juga akan Odalan pada Purnama ke-5 tanggal 22 Oktober ini Gambar samping dan hari ini semua persiapan telah dimulai dengan Mendak Pratima Prabu Airlangga Manivestasi Dewa Wisnu [GWK] Leluhur Kawitan Jawa-Bali 21/10 sore hari dari Musium Pura Ibu Majapahit Jimbaran untuk dilinggihkan di Pura GWK Ungasan. Rombongan dari Surabaya sudah datang dipimpin Ir. Winarto, dan Ibu Yeni, Pik Siu dll sudah memasak didapur untuk makan bersama Umat yang Sibuk membantu membuat Sesaji dan menata Odalan, Menyusul besok Rombongan Mbah Tejo juga akan datang dari Jawa.

Pura Majapahit Ibu Jimbaran Gambar samping juga baru saja merayakan Hari Siwa Ratri dimana Pratima Siwa Parwati Tangan Seribu dikeluarkan Pratima ini berusia 1500 tahun dan Nyejer sampai hari ini hingga Odalan nanti, bahkan Tamu dari India dibawah pimpinan DR Ramesh Sharty dan K.J. Kumar [ Honorary Consulate of Indonesia to India] mengadakan Agni Horta sesuai Agama Hindu dan kitab Weda dimana Agni Horta adalah Upacara keharusan dan Pura Ibu majapahit Siwa-Budha sudah membuktikan  Pancasila nya dimana India pun ikut Menghormati dan mau Upacara di Pura Ibu Majapahit yang pencipta Pancasila untuk Kerukunan Dunia biarpun Brahmaraja XI sedang berada di China Upacara tetap Jalan seperti halnya Pura Rambut Siwi Dahyang Nirata sudah Mokswa 500 tahun yang lalu Pura tetap Upacara demikian Pura Ibu Majapahit tanpa Brahmaraja XI pun tetap Upacara inilah yang benar Upacara bukan mengkultuskan Brahmaraja tapi keharusan dan ini banyak tidak dimengerti sebagian Orang yang datang ke Pura Ibu hanya mencari Brahmaraja XI dan kalau tidak bertemu lalu Marah tidak menghormati Para Pengurus Pura Ibu padahal Orang sudah mengajukan Surat untuk Upacara jauh hari sebelumnya dan tidak bertemu Brahmaraja XI tetap jalan itu Upacara dan Brahmaraja XI merestui lewat HP mengijinkan Pratima di keluarkan untuk Upacara hal ini juga berlaku di Pura Trowulan, Jenggala dll yang jalan terus tanpa kehadiran Brahmaraja XI jadi Orang yang hanya ingin bertemu Brahmaraja XI ini hanya merusak tatanan Kepengurusan Pura apalagi marah bila tidak bisa bertemu Beliau, dan 1 milyard umat Hindu di Dunia ikut merayakan Siwa Ratri, dimana di China juga ada Upacara serupa yaitu Para Biksu Budha jalan diatas Api unggun dihalaman Meru Tumpang 3 disaksikan Kaisar China, Bedanya hanya Sebutan bila di Bali disebut Siwa Parwati Tangan Seribu di China Dewi Kwan Im Tangan Seribu atau Jien So Jien Yen Kwan Ying Pusa.

Persamaan Budaya ini sangat jelas dimana Uang Kepeng China Gambar samping masih digunakan Upacara hingga kini dan belum ada penggantinya, ada Ring tapi masih bercirikan China yaitu ada Lobang Segi Empat nya ciri khas Uang China Kuna, Juga Bangunan di Bali bercirikan China yang ujungnya melengkung, Upacara Upacara untuk leluhur di Klenteng juga sangat mirip dimana Indonesia juga kaya Klenteng leluhur dimana pada 4 Oktober 2010 Brahmaraja XI di Undang di Kowlon Restoran Surabaya guna melantik Ketua Klenteng se Jawa Timur Go Sik Kwan yang terpilih secara mutlak pada Musyawarah Daerah Jawa Timur di Hotel Istana Jenggala / Tulung Agung 7 Oktober yang lalu Pemujaan Leluhur / Pik Kong adalah Budaya bukan Agama karena Manusia berasal dari Lingga [Kemaluan Pria] dan Yoni [Kemaluan Wanita] atau Leluhur sesuai Ahli Lingga Yoni Prof. Drs Subagiasta dari Parisada Hindu Darma Indonesia [PHDI] yang selalu Darma Wacana di TVRI, Beliau hadir pada Peresmian Pura Ibu Majapahit dan memberikan Dharma Wacana tentang Lingga Yoni atau leluhur asal muasal kita semua yang patut di Hormati oleh apapun Agama nya, Mengingat manusia itu ada berkat adanya leluhur.

Dimana WALUBI Budha DR. Philips dalam sambutannya Pelantikan Ketua Klenteng leluhur se Jawa Timur mengatakan bahwa janganlah kita dukung mendukung salah satu Agama tapi Toleransi yang diperlukan, Juga Dr Gatot ketua Majelis Konghucu Indonesia [MATAKIN] merangkap Ketua Klenteng Krian menjelaskan Kerukunan Klenteng sudah teruji dimana setiap Klenteng itu yang di Puja berlainan Leluhur nya tapi sangat Guyub bila ada Upacara Sejit / Ulang Tahun leluhur semua bisa rukun berkumpul dan Kirap bersama. Juga disinggung berkat Jasa Gus Dur Budaya China yang juga leluhur kita bisa bebas dilaksanakan kembali 1999 setelah di Berangus sejak 1967 seiring kejatuhan Bung Karno yang Pancasilais, Gambar atas Brahmaraja XI di Klenteng China. Gambar bawah sebuah Pelinggih di China yang dibali disebut Padmasari [Kiri] dan Meru Tumpang III yang sama dengan di Pura Besakih [Kanan]


Go Sik Kwan malah mengatakan Pemilihan Jabatan Ketua hanya bisa 2 X saja seperti Pemerintahan, yang dibantah Brahmaraja XI bahwa Jabatan Ketua Klenteng tidak sama dengan jabatan Presiden yang hanya 2 X, masak Tokoh Sepiritual hanya 2 X menjabat ? Tokoh Sepiritual itu ya Seumur Hidup ambil Contoh Biksu yang Gundul dan Vegetarian seumur hidup masak harus dibatasi Periode kemudian berhenti jadi Biksu, ini Umatnya kan Runyam ?

Yang Penting bisa menyatukan umat, Contoh lagi Biokong di Klenteng itu selamanya, tidak ada Biokong Pansiun dan berhenti Sepiritualnya Pengabdian / Ngayah  pada Leluhur, dalam kesempatan ini juga dilantik Para Pengurus Klenteng Generasi Muda agar tambah Segar Kiprah per Klentengan di Jawa Timur yang juga Barometer Pusat Kerajaan Majapahit, Dalam acara ini juga ditampilkan Tarian dari China dan Demontrasi Kungfu Siao Lim Si..

Demikianlah sebuah Studi Banding Tentang Kesamaan Budaya antara Majapahit yang kini hanya Lestari di Bali dengan China, Budaya Penghormatan kepada leluhur yang banyak ditertawakan di Negeri ini, karena yang benar adalah memuja Allah yang satu tapi masjit juga banyak, Bali disebut Pulau Seribu Pura leluhur dan China juga Negara Seribu Klenteng leluhur, Bentuk Pelinggih bisa disaksikan sangat mirip hanya beda tatanan Seninya, tapi Strukturnya sama, Bali punya Gedong Pratima, China punya Klenteng Kimsin / Pratima juga ada Pelinggihnya atau Candi, Bali Punya Meru China punya Pagoda juga mirip Tumpang nya, Inilah sebuah kesamaan Budaya yang bisa merukunkan sesuai tema Brahmaraja diundang ke Bali "Budaya Pemersatu bangsa" kalau sudah ke Agama yang hanya Indonesia mengakui 5 saja, wah, Runyam kita bisa bentrok saling membenarkan diri dan meng Kafirkan orang itu Pendeta Kriten HKBP di Tusuk Pisau Sembahyang ditanahnya dilarang, marilah kita bersatu dalam Budaya leluhur yang kini Indonesia sudah punya Mentri Kebudayaan biarpun hanya Tarian, Restoran, Perhotelan yang diutamakan tapi somoga Perbandingan ini bisa menyatukan dimana banyak Touris dari China yang juga mampir berdo'a di Pura Ibu karena satu leluhur, juga India bahkan Rusia pun berkunjung juga disamping Duta Wisata Nusantara apapun Agamanya juga sudah mau berkunjung. Pancasila yang masih Dasar Negara dan digantung di Kantor Sipil dan Militer adalah Pemersatu marilah kita cam'kan. biarpun Pancasila bukan Agama katanya tapi Punya Kitab yaitu Sutasoma Punya Mpu Reshi Tantular yang juga bisa dikatakan Nabi seperti Agama Hindu Nabinya Para Reshi Kitabnya Weda. Baru merayakan Kesaktian Pancasila, yang Sakti itu kita bila mau rukun kan Sakti itu Pancasila. Orang sekarang sangat Pandai dan Ilmiah kan ??


[Team Reporter Independent]







Ungkap Kenyataan © 2010 Brahmaraja XI | Majapahit Kingdom